Sorry lama update! Karena ada banyak sekali tugas dan tentunya harus belajar jadi agak susah deh nyari waktu buat lanjut nulis fic ini. Makasih yang udah baca dan makasih untuk hiruhe karena sudah vote story ini. Mungkin menurut kalian pemberitahuan vote itu agak gk penting. tapi menurutku ini adalah suatu penyemangat makanya aku sangat berterimakasih pada orang yg sudah ngevote story ini. Oke daripada lama....
Happy reading
.
.
.
Setelah terakhir obrolan di taman saat istirahat tadi, tidak lagi ada lagi percakapan antar mereka. Kecamuk perasaaan dalam hati sepertinya lebih menarik untuk dirasakan daripada bercakap diantara mereka. Ini berlangsung sampai pulang.
Dan tidak baik untuk mengacuhkan orang yang kau kenal bahkan jika orang itu baik. Jadi sebelum pulang Boruto memutuskan untuk menyapa sang inchou kelas.
"Inchou! Aku pulang duluan ya, jaa" Boruto melambai sambil tersenyum.
"Iya Boruto-kun, jaa mata ashita" Dibalas senyum oleh Sumire. Boruto hanya mengangguk dan berlalu pulang. Dalam satu hari dia sudah berapa kali dilempar senyum oleh inchou kelasnya itu. Tunggu...tersadar atas pikirannya dia hanya geleng-geleng kuat. Semburat tipis menempel pada wajahnya. Ya, lebih baik fokus berjalan untuk pulang.
Sementara itu, Sumire sedang mengemasi barangnya setelah pelajaran matematika sudah selesai. Sarada dan Cho Cho menghampiri teman ungunya tersebut.
"Inchou, mau pulang bersama kami?" Sarada mengawali percakapan dengan pertanyaan.
"Umm, oke aku pulang bersama kalian." Sumire menjawab dengan anggukan
"Nee nee inchou, bagaimana kau bisa dekat dengan laki-laki itu?" Cho Cho sepertinya ingin menggoda gadis surai ungu ini.
"EEH! Ma..maksudmu de..dekat itu a..apa?" Sumire hanya tergagap ditanya seperti itu,semburat tipis terlukis diwajahnya. Sarada menutup mulut, nampaknya menahan tawa.
"Tadi waktu istirahat, kalian sepertinya bersenang-senang. Hehehee.."Cho Cho melanjutkan godaannya. Tak lupa seringai juga dia tampilkan, dia memang suka melihat yang namanya pasangan.
"I..itu, Itukan t..tugasku sebagai inchou!!" Gadis ungu menjawab cepat. Aduhh..dia memang agak kurang suka dengan hal seperti ini, dia ingin cepat pulang menetralkan pacu jantungnya. Sarada masih menutup mulutnya dan menatap sang inchou. 'Manis sekali' pikirnya.
"Sudahlah ayo kita pulang, haha..." Tawanya belum hilang sepenuhnya dan merekapun mulai bejalan.
"Tapi inchou, kau kan tidak pernah dekat dengan pria. Tapi apa kau mungkin suka dengan laki-laki pirang itu?" Sarada penasaran dengan isi hati temannya.
"I...itu tidak mungkin Sarada, k..kan k..kita baru bertemu hari ini" Masih terbata-bata aka gugup melanda si gadis ungu.
"Tapi inchou, rasa suka itu sebenarnya hanya membutuhkan waktu yang sedikit. Bahkan sangat cepat. Aku pernah membaca itu di internet." Sarada mengatakan sesuatu yang dia tahu di internet dan dibalas anggukan oleh Cho Cho.
"Itu benar! Rasa suka itu tidak mengenal waktu inchou."
"Mou, sudahlah aku malu membicarakan ini..." Sumire hanya memelas dengan sikap kedua temannya. Dia berjalan cepat.
"Eh! Tunggu dong!"
.
.
.
Boruto sudah memasuki pintu depan rumahnya. Dia menuju ke kamar sambil bersenandung.
"Oniichan, kau kenapa? Sepertinya senang sekali." Himawari yang sudah menyadari kedatangan kakaknya lansung bertanya perihal yang sedang terjadi dengan Boruto.
"Ah...tidak usah dipikirkan. Aku mau ke kamar." Bocah surai kuning hanya berlalu dan dia menuju ke lantai dua, tempat kamarnya berada.
