Chapter 19

615 99 8
                                    

"Akh!"

Jungkook mengerang saat kesadaran mulai menghampirinya. Karena merasa sedikit pusing, dengan refleks pria itu mengarahkan tangan untuk menyentuh kepalanya yang kini tengah dibalut dengan perban. Terlebih lagi tubuhnya merasa nyeri akibat benturan saat kecelakaan yang baru saja ia alami dengan Jaera.

Ia mengerjapkan matanya berkali-kali saat cahaya silau lampu neon menusuk matanya. Detik berikutnya ia menoleh ke kanan dan ke kiri guna mencari sosok kekasihnya. Namun, nihil. Ia tidak dapat menemukan siapapun selain dirinya di dalam ruangan itu.

'Ini ruangannya, Tuan.'

'Ah, terima kasih sudah mengantar saya, Suster.'

Sontak saja ia kembali memejamkan mata saat telinganya mendengar suara seseorang yang sangat dikenalnya. Yoon Seokjin.

Ia pun berpura-pura tidur kembali. Entah mengapa ia tidak ingin menemui pria itu secara tiba-tiba, karena Jungkook yakin pria itu pasti akan membicarakan masalah kecelakaannya dengan Jaera. Dan saat ini Jungkook sedang tidak ingin membahasnya dengan Seokjin.

Setelah dirasa cukup lama, ia mendengar langkah kakinya berjalan menjauh, Jungkook pun mulai membuka matanya perlahan, mengintip ke arah pintu masuk memastikan jika pria itu sudah pergi dari sana.

Namun, tiba-tiba saja ia teringat dengan Jaera. Ia bertanya-tanya bagaimana keadaan gadis itu. Karena bagaimanapun Jungkooklah yang menyebabkan kecelakaan itu terjadi.

Dengan niat yang mantap, Jungkook akhirnya memutuskan turun dari ranjangnya secara perlahan. Ia pun keluar dan berjalan mencari dimana ruangan Jaera dirawat, dengan menggeret tiang penyangga infus miliknya.

"Hey, Tuan Muda, kau mau kemana?"

Belum terlalu jauh Jungkook berjalan, ia dikejutkan dengan suara yang ditujukan padanya. Ia pun membeku seketika.

"Ya! Kim Jungkook kau tidak mendengarkan ibu, eoh?"

Jungkook menghela napas lega ternyata suara itu berasal dari ibunya yang sengaja datang dari Busan untuk melihat keadaan putra semata wayangnya. "Mau kemana kau dengan keadaan seperti itu? Cepat kembali kemari, kau harus istirahat!"

Tak mau mendengar amukan ibunya, ia pun berbalik dan berjalan kembali menghampiri ayah dan ibunya dengan pasrah. Yakin saja ia pasti akan mendapat omelan setelah ini.


...


Esok paginya Jungkook kembali mencoba untuk melihat bagaimana keadaan Jaera. Kebetulan sekali ibunya sedang membeli sarapan, dan ayahnya tengah mengurus administrasi di bawah. Berarti ini kesempatannya untuk melarikan diri sebentar dari ruangan yang membosankan ini.

Ia berjalan menyusuri koridor rumah sakit untuk menemukan ruang rawat kekasihnya.

"Permisi suster, apa kau tahu dimana ruangan pasien bernama Yoon Jaera dirawat?"

"Ah, lurus saja, nanti belok kiri di ujung sana, Tuan."

Jungkook memperhatikan arahan yang diberikan suster padanya lantas menganggukkan kepalanya tanda mengerti. "Terima kasih, Suster."

Kini ia pun berjalan ke arah ruangan yang baru saja ditunjukkan suster padanya.

"Ada apa? Kenapa kau ada di luar?"

Jungkook pun refleks bersembunyi dibalik tembok saat melihat Taehyung dan Seokjin tengah berada di depan ruangan Jaera.

"Tadi Jaera bilang tidak bisa melihatku, Hyung. Lalu ia juga bilang untuk menyalakan lampunya. Aku takut terjadi apa-apa dengan penglihatannya."

Regret ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang