Jihoon bangun kesiangan, yang pada awalnya mengerjap malas tiba-tiba menjadi kepanikan yang luar biasa saat melihat jam di dindingnya menunjukkan pukul 10.50 dan dia ada kelas di jam 11. Itu artinya 10 menit lagi kelasnya dimulai.
Dia langsung mencuci muka tanpa mandi dulu, berganti pakaian dengan kemeja dan celana jeans kemudian memakai sepatu dan berlari sambil memakai tas punggungnya. Dia melihat jam di tangannya dan sudah menunjukkan tepat pukul 11.
"Fuck! Ini kalau ga ada quiz gue mending bolos aja daripada kena semprot dosen killer ini." keluhnya sambil terus berlari. Tapi apa daya, dia belum minum semenjak bangun tidur tadi, apalagi sarapan. Jadilah dia ngos-ngosan padahal baru keluar dari gedung dormnya.
Jihoon menyipitkan matanya saat dia melihat seseorang yang dia kenal sedang berjalan santai menuntun sepedanya bersama dengan seorang perempuan cantik. "Itu Jinyoung bukan sih? Sama kak Nancy?" tanyanya pada diri sendiri kemudian menghampiri laki-laki itu.
"Jinyoung!" panggilnya. Jinyoung dan Nancy berhenti dari kegiatan mereka dan menunggu Jihoon menyusul mereka. "Anterin gue ke kelas, please. Gue udah telat." Pinta Jihoon tanpa memedulikan Nancy yang masih bersama mereka.
"Santai, takut telat banget sih. Dasar maba." Cela Nancy. Jihoon yang mendengarnya langsung melihat sinis dan menjawab, "Ni dosen killer, telat dikit gue bisa diusir."
"Bolos aja bisa kan." Jawab Nancy tak mau kalah.
"Ada quiz. Mau tanggung jawab lo?" balasnya.
"Udah udah. Katanya telat, ayo." Ucap Jinyoung yang melerai mereka kemudian membalikkan sepedanya. Jihoon langsung duduk di bangku belakang.
Jinyoung susah payah mengayuh sepedanya karena Jihoon banyak tingkah dan membantu mendorong sepeda dengan kakinya, yang malah membuat Jinyoung semakin beat mengayuh sepedanya.
"Duh lo jangan gerak-gerak gitu dong! Anteng kenapa! Berat nih!!" ucap Jinyoung.
"Gue bantuin lo biar cepet sampe malah dimarahin!" balas Jihoon tak mau kalah.
"Polah lo malah bikin tambah berat! Ini kayaknya berat lo nambah deh."
Plak!
Jihoon tanpa babibu langsung menjitak kepala Jinyoung keras. Membuat yang dijitak meringis kesakitan.
"Brisik lo!"
Dan saat sudah sampai di depan gedung jurusan bahasa Inggris, Jihoon langsung turun dan berlari ke kelasnya.
"WOY TERIMAKASIH NYA MANA?" teriak Jinyoung. Jihoon terus berlari tanpa mempedulikan Jinyoung yang berteriak di belakangnya. Jinyoung hanya menggelengkan kepalanya dan berbalik untuk pergi.
--
Nancy hanya termenung melihat kepergian dua laki-laki tadi. Tangan kanannya mengepal kuat, menyalurkan kemarahan yang dipendamnya. Dia bersumpah, dia akan membuat Jinyoung menjadi miliknya.
"Nancy!" Nancy tersentak dan refleks melihat ke belakang. Dirinya memutar mata saat mengetahui kalau Lucaslah yang memanggilnya.
"Apa?" tanyanya ketus.
"Gue mau ngomong sama lo." Ucapnya sambil menarik tangan Nancy. Yang ditarik langsung menghempaskan ikatan itu, membuat Lucas berbalik dan menatap Nancy.
"Disini aja."
"Tapi-"
"Disini atau engga sama sekali!"
"Gue pengen—"
"Kalau lo ngajak balikan, lo tau jawabannya apa." Karena sudah malas dengan apa yang akan mereka bicarakan, Nancy berbalik, bermaksud untuk meninggalkan Lucas sendirian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Room(h)ates // Deepwink
Fanfiction[Completed] Kalau jodoh emang ga kemana. ... .. . Deepwink college! AU Warn: bxb, yaoi, deepwink ... .. . [Highest rank #1 in winkdeep] [Highest rank #3 in deepwink] ... .. . © Bumblebaenim 2018