"Hmm...dasar aneh. Sudahlah." Himawari menempelkan telunjuk di dagu, lalu dia kembali ke aktivitasnya.
Di kamar, Boruto lansung merebahkan dirinya dikasur. Cahaya jingga memasuki jendela kamarnya, nampaknya sudah sore pikirnya.
"Kenapa aku merasa senang begini ya?" Tanyanya pada diri sendiri. Dia memikirkan kejadian disekolah barunya, teman baru, kelas baru, perempuan baru....'HAH, APA KATA BARUSAN YANG AKU PIKIRKAN!' Boruto kaget terhadap isi kepalanya. Namun perlahan-lahan dia memikirkan perempuan itu.
'Sedang apa ya dia? Aku penasaran.' Dia terlarut dengan pikirannya sendiri.
"Akh! Aku lupa minta email dia!" Tersadar dengan yang belum dilakukannya.
"Email siapa Boruto?" Suara lembut terdengar dari pintu kamar, Hinata, Ibunya.
"HAH! Bukan siapa-siapa kok Kaachan! Selain itu ketuk dulu dong! Inikan kamarku!"
"Sudahlah. Tadi kata Himawari kau sedang senang, ada apa disekolah? Apa ada yang menyenangkan?"
"Ohh..itu. Aku mendapat teman baru!" Boruto menunjunkkan jempolnya sambil nyengir.
"Kalau begitu baguslah. Kapan-kapan diajak ke sini ya." Hinata setelah mengatakan itu langsung berbalik turun kebawah.
"OKE!" Dijawab mantap oleh anak sulung kesayangannya.
Boruto merebahkan kembali dirinya ke kasur. Dia memperhatikan lekuk langit-langit kamarnya.
"Sumire....kah" Dia hanya mengatakan itu pelan. Senyum tipis tercetak dan dia pun lama-kelamaan menuju ke alam mimpi.
.
.
.
"Tadaima" Gadis ungu sudah memasuki rumahnya.
"Okaeri" Ibunya menjawab dari dapur. Nampaknya dia memasak, karena baunya tercium oleh Sumire.
"Masuklah, makan malam sudah hampir siap." Ibunya menginfokan tentang makan malam kepada anak satu-satunya.
"Iya bu, aku ingin ke kamar." Sumire lanjut jalan menuju tempatnya. Dia ingin menenangkan diri, dirumah memang hanya ada ibunya saja. Ayahnya? Dia tidak ingin memikirkannya pria sialan itu, dia hanya ingin melupakannya.
Blam! Pintu sudah tertutup dan dia menaruh tasnya dengan rapi dan terduduk di meja belajarnya. Prestasinya cukup membanggakan karena meja kecilnya itu. Dia memikirkan sesuatu tentang yang sudah terjadi pada hari ini disekolahnya. Yah, cukup bisa disebut sebagai sanam jantung. Sudah berapa kali benda itu berdetak tidak karuan dan tidak bisa diajak untuk diam. Setelah memikirkan penyebabnya, dia hanya menggumamkan suatu kata.
"Boruto..-kun" Dia sudah terlalu malas untuk kaget. Raganya sedang lelah dan minta untuk diistirahatkan. Perkataan Sarada dan Cho Cho terngian di kepalanya. Sepertinya dia harus mandi, ya mandi. Pikiraannya akan lebih fresh jika melakukan ritual membersihkan badan itu. Sebelum beranjak dia bergumam lagi.
"Boruto-kun, sedang apa ya?" Manik ungunya melihat ke atas dan dia lalu pergi untuk ke kamar mandi rumahnya.
.
.
.
Besoknya mereka akan bagaimana ya?
Bersambung~~
Aduh garing dan...kurang yah. Sorry jika masi kurang begitu masuk dalam hati. Dan juga semoga kalian suka meskipun maafkan tulisan ini masi banyak kekurangan. Tetap dukung y semoga cerita ini cepat selesai. Bye

KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Lady
Romance[COMPLETED] Boruto yang sepertinya mulai mengenal dengan yang namanya cinta//Sumire yang memiliki sedikit trauma terhadap laki-laki.// Sebuah cerita buatan from my idea. Sorry jika ada salah-salah My first Story. END!!