23 - Suspicious

1.2K 204 51
                                    

Tidak bisa dibiarkan. Jihoon sedari tadi terus berguling di kasurnya, batinnya berperang antara dia akan pergi ke Happiness Cafe atau tidak. Kalaupun benar mengerjakan, dia bisa bilang yang sejujurnya. Lagipula apa manfaat berbohong kalau berkata yang sejujurnya pun Jihoon akan membiarkannya.

"Hah gak bisa dibiarin!" teriaknya, maka dia pun bersiap-siap untuk pergi kesana. Dengan memakai hoodie dan masker, dirinya bersiap untuk menyusul.

Sesampainya di sana, Jihoon hanya berdiri agak tauh dari lokasi. Dirinya kemudian memberanikan diri untuk mendekat dan sekarang dia telah benar-benar di depan Happiness Cafe. Dapat dia lihat jadi jendela display yang menampilkan suasana di dalam cafe. Sebagian besar dari mereka membawa laptop, sepertinya tempat yang biasa dikunjungi mahasiswa/ pelajar untuk mengerjakan tugasnya.

Matanya menelisik satu persatu pengunjung cafe tanpa membuat curiga dari luar sini. Sampai dia menemukan targetnya, duduk berdua di pojokan dan saling berhadapan dengan Jinyoung yang membelakanginya dan Chungha di depannya. Tidak lupa kedua laptