"Maafkan aku, Taehyung-ah. Aku tahu ini bukan saat yang tepat, tapi kau harus tahu permintaan terakhir kakakmu. Semua ada di dalam amplop ini," ujar Namgil mengusik Taehyung yang masih setia menggenggam tangan dingin milik kakaknya.
Pria itu masih betah menunggui jasad Seokjin. Bahkan ia sempat menolak saat tim medis berkata akan mengurus jenazah sang kakak. Terlihat sekali jika Taehyung sangat kehilangan.
"Kuharap kau bisa mengabulkannya." Namgil pun meletakkan amplop yang tengah ia bawa di meja sebelah Taehyung. Namun pria itu tidak menoleh barang sebentar.
Hingga pada akhirnya ia memutuskan membaca surat yang dimaksud Namgil setelah Namgil keluar dari ruangan Seokjin. Belum sembuh keterkejutannya karena kematian Seokjin, kini tangis Taehyung yang sudah sempat mereda pun kembali pecah saat membaca tulisan tangan kakaknya.
Bukan hanya itu, yang membuat Taehyung menangis adalah surat resmi bertuliskan 'Surat Pengajuan Donor Mata' dengan tanda tangan kakaknya di bagian bawah.
"Apakah ini sudah semuanya? Apakah tidak ada lagi yang kau sembunyikan dariku, Hyung? Kenapa kau selalu menyembunyikannya dariku?" pekiknya seraya memeluk erat tubuh kaku sang kakak.
"Aku harap aku bisa membahagiakanmu sekali saja..."
Hanya ini yang bisa kulakukan untuk menebus semua perbuatanku pada Jaera dimasa lalu.
Tolong katakan pada Jaera kalau aku menyayanginya.
Katakan padanya, aku minta maaf karena tidak bisa menemuinya saat pertama ia mendapatkan penglihatannya kembali. Maaf karena aku tidak bisa mengabulkan permintaannya untuk melihat senyumanku, Taehyung-ah.
Yang terakhir, katakan padanya agar tidak perlu merasa bersalah karena keputusanku ini.
-Yoon Seokjin-
...
Taehyung menatap Jaera yang kini tengah bernyanyi dengan Jimin di taman rumahnya. Pria itu kembali menitihkan air mata saat mengingat surat terakhir yang ditinggalkan Seokjin untuknya.
Ia segera menghapus air mata dan mengatur ekspresi wajahnya sebiasa mungkin.
"Jaera-ya..." panggilnya yang sontak membuat nyanyian Jaera dan Jimin terhenti. Seketika itu mereka berdua menoleh menatap pada sumber suara. Meskipun Jaera tidak bisa melihatnya, karena ia hanya mengikuti instingnya.
"Kau sudah pulang?"
"Coba tebak, aku punya kabar bagus untukmu." Alih-alih menjawab pertanyaan Jaera, ia malah balik melempar pertanyaan pada gadis itu.
"Ck! Mana aku tahu, Yoon Taehyung!" jawabnya ketus yang membuat Jimin seketika terkikik geli melihat wajah Taehyung.
Taehyung malah tersenyum saat mendengar ucapan Jaera. Sedangkan Jimin menatapnya penasaran jika berita baiknya berhubungan dengan Jaera, sang pujaan hati.
"Memangnya apa?"
"Jaera sudah mendapatkan donor mata. Operasinya akan dilakukan besok."
Jaera hanya terdiam tanpa merespon ucapan Taehyung. Apa yang baru saja di dengarnya sungguh masih belum bisa dipercaya. "Kau tidak membohongiku, kan? Kau tidak memberiku harapan palsu, kan?"
"Tentu saja tidak, kalau tidak percaya tanya saja pada paman Namgil," tukasnya seraya mengusak gemas poni gadis itu.
"Benarkah? Sebentar lagi aku bisa melihat? Waaah, Han Jimin kau dengar, kan?" soraknya riang dan refleks memeluk Jimin yang berada di sampingnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Regret ✓
FanfictionSebelumnya berjudul Am I Wrong Tanpa kalian ketahui, sesungguhnya akulah orang yang paling merasakan sakit disini - Kim Seokjin