Chapter 9

593 104 10
                                    

Duk!

Bruak!

"Arggh! Ya! Siapa yang berani memainkan bel rumahku dini hari begini, eoh?!" dumal Jungkook seraya mengusap kakinya yang baru saja terantuk kaki meja. Pria ini baru saja bangun. Dan bisa dipastikan ia belum sepenuhnya mendapat kesadaran.

Jungkook benar-benar kesal pada orang yang telah mengganggu kualitas tidurnya. Sekarang ia terpaksa harus beranjak dari singgasananya dan akan menegur manusia kurang kerjaan itu.

"Ya! Apa kau tahu ini jam berapa?!" dumalannya terhenti seketika saat melihat Taehyung sudah berada di depan apartemennya. "Kenapa kau ada di sini, Yoon Taehyung?"

"Ceritanya panjang, biarkan aku masuk dulu," ucapnya lemah, lantas segera menyelonong masuk tanpa persetujuan sang tuan rumah.

Setelah memastikan pintu rumahnya telah kembali terkunci, Jungkook pun menghampiri Taehyung yang sudah menghempaskan tubuhnya ke sofa.

Jungkook pun mengernyit heran. "Ya, kau belum menjawabku, Yoon Taehyung!"

"Kenapa Seokjin hyung bisa sejahat itu, Kook? Apa yang harus ku katakan pada ayah dan ibu tentang Jaera?" gumamnya dengan tangan yang mengusap kasar wajahnya.

Jungkook mengangguk, mengerti kemana perbincangan ini mengarah. "Kau tenang saja, aku pasti akan membantu mencari Jaera," ucapnya mencoba menenangkan Taehyung.

"Bagaimana aku bisa tenang jika Jaera kabur dari rumah karena perbuatan kakakku sendiri? Bagaimana jika terjadi sesuatu dengannya?" Suaranya terdengar bergetar.

Sepertinya pria itu sedang bersusah payah menahan tangisnya, namun gagal.

Jungkook menepuk pelan pundak Taehyung. "Aku tahu, aku juga sangat mengkhawatirkan Jaera, sama sepertimu. Tapi, kau harus tenang dan yakinlah bahwa Jaera pasti baik-baik saja."

"Berjanjilah kau akan membantuku menemukan Jaera, Kook."

"Eoh, tentu saja."


...


"Kau sangat egois, Hyung."

"Sebelum kau bawa Jaera kembali, jangan harap aku akan tinggal di sini."

Ya, Seokjin memang sangat egois. Karena hanya dengan keegoisannya, ia bisa melindungi Taehyung.

Ingatannya kembali memutar kejadian semalam, saat Taehyung dengan penuh penekanan melemparkan kalimat yang berhasil menohok hatinya. Pria ini bahkan tidak bisa tidur karena memikirkan Taehyung. Di saat ingin melindungi adik kesayangannya, pria ini malah harus rela kehilangan karena perbuatannya sendiri.

Ia mengusap kasar wajahnya. Sudah cukup lelah karena beban perusahaan yang akan diserahkan paman Namgil padanya, datang lagi masalag Taehyung yang kabur dari rumah.

Ingin sekali Seokjin segera mengakhiri semua ini. Namun, ia menepis jauh-jauh pemikiran tersebut, karena mengingat ia masih punya tanggung jawab yang besar atas adiknya, juga perusahaan mendiang orang tuanya.

Ia mengeluarkan ponselnya, mencari kontak bernama Yoon Taehyung di sana. Ia memandangnya cukup lama sebelum memutuskan untuk menghubungi bocah itu.

Sekali lagi ia harus kecewa karena bukan suara Taehyung yang didengar, melainkan suara operator.

"Lalu aku harus bagaimana?" gumamnya pada diri sendiri.


...


"Selamat datang, anda mau pesan apa?" sapa Jaera ramah pada salah satu pelanggan bibi Park.

Regret ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang