Sebenarnya Jihoon bertanya-tanya, apa yang Jinyoung dan Minhyun bicarakan tempo hari karena dirinya sedikit berubah. Jinyoung jadi sedikit pendiam dan dia terasa tidak bersemangat. Terkadang dia harus pergi keluar hanya untuk menerima panggilan dari Minhyun.
Ya, Jihoon sedikit rindu dengan Jinyoung yang dulu, walaupun terkadang mereka berdebat ini itu. Tapi saat ini Jihoon berharap Jinyoung dapat menikmati waktunya di pesta ulang tahun kakak tingkatnya, Jaehwan yang berada di rooftop dorm mereka. Hanya Jinyoung yang menerima undangan itu karena Jaehwan tidak dekat dengan Jihoon dan mereka hanya sebatas tetangga dorm.
Bel interkom kamar Jihoon berbunyi saat dirinya sedang menonton variety show favoritenya. Dengan selimut yang masih menutupi tubuhnya, dirinya beranjak dan melihat di sana. Jinyoung yang sedang mabuk dan di bopong oleh Woojin. Segera Jihoon membuka pintu dan membiarkan selimut yang membungkus tubuhnya tergeletak di lantai.
"Dia mabuk, dia minum banyak banget. Maafin kita ya Hoon, kita gatau dia sampai kayak gini." Ucap Woojin sambil membaringkan Jinyoung di tempat tidur.
"Gue tinggal gapapa kan?"
"Iya gapapa kak. Thanks ya." Ucap Jihoon dan membukakan pintu untuk Woojin.
"Hati-hati diapa-apain. Jangan keenakan juga. Hahaha."
"Ih apaan sih kak! Gak lucu." Ucap Jihoon sambil cemberut malu.
Jihoon melihat jam di dinding, masih jam 11 malam dan Jinyoung udah hangover. Jihoon hanya menggelengkan kepalanya. Ni anak pasti lagi ada masalah. Batinnya.
Dengan telaten Jihoon melepas sepatu yang masih terpasang rapi di kaki Jinyoung, kemudian dia mencoba melepas hoodienya. Setelah terlepas, Jinyoung yang masih terduduk itu tiba-tiba mengoceh, "Gue bingung banget, gue gatau harus gimana."
Jihoon yang duduk di depannya itu awalnya bingung untuk menanggapi, namun dia ingat jika perkataan orang mabuk adalah perkataan yang sejujurnya. Jadi, mencoba memberanikan diri untuk bertanya dan mencari tahu apa yang Jinyoung sedang alami dan dia berharap dia bisa membantunya.
"Ada masalah apa lo?" tanya Jihoon.
"Gue udah gak pulang ke rumah semenjak mama meninggal. Bahkan pas papa nikah lagi, gue gak dateng ke pernikahannya walaupun kakek dan nenek gue maksa."
"Kenapa?"
"Karena mama, gue ga bisa bayangin gimana perasaan mama tau papa nikah lagi setelah ditinggal mama."
"Tapi lo ga bisa egois, Young. Mama lo udah bahagia disana dan pasti beliau juga pengen kalian bahagia. Kalau cara papa lo bahagia dengan nikah lagi, kenapa lo ga nyoba ikhlas?"
"Ya kenapa lo ga mikir perasaan gue?"
"Mikir gimana? Semenjak menikah, apa perlakuan papa lo berubah?"
Jinyoung menggeleng. Tidak berubah, malah isa dibilang makin sayang. Jinyoung tidak pernah kehabisan uang karena papanya tidak pernah telat mengiriminya bahkan tanpa dia minta. Jinyoung pikir ini adalah cara papanya agar dirinya bisa memaafkan papanya. Padahal ini murni karena papanya sayang terhadap dirinya. Papanya juga ingin agar Jinyoung menerimanya lagi. Setidaknya jika Jinyoung tidak bisa menerima pernikahan itu, dia bisa menerima kehadiran papanya.
"Terus kenapa lo tiba-tiba drop out?" tanya Jihoon.
"Gue gamau tinggal serumah lagi sama papa. Gue sempet melarikan diri dari rumah, dan berakhir dengan gue di rumah kakek dan nenek." Ucap Jinyoung.
Jihoon tidak pernah tau jika alasan dibalik menghilangnya Jinyoung adalah masalah keluarganya. Jinyoung yang keras kepala tidak mau menerima pernikahan papanya, Jinyoung yang tidak mau menerima mama barunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Room(h)ates // Deepwink
Fanfic[Completed] Kalau jodoh emang ga kemana. ... .. . Deepwink college! AU Warn: bxb, yaoi, deepwink ... .. . [Highest rank #1 in winkdeep] [Highest rank #3 in deepwink] ... .. . © Bumblebaenim 2018