16 - Confession

1.4K 227 28
                                    

Selepas acara berkunjung Jinyoung ke orang tuanya, dia kembali menjadi pribadi yang ceria, seperti dirinya yang dulu. Keadaan keluarganya sudah mebaik dan suasa hatinya terlihat selalu baik. Ini membuat Jihoon ikut bahagia juga. Bagaimanapun, jika sesuatu terjadi pada Jinyoung, dia akan repot juga.

Tapi, ada satu masalah yang masih mengganjal di hati Jihoon dan dia akan mendiskusikan ini bersama Seobie. Mereka janjian untuk bertemu di kamar Seobie, seperti biasa. Dan Seobie sepertinya sudah siap, karena dia dari tadi menunggu kedatangan Jihoon.

"Gue udah diluar."

Begitu bunyi pesan dari Jihoon, membuat Seobie berdiri dan membukakan pintu untuknya.

"Kenapa ga ketuk aja sih?" ucap Seobie.

"Gratis ini." ucap Jihoon acuh. Dia langsung rebahan di kasur milik Woojin. Itu sudah kebiasaan untuknya, menganggap kamar Seobie seperti kamarnya sendiri.

"Gue bingung, Bie." Ucapnya memulai sesi curhat. Seobie tidak menjawab, dia membawa cushionnya ke tempat tidur Woojin dan ikut tiduran disana.

"Gue pikir, setelah masalah keluarganya selesai, dia segera nembak gue. Tapi gue tunggu-tunggu kayaknya dia nggak ada niatan buat itu."

"Kok lo bisa mikir kaya gitu sih?"

"Ya habis dulu dia suka bercanda ngajak balikan gitu, trus lama ga bercanda. I just found out kalau ternyata dia ada masalah sama keluarganya. Ya gue pikir 'oh mungkin masalah keluarganya lebih penting daripada sebuah relationship'"

"Ah lo mentang-mentang bilingual gitu jadi campur-campur bahasanya. Kan gue jadi nggak ngerti." Ucap Seobie yang malah salah fokus dan gagal paham.

"Sorry.." ucap Jihoon lemas.

"Emang sekarang lo pengen banget diajakin balikan?"

"Gue udah ngelakuin semua advice dari lo dan Woojin. Ngasih kesempatan this and that, dan berakhir dengan gue, jatuh cinta lagi sama dia. Gue juga gatau mulai kapan, tapi gue yakin sama perasaan gue ini. Trus malah gue kaya menuntut gini."

"Dia nya cinta sama lo nggak? Gimana kalau Cuma bertepuk sebelah tangan?"

"Maksud lo?"

"Ya dia Cuma main-main. Dan pas lo udah suka sama dia, dia jd biasa aja sama lo. Karena emang dari awal, dia biasa aja sama lo."

"Kok sakit ya dengernya. Haha." Jihoon tertawa hambar.

"Hmm.. gini. Lo kalau di deketin dia, lo mau-mau aja gitu?" tanya Seobie.

"Maksud lo?"

"Ya.. misal dia meluk lo, trus lo nya malah diem aja. Atau pas dia nyoba nyium lo, lo mau-mau aja.."

"Katanya suruh ngasih kesempatan?" jawab Jihoon polos. Meskipun dia tidak selalu mengiyakan apa yang dilakukan Jinyoung.

"Ya gak gitu juga Hun!" Seobie mulai gemas dengan kepolosan Jihoon.

"Ta-tapi kalau dia mulai kurang ajar suka gue marahin kok."

Seobie tidak menjawab dan hanya memicingkan matanya tidak percaya.

"Beneran. I swear!"

"Yaudah mulai sekarang lo play hard to get aja."

"Jual mahal maksud lo?"

"Uhm. Itu yg dikata orang-orang." Jawab Seobie sembari mengangguk.

--

Nancy dan Jinyoung duduk di cafetaria fakultas mereka, hanya berdua karena Nancy bilang kalau dia ingin membicarakan sesuatu. Saat mereka selesai makan, Nancy mulai mengatakan sesuatu.

Room(h)ates // DeepwinkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang