Jihoon kaget saat mendapatkan hati dari Jinyoung dibawah sana. Apakah ini artinya dia ketahuan?
Holy shit. Umpatnya dan segera mengarahkan teleskop itu ke langit.
"Jinyoung pulang~"
Tak berselang lama, Jinyoung pulang. Seruan khasnya itu adalah hal kecil yang Jihoon sukai. Tidak pernah berubah.
Jihoon masih bersikap biasa saja seolah tidak bersalah. Namun dia tetap sedikit cemas.
"Sejak kapan bintang ada di tanah bukannya di langit?" goda Jinyoung.
Benar. Tidak akan Jinyoung lewatkan kesempatan ini untuk menggoda Jihoon. sedangkan Jihoon hanya terus diam seolah tidak terjadi apa-apa.
"Oh mungkin bintang versimu itu... Aku!" ucapnya sambil tersenyum bangga.
Aku?
"Jangan kepedean deh. Udah ah males banget ngeladenin cowok gajelas kaya lo!" ucap Jihoon. dia kemudian berniat buat beres-beres teleskopnya, tapi kemudian Jinyoung raih tangan Jihoon dan bawa dia keluar dorm.
Mereka naik lift sampai lantai teratas, lantai 8. Kemudian naik tangga darurat, well tangga itu dikunci tapi Jinyoung punya kuncinya. Dia pinjam dari temannya sebelum mereka naik ke lantai 8. Sampai ke atap rooftop, Jihoon terpesona dengan sisi lain gedung dormnya ini.
Rooftopnya sepi, namun ada beberapa barang-barang yang ditinggal disitu. Jinyoung menunjuk ke arah atas, membuat Jihoon mendongak untuk melihat apa yang dia tunjuk.
"Woahh." Ujarnya terpesona.
Diatas rooftop ini, Jihoon dapat mmelihat semuanya. Semua bintang-bintang yang bertaburan diatas lagit malam. Meskipun ini bukan yang pertama kali baginya, pemandangan bintang selalu membuatnya takjub seperti saat melihatnya untuk yang pertama kali.
Jinyoung tersenyum bangga, kemudian memeluknya dari belakang. Jihoon yang mendapat perlakuan tiba-tiba ini kaget, namun tidak mencoba untuk melepasnya juga.
"Dingin ya disini." Ucap Jinyoung. Jihoon tidak menjawab, dia hanya mematung.
"Waktu itu di Sunny Hills, jam tiga pagi. Kita menemukan bintang Canopus, bintang yang paling terang di rasi Carina, bintang yang paling terang setelah Sirius."
"Kau... mengingatnya?" tanya Jihoon, mereka berdua sama-sama melihat ke langit malam. Meneliti satu persatu bintang yang ada di sana.
"Setiap detailnya. Kau tau, meskipun kita terpisah dan aku selalu kesepian di siang hari, tapi tidak di malam hari. Setiap malam, aku akan berjalan ke kebun teh milik kakekku dan berhenti di tengah-tengahnya. Lalu aku akan memandang ke atas dan menemukan hamparan bintang-bintang yang tersebar di langit malam. Bintang-bintang itulah yang menemaniku karena keberadaanya mengingatkanku kepadamu." Ucap Jinyoung semari mempererat pelukannya di pinggang Jihoon karena angin malam yang menerpa. Dia juga meletakkan dagunya di bahu milik Jihoon.
"Kenapa mengingatkanmu padaku?"
"Karena kau bintang di hatiku."
Jawaban itu hanya mendapat gelak tawa remeh dari Jihoon. "Sejak kapan?"
"Apanya?"
"Sejak kapan lo jadi alay kaya gini?"
Pertanyaan itu sukses membuat Jinyoung kesal. Dia bersungguh-sungguh, tapi malah hanya dianggap candaan oleh Jihoon.
"Aku serius Jihoon."
Oke ini membuat Jihoon jadi takut dan bingung.
"Sekarang coba tebak dimana Canopus berada." Ucap Jihoon, mengalihkan topik pembicaraan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Room(h)ates // Deepwink
Fanfiction[Completed] Kalau jodoh emang ga kemana. ... .. . Deepwink college! AU Warn: bxb, yaoi, deepwink ... .. . [Highest rank #1 in winkdeep] [Highest rank #3 in deepwink] ... .. . © Bumblebaenim 2018