Chapter 16

569 94 4
                                    

Taehyung kembali menghela napas berat karena percobaannya membujuk Jaera untuk makan, sekali lagi harus gagal. Gadis itu bersikukuh tidak mau menyantap makanannya sebelum Jungkook menjawab panggilan teleponnya.

Ya, Jaera sangat mengkhawatirkan pria itu, meskipun secara tidak langsung Jungkook yang telah menyebabkan kecelakaan mereka. Jadi, ia meminta bantuan Taehyung untuk menghubungi Jungkook. Namun nihil, nomor pria itu tidak bisa dihubungi.

Saat itu Seokjin dan Taehyung ingin menemui Jungkook, namun gagal. Karena ruangan yang di tempati pemuda itu sudah kosong tak berpenghuni. Setelah bertanya pada petugas, ternyata Jungkook sudah meninggalkan rumah sakit. Dan mereka hanya berkata bahwa orang tuannya akan membawanya ke Busan, kampung halaman Jungkook.

"Jaera-ya, kau harus makan, kalau tidak kau bisa sakit nanti," bujuk Taehyung dengan lembut.

"Aku juga sudah sakit sekarang," jawab Jaera datar yang dapat membuat Taehyung bungkam seketika.

Akhirnya Taehyung menggenggam kedua tangan gadis itu. "Kumohon jangan menyiksa dirimu sendiri seperti ini, Yoon Jaera. Kau harus berjuang‒"

"Apa kau merasakan apa yang kurasakan sekarang ini? Jika tidak diamlah!"

Bibir Taehyung terkatup. Ia tidak percaya gadis semanis Jaera bisa berubah menjadi sangat dingin seperti ini.


...


Seokjin melangkahkan kaki memasuki rumah setelah berhasil memarkirkan mobilnya dengan sempurna. Ia langsung saja melenggang menuju dapur saat merasakan tenggorokannya terasa kering.

Pria itu mengerutkan keningnya saat melihat Taehyung menuruni tangga dengan wajah ditekuk. "Ada apa denganmu?"

Taehyung yang menyadari kehadiran kakaknya pun langsung mengangkat wajah untuk memandangnya. Kemudian ia menghela napas sebelum menjawab pertanyaan Seokjin. "Jaera bilang tidak mau makan sampai Jungkook mengangkat teleponnya, Hyung."

"Jadi, dia masih tidak bisa dihubungi?"

Taehyung hanya menjawab dengan menganggukkan kepalanya. Seokjin yang mengerti maksud adiknya pun nampak tengah berpikir ada yang tidak beres dengan Jungkook. Mulai dari kecelakaan yang menimpa adiknya, sampai Jungkook yang tiba-tiba menghilang di rumah sakit.

Tidak mau ambil pusing memikirkan itu, ia pun segera mengambil alih nampan berisi makanan yang dibawa Taehyung. "Biar kucoba membujuknya."

Taehyung terkejut mendengar perkataan Seokjin. Pria itu masih terdiam memandang punggung kakaknya yang sudah melenggang menaiki tangga menuju kamar Jaera. "Dia benar kakakku, kan? Seokjin hyung tidak sedang amnesia, kan?"


...


Tidak banyak yang bisa dilakukan Jaera sekarang. Apalagi dengan kondisinya yang seperti ini. Gadis itu hanya bisa berdiam diri di dalam kamar sepanjang hari tanpa bisa melakukan apapun.

Bahkan untuk sekedar mandi saja ia harus dibantu bibi Seo, perkerja rumah tangga yang baru saja disewa Seokjin untuk membantu mengurus keperluan Jaera yang tidak bisa ia dan Taehyung lakukan.

Seperti saat ini, ia sedang meringkuk dengan guling di pelukannya. Tidak lupa air mata yang tak berhenti mengalir membasahi pipinya setiap mengingat betapa tidak bergunanya ia saat ini.

"Sudah ku katakan aku tidak mau makan, Yoon Taehyung!" ucapnya saat mendengar suara derit pintu di tengah isakannya.

"Ini aku."

Regret ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang