Chapter 6

660 113 9
                                    

Sudah menjadi rutinitas pagi Jaera, menyiapkan sarapan untuk Taehyung dan juga Seokjin. Sembari menata makanan di meja, gadis itu berulang kali memeriksa jam tangan miliknya, memastikan jika benda tersebut tidak rusak.

Bukan apa-apa, jarum pendeknya sudah menunjuk ke angka 7, namun Taehyung belum juga menampakkan batang hidungnya. Padahal pria itu biasanya akan mengacau pekerjaan Jaera jika gadis itu sedang memasak.

Setelah selesai, ia pun segera bergegas menaiki tangga menuju kamar Taehyung. Ingin memastikan jika pria itu tidak bangun kesiangan. Karena tidak jarang dia akan begadang dengan Jungkook untuk bermain game.

"Taehyung-ah, apa kau belum bangun? Ini sudah siang, kau bisa terlambat nanti."

Tidak ada jawaban dari dalam. Kini Jaera sedikit menaikkan intonasi suaranya. Berharap pria itu akan mendengar panggilannya. "Yak, manusia alien bangunlah!"

Namun, tetap tidak ada tanda-tanda kehidupan dari dalam kamar Taehyung. karena gemas, akhirnya ia memutuskan masuk ke dalam kamar pria itu.

"Eoh, kemana pria itu?"

Jaera terheran saat melihat kamar Taehyung tak berpenghuni. Lantas, melirik ke arah kamar mandi, siapa tahu saja pria itu masih di dalam sana. Namun, pintunya terbuka. Jaera tahu kelakuan Taehyung terbilang sedikit gila, tapi tidak mungkin juga dia mandi dengan pintu yang terbuka.

"Dia menginap di rumah Jungkook semalam."

Saat sedang memikirkan kemana perginya Yoon Taehyung, tiba-tiba ia mendengar suara dingin milik Seokjin. Ia pun menoleh ke arah pintu dan melihat sekelebat bayangan manusia tertua yang ada di rumah ini.

Ia pun segera menyusul langkah kakaknya yang kini tengah menuruni tangga. "Darimana oppa tahu?" Gadis itu memberanikan diri untuk bertanya, meskipun sudah tahu mustahil pria itu akan menjawabnya.

"Dia mengirim pesan padaku."

Jaera masih membeku mendengar jawaban Seokjin. Tidak menyangka pria yang biasa mengacuhkannya tersebut akan menjawabnya dengan mudah.

"Kenapa dia tidak bilang padaku?" Ia pun menggerutu dan mengerucutkan bibirnya karena merasa dikhianati oleh Taehyung.

Ia kembali berjalan menuju meja makan. Hampir saja ia terpeleset di anak tangga terakhir karena terkejut dengan pemandangan yang ada di hadapannya. Dengan jelas ia melihat Seokjin tengah melahap masakan yang dibuatnya.

Jaera masih terdiam di tempat dengan mulut menganga. Benarkah itu kakaknya? Benarkah itu Yoon Seokjin yang selama ini dikenalnya? Kalau boleh jujur, gadis ini senang sekali. Karena untuk pertama kali, akhirnya Seokjin mau menyentuh masakannya, tanpa ia memintanya.

"Sampai kapan kau mau bengong di situ?"

Jaera mengerjapkan matanya tidak percaya mendengar teguran kakaknya. "Eoh?"

Gadis itu memutuskan untuk bergabung dengan kakanya. Ia duduk di hadapan Seokjin yang mulai melahap makanan miliknya. Sesekali ia mencuri pandang, menatap Seokjin yang tengah menyantap makanannya dengan tenang. Tangan kirinya sedang sibuk menggeser layar ponsel. Entah Jaera tidak tahu apa yang sedang pria itu lakukan.

Lewat beberapa saat setelah menghabiskan sarapannya, Jaera menyambar tasnya dan segera bergegas berangkat ke sekolah.

Sejenak ia memperhatikan Seokjin yang masih bertahan di tempatnya. "Aku berangkat, Oppa."

Ia menggerutu dalam hati karena tidak mendapat jawaban dari Seokjin dan segera beranjak dari dapur.

"Eoh, hati-hati di jalan."

Regret ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang