Masa Lalu [Part 2]

890 65 0
                                    

Halo! Ator lagi disini sesuai waktu yah jadi sekarang saya update meskipun tulisannya tidak sebanyak kemarin tapi ator selalu berusaha supaya tidak mengecewakan para readers yang ada disini :D . Ini masih lanjutan part lalu yaitu mengenai masa lalu Sumire dan fyi yang bercerita adalah Cho Cho supaya gk bingung lagi heheh.Oh iya, ini masih flashback yah. Daripada basa basi lagi mending langsung saja Happy Reading!!!


Previous


Dan setelah itu pun mereka bercanda lagi. Tidak terasa Sumire sudah mempunyai teman yang berharga baginya, sudah menolongnya dari jurang kesendirian. Entah bagaimana cara berterimakasih yang harus diberikan pada kedua temannya itu. Tapi, yang harus Sumire lakukan sekarang adalah menikmati masa sekolahnya dengan tenang. Dia benar-benar senang dengan kehidupannya saat ini.

Namun, kejadian buruk lainnya menimpa dirinya.

.

.

.


Sumire POV

Aku seperti biasa setelah pamit langsung kulangkahkan kakiku menuju ke sekolah. Inilah diriku yang baru, Sumire yang baru. Aku tidak perlu takut lagi terkena bully lagi disekolah karena ada kedua temanku, Cho Cho dan Sarada yang berada disisiku. Tapi sebenarnya aku masih trauma dengan kejadian itu meski aku kuat menghadapinya, karena itu aku menjaga jarak dengan laki-laki sebayaku di sekolah. Kedua temanku mengerti tentang hal itu dan aku sangat senang sekali akhirnya mendapatkan teman, yang kukira hanya akan mengganggu proses belajarku. Namun mempunyai teman itu lebih dari sekedar itu, aku bisa bercerita banyak hal dengan mereka. Meskipun aku baru memiliki dua teman, tapi yang penting bisa dipercaya.

Seperti biasa saat sudah sampai dikelas mereka berdua menyambutku, dan kujawab sambutan mereka dan setelah itu membicarakan banyak hal lagi. Saat istirahat, kami bertiga makan bersama diluar kelas. Aku sudah tidak kaget lagi dengan porsi makan Cho Cho, dan Sarada yang tidak bosan-bosannya menggelengkan kepala. Aku menikmati waktu kebersamaan itu. Saat pulang aku bersenandu riang, tak sabar untuk pergi ke sekolah besok, bertemu dengan Cho Cho dan Sarada lagi besok, dan banyak lagi. Tak henti-hentinya senyum selalu berkembang diwajahku. Tetapi saat aku dirumah....

Saat aku sampai, matahari sudah di ujung barat. Dan aku membuka pintu...

PRANK! BRAAKK! Aku yang kaget langsung menemui asal suara. Saat itu juga mataku membulat, Ayah dan Ibu sedang adu mulut di depan mataku. Begitu berserakan keadaan diruang mereka ribut saat itu. Pecahan piring dimana-mana, gelas juga, dan bau alkohol yang tercium disana-sini. Ya, alkohol. Mereka ribut lagi perihal ayah yang suka mabuk-mabukan, tapi dulu itu hanya ribut biasa. Sekarang adalah puncaknya, ibu mengeluarkan semua kekesalannya yang selama ini dipendam, ayah yang masih dalam keadaan mabuk tak kalah keras suaranya membalas perkataan ibu. BRAAK! Lalu ayah menghempaskan tangannya lagi ke meja. Ribut kembali.

Aku yang tidak dipedulikan oleh mereka, langsung berlari menuju kamar. Menenangkan diri. Tak sadar air mataku menetes, lalu disusul yang lain hingga aku terisak. Aku terduduk dipintu setelah kututup rapat-rapat, lalu menangis sepuas hatiku. Dulu yang aku rasakan adalah ayahku selalu menyayangi diriku dan juga ibu. Namun entah kenapa akhir-akhir ini ayah terlihat depresi, itu karena ayah yang memang hobi menjudi. Setelah itu yang aku tahu dia selalu mabuk setiap malam dan tertidur saat paginya. Ibu yang dulu sabar terhadap kelakuan ayah lama-lama tak tahan dan inilah yang terjadi. Karena selama ini yang menafkahi keluargaku adalah ibu jadi tentu saja ibu menjadi marah seperti itu.

Aku masih meringkuk dikamar lagi-lagi mendengar suara pecahan, gebrakan bahkan teriakan. Aku menangis makin menjadi. Ingin rasanya aku juga bereteriak, namun apa daya tenagaku sudah melemas dan yang terjadi selanjutnya adalah aku tertidur.

Sweet LadyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang