Takdir [END]

1.8K 94 15
                                        

Yosh! Part terakhir para reader sekalian!! Happy reading!


.

.

.


8 TAHUN BERLALU

Di sebuah kawasan kota yang cukup besar, Suna, adalah kota terbesar selain Konoha yang terkenal dengan padang pasirnya. Namun penemuan tambang minyak pada Kota tersebut membuat Suna seperti kota yang hampir sebesar Konoha, namun dengan bangunan yang lebih canggih.

Dan pada kawasan tersebut, tinggallah seorang pemuda berusia 26 tahun pada sebuah apartemen. Dalam ruangan apartemen miliknya, dia sedang duduk disofa dengan balutan pakaian santai. Secangkir kopi dia letakkan pada meja di depannya, dan dengan televisi yang dinyalakan. Tapi dirinya sibuk membaca koran.

Namun salah satu berita yang memuat sebuah topik membuat netranya teralihkan. Spanduk berita tersebut bertuliskan...

-Murasakino-Me, Novelis cantik yang berusia 26 tahun-

'Murasakino-Me?' Orang tersebut sejenak berpikir.

'...itu kan artinya mata ungu?'

"Murasakino-Me, novelis pendatang baru yang buku buatan miliknya mampu memukau banyak orang. Banyak dari komentar mereka mengenai buku-buku karya Murasakino-Me adalah cerita tentang naik dan turunnya kehidupan, bahkan sampai hampir menyerah, lalu dengan ending yang memukau. Begitu lah komentar yang banyak kami survey."

Pernyataan yang disebutkan penyiar tersebut makin membuat pemuda itu penasaran, lalu televisi menampilkan wawancara wartawan dengan seorang wanita yang dikenal sebagai Murasakino-Me. Pemuda itu tidak bisa melihat secara penuh wanita tersebut karena wanita berambt ungu panjang itu memakai kacamata hitam...tebal. Pemuda itu memilih menyimak wawancara tersebut.

"Anda saat ini sudah menjadi novelis sukses, apa yang akan anda lakukan selanjutnya?"

"Pastinya aku memilih menulis cerita selanjutnya untuk novel yang berikutnya akan kubuat. Selain hal itu aku tidak terpikirkan oleh hal yang lain"

DEG. 'Suara lembut itu...'

"Kami dengar anda sedang mencari pasangan, apakah selama ini anda belum memiliki hubungan dengan lelaki manapun?"

"Sejujurnya aku masih menunggu seseorang, tapi aku masih tidak yakin apakah dia masih mengingatku atau tidak. Soal itu aku tidak terlalu memusingkannya, jadi aku tetap akan fokus dengan pekerjaan yang kutekuni saat ini."

"Itulah sedikit wawancara yang kami dapat saat itu. Berita selanjutnya..."

'Menunggu seseorang? Rambut ungu, suara lembut'

Saat itu hanya satu orang yang dipikirkan oleh pemuda tersebut. Tapi pemuda tersebut tidak bisa melihat mata wanita itu. Jadi langsung saja dia membuang koran yang dia genggam lalu menyabet smartphone miliknya yang berada disaku. Setelah di search, matanya membulat sempurna.

"...Sumire"

.

.

.

Di lain tempat, seorang gadis menatap televisi sambil merapikan kertas-kertas yang sepertinya penting. Lalu seorang wanita lagi menghampiri gadis tersebut dengan membawa secangkir teh.

"Ini tehmu, nak"

"Oh iya, terima kasih ibu"

Setelah menaruh secangkir teh tersebut diatas meja, wanita yang dipanggil ibu itu duduk sedikit jauh dengan sang gadis.

Sweet LadyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang