"Kenapa baru pulang? Darimana saja kau?" tanya Taehyung saat melihat Kim Jungkook yang baru saja masuk.
Sedangkan yang ditanya hanya bisa garuk-garuk kepalanya yang bahkan tidak gatal. Ia bingung harus beralasan apa pada temannya itu.
"Ck! Apa kau baru saja terjun dari jurang sampai sikapmu jadi aneh seperti itu?" tuduhnya.
"Aku mencari Jaera tentu saja. Bukankah kau yang menyuruhku?" jawab Jungkook seketika saat otak cerdasnya berhasil mendapat sinyal jawaban.
Taehyung pun menganggukkan kepalanya. "Ah benar juga, lalu apa kau mendapat kabar?"
Jungkook menggeleng lemah. "Tentu saja tidak. Tapi, aku akan terus berusaha menemukannya."
Taehyung menghela napas berat. Ia kecewa mendengar kabar tidak baik dari Jungkook. Ia berpikir semua ini karena keegoisan Seokjin. Andai saja pria itu bisa menerima kehadiran Jaera sedikit saja, kejadian seperti ini tidak akan pernah terjadi.
"Mulai besok aku akan mencarinya. Aku harus segera menemukan Jaera."
Jungkook trenyuh melihat keputusasaan temannya itu. Haruskah ia memberitahu Taehyung bahwa ia sudah bertemu Jaera? Tapi ia sudah terlanjur berjanji pada gadisnya tidak akan memberitahu keberadaan Jaera.
"Aku pinjam seragam sekolahmu, besok aku akan sekolah."
Seketika Jungkook tersadar dari lamunannya ketika mendengar ucapan Taehyung. "Oh, arraseo."
...
"Jaera-ya, apa kemarin Jungkook mengajakmu pulang?"
Jaera terhenyak mendengar pertanyaan Jimin yang tiba-tiba. Lantas, menoleh pada pria itu. "Iya."
"Lalu kau bilang apa?" Ia kembali bertanya.
"Aku bilang tidak," jawabnya singkat.
Mendengar jawaban Jaera membuat pria bermarga Park itu sedikit bernapas lega. Karena pria itu sudah mulai nyaman dan terbiasa dengan suasana seperti ini. Dan juga ia belum siap jika harus kembali melihat Jaera hanya dari kejauhan seperti yang biasa ia lakukan.
"Apa kau memberitahu Taehyung juga jika kau ada di sini?" Agaknya Jimin sangat penasaran dengan perbincangan Jungkook dan Jaera kemarin. Beruntung Jaera tidak mencurigainya.
Jaera hanya menggeleng, dan seketika wajahnya terlihat lesu.
"Kau sangat merindukannya, kan? Kenapa tidak menemuinya saja?"
Jaera terdiam. Ia juga tidak tahu kenapa ia tidak ingin bertemu dengan Taehyung.
"Sebaiknya kau hubungi Taehyung, katakan kau baik-baik saja. Jika seperti ini bukankah sama saja kau membuatnya khawatir, Jaera-ya?"
Jaera kembali menoleh pada Jimin. Pria itu ada benarnya juga, setidaknya ia harus memberi kabar pada Taehyung agar pria itu tidak mengkhawatirkannya. "Haruskah aku menghubungi Taehyung?" tanyanya pada Jimin.
Kemudian pria malaikat itu menyunggingkan senyum dan mengangguk pada Jaera. Benar-benar pria berhati malaikat yang pernah Jaera temui.
...
Lee Namgil hanya bisa menganga saat membaca berkas yang ada di tangannya.
"Lihatlah, kondisimu semakin buruk, Yoon Seokjin. Mau tidak mau kau harus menjalani terapi agar kondisimu membaik," tutur Namgil.
Sedangkan Seokjin hanya bisa tersenyum getir mendengar penuturan ayah sahabatnya tersebut. "Aku tidak mau menjalani terapi, Paman," jawabnya singkat. Sontak saja mengundang amarah bagi Namgil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Regret ✓
FanfictionSebelumnya berjudul Am I Wrong Tanpa kalian ketahui, sesungguhnya akulah orang yang paling merasakan sakit disini - Kim Seokjin