Taehyung berjalan menyusuri koridor menuju apartemen Jungkook. Ia berniat menanyakan bagaimana kronologi kecelakaannya dengan Jaera yang sebenarnya.
Setelah berkali-kali menekan bel rumah Jungkook, ia tidak mendapat jawaban barang sekali. Hingga akhirnya, ia menghubungi nomor ponsel Jungkook, berharap pemuda itu sudah mengaktifkan ponselnya. Dan sekali lagi nihil, hanya suara operator yang terdengar oleh telinganya.
"Kau sedang mencari siapa, Nak?"
Taehyung menoleh saat mendengar suara seseorang yang ternyata security. "Ah, aku sedang mencari penghuni apartemen nomor 512, Pak," jawabnya sopan pada pria paruh baya di hadapannya.
"Oh, Jungkook-ssi? Dia sudah pindah. Kemarin pagi-pagi sekali ia telah mengosongkan apartemennya," jelas security yang sontak membuat Taehyung terbelalak.
"Pindah?"
"Iya, sepertinya dengan keluarganya."
"Apa kebetulan anda tahu kemana ia pindah?" tanya Taehyung mencoba menggali informasi.
"Tidak tahu, Nak."
Taehyung menghela napas pasrah. "Baiklah, terima kasih atas informasinya."
Taehyunh mengerutkan keningnya heran. Nomor ponselnya tidak aktif, dan tiba-tiba saja pindah rumah tanpa sekedar berpamitan padanya. Kini ia semakin merasa ada yang aneh dengan Jungkook.
...
Seokjin yang sedang berbincang dengan Namjoon di ruang tamu menoleh saat melihat Taehyung berjalan dengan langkah gontainya. Tidak biasa sekali Taehyung bersikap seperti itu. Seokjin sangat tahu jika Taehyung memiliki sifat yang cenderung pecicilan dan tidak bisa diam. Namun, semenjak kecelakaan Jaera, adiknya menjadi pendiam.
"Kau kenapa?" tanya Seokjin penasaran.
Mendengar itu, Namjoon pun ikut menoleh dan memperhatikan Taehyung. Sedangkan Taehyung tidak menjawab dan langsung saja mengambil tempat duduk di samping Namjoon, lantas menyambar buah apel yang baru saja pria itu kupas tanpa izin.
"Ya!" sembur Namjoon.
"Jungkook tidak ada di rumahnya, Hyung," tukas Taehyung sebelum Namjoon melayangkan protesnya.
Seokjin mengerutkan keningnya setelah mendengar apa yang baru saja adiknya ceritakan. Mengerti jika sang kakak sedang keheranan, ia pun segera menyelesaikan kunyahan apelnya. "Penjaga di sana mengatakan bahwa ia baru saja pindah, dan aku juga tidak tahu mereka kemana."
Mendengar semua cerita ini membuat Seokjin semakin yakin pasti ada yang tidak beres dan sedang disembunyikan oleh Jungkook. Namun, sisi lain hatinya berkata tidak mungkin pria itu sengaja mencelakakan adiknya dan memilih kabur.
"Sebenarnya apa yang sedang kalian bicarakan? Tidak bisakah kalian menganggapku juga?" cibir Namjoon yang sedari tadi hanya memperhatikan tanpa tahu kemana arah pembicaraan kakak beradik ini.
"Namjoon-ah, aku akan memberitahumu, asal kau mau melakukan sesuatu untukku kalau begitu."
...
Jimin tersenyum lebar saat menginjakkan kakinya di halaman rumah Jaera dan Taehyung. Sudah menjadi rutinitas barunya selama seminggu ini, setelah pulang sekolah ia akan langsung menuju rumah itu.
Pemuda itu tentu masih mengingat dengan jelas apa yang Seokjin katakan padanya saat pertama kali mengunjungi Jaera.
Tentu saja dengan mantap ia menyetujui permintaan Seokjin. Sebenarnya tanpa Seokjin minta, ia akan dengan senang hati membuat Jaera selalu tersenyum. Karena pada dasarnya senyum Jaera lah yang membuatnya jatuh cinta pada gadis itu. Yah, meskipun ia tahu Jaera sudah berpacaran dengan Jungkook.
KAMU SEDANG MEMBACA
Regret ✓
FanfictionSebelumnya berjudul Am I Wrong Tanpa kalian ketahui, sesungguhnya akulah orang yang paling merasakan sakit disini - Kim Seokjin