Chapter 1

2.4K 175 18
                                    

"Yoon Taehyung, cepat kembalikan sepatuku!"

"Tidak mau! Kau cari saja sendiri, wlee!"

"Ya! Apa kau tidak tahu ini sudah jam berapa? Cepat kembalikan, aku tidak ingin dimarahi karena terlambat!"

Tak ada lagi sahutan dari pemuda yang disebut Yoon Taehyung. Suara tadi telah digantikan dengan derap langkah kaki yang tengah berlarian menuruni tangga.

Yoon Seokjin hanya mendesah mendengar keributan yang disebabkan kedua adiknya setiap pagi, ralat‒ adiknya hanya Yoon Taehyung, dan gadis yang sedang ribut bersama adiknya itu adalah anak hasil hubungan gelap ayahnya dengan wanita lain. Yoon Jaera.

Pria itu menyambar tasnya yang sudah ia siapkan sejak tadi, lantas melangkahkan kakinya menuruni beberapa anak tangga menuju dapur guna mengisi perutnya yang terasa lapar.

Ia bisa melihat Jaera yang sedang sibuk mengikatkan tali sepatunya. Sepertinya gadis itu telah menemukan sepatu yang hampir setiap hari berhasil disembunyikan oleh Taehyung.

Taehyung yang sedang sibuk melahap apelnya menyadari kehadiran sang kakak.

"Kau sudah mau berangkat, Hyung?"

"Eoh," jawabnya singkat, lantas segera mendudukkan dirinya di samping Taehyung.

Mendengar kedua pria itu saling sapa, membuat Jaera menegakkan duduknya kembali setelah selesai mengikat tali sepatunya dan melihat sang kakak yang sudah berada di sana.

"Selamat pagi, Oppa," sapa Jaera riang.

Namun percuma. Sebanyak apapun gadis itu menyapa, Yoon Seokjin tidak akan pernah membalasnya. Memang sejak awal kehadiran Jaera, satu-satunya orang yang tidak menyukai kehadiran gadis itu adalah Yoon Seokjin.

Bukan hanya karena dia anak dari hasil hubungan gelap ayahnya. Menurut Seokjin, gadis itu juga penyebab utama meninggalnya sang ibu yang paling disayanginya.

"Cepat habiskan sarapanmu, kau bisa terlambat nanti," titahnya pada Taehyung, lantas melahap makanannya tanpa mengindahkan Jaera yang kini tengah memandangnya.

Gadis itu menghela napas. Taehyung sungguh sangat mengetahui sikap tidak adil Seokjin. Beruntungnya, selama ini Taehyung selalu berhasil menenangkan Jaera saat Seokjin bersikap acuh.

Hening melanda di antara mereka. Sedetik kemudian, terdengar suara deru mesin mobil berhenti di halaman rumah mereka.

"Sepertinya itu Jungkook." Taehyung membeo seraya menatap ke arah halaman rumah mereka.

Gadis itupun mengangguk lantas segera menegak habis susunya, dan menyambar tasnya.

"Oppa, aku berangkat," pamitnya pada Seokjin yang tetap tidak mendapat respon dari pria itu.

Jaera memutar tubuhnya. Melangkahkan kakinya keluar rumah bersama Taehyung. Namun, belum jauh ia melangkah, terdengar suara Seokjin menyapa indera pendengarannya.

"Ya, kau!" ucapnya datar tanpa menoleh pada gadis itu. Jaera pun menoleh pada Seokjin. "Lain kali, simpan sepatumu baik-baik sehingga Taehyung tidak bisa menyembunyikannya. Kau tahu aku sangat terganggu dengan keributan yang kau ciptakan!"

Jaera hanya bisa diam mendengar gertakan sang kakak. Ia tidak bisa berkata apa-apa dan memilih menundukkan kepalanya.

"Semua itu salahku, kau tidak perlu menyalahkan Jaera, Hyung," protes Taehyung.

"Berhenti membelanya, Yoon Taehyung. Gadis seperti itu tidak pantas dibela."

Sekali ucapan Seokjin berhasil membuat dua makhluk yang mendengarnya seketika membeku di tempat.

Regret ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang