Yo yo yo...sangat dan mohon sorry sekali para readers. Karena saya telat satu hari untuk apdet...tapi malah ketiduran HADEHHH. Awalnya cuma tidur-tiduran ehhh malah kebablasan, jadi ya seperti itulah. Okey! Untuk part ini saya buat agak sedikit panjang (atau malah sama aja?) tapi yang penting readers sekalian ator harap cukup puas dengan part yang mampu membuat 3 tetes keringat saya jatuh :v....Langsung saja Happy Reading!!!
Previous
Shikadai mulai mendekati Boruto dan mengulurkan tangannya. Pemuda kuning itu hanya terdiam sebentar dan menangkap uluran tersebut, sambil tersenyum. Shikadai pun begitu.
"Sepertinya kita harus mengeringkan diri dulu."
"Yah, kau benar."
.
.
.
"Huff...bajuku cukup basah ternyata."
"Bukan cukup lagi, kau ini sudah basah kuyup bodoh."
"Cih, tidak usah pakai bodoh juga bisa kan?"
Dua orang pemuda sedang mengeringkan diri mereka menggunakan handuk yang tersedia. Jika dilihat dari tempatnya, mereka sedang berada di UKS, dan petugas UKS sepertinya tidak bertugas hari ini. Boruto dan Shikadai sedang mengelap setiap bagian tubuh mereka masing-masing, dan beruntung bagi mereka karena UKS ini menyediakan baju cadangan sekolah jadi mereka bisa menggunakan baju kering karena habis terguyur air hujan. Setelah sekitar 20 menit mereka berada disana, Boruto terlihat murung. Shikadai hanya memandang malas kearah pemuda kuning.
"Kenapa? Mau basah-basahan lagi?"
Boruto tentu saja menoleh heran.
"Apa maksudmu? Aku hanya sedang.....ah tidak. Aku cuma..." Pemuda kuning itu menggantungkan kalimatnya. Shikadai hanya diam.
"...Cuma ingin berterima kasih kepadamu sudah menyadarkanku."
"Hei, sudahlah." Pemuda nanas tidak harus berbuat apa karena salah tingkah.
"Tapi! Kenapa juga harus dengan memukul ku!" Boruto tiba-tiba protes, Shikadai tentu saja tidak terima.
"Hei! Bukannya kau yang memukul duluan?! Kalau aku tidak memukulmu, tentu saja kau pasti masih ada disana."
"Iya, iya, aku memang bodoh." Boruto menyerah sendiri setelah protesnya tadi terpatahkan.
"Dan perlu kau ingat, aksimu tinggal 6 hari lagi. Festivalnya hari senin, Boruto." Shikadai memberitahu informasi penting meskipun Boruto sedang ada masalah soal hubungannya. Setidaknya dengan ini, pemuda kuning mampu menyelesaikan masalahnya sendiri sambil melihat waktu yang tersisa.
"Benarkah?! Bagaimana ini, gawat sekali dong." Rasa khawatir dalam diri Boruto muncul, jika dihadapkan dalam masalah sekolah maka pemuda ini sudah pasti bisa menyelesaikannya dengan cepat, tapi kalau cinta? Ini adalah pertama kali baginya, dan biasanya orang akan berjuang untuk cinta pertamanya. Tunggu...cinta pertama? Apakah Sumire merupakan cinta pertama baginya? 'Fokus Boruto, fokus'
Shikadai menenangkan Boruto karena pasti ada akar dalam masalah ini, dan itu harus diselesaikan dengan kepala dingin. "Begini Boruto, kau harus bertindak biasa saja dihadapannya. Tidak usah berbicara dengannya, tidak perlu bertegur sapa, pokoknya seperti yang kukatakan."
Pemuda kuning hanya mengangguk paham. Bersikap biasa, itu hal yang mudah jika dipikirkan. Tinggal prakteknya saja yang susah, namun dia sudah siap.

KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Lady
Romance[COMPLETED] Boruto yang sepertinya mulai mengenal dengan yang namanya cinta//Sumire yang memiliki sedikit trauma terhadap laki-laki.// Sebuah cerita buatan from my idea. Sorry jika ada salah-salah My first Story. END!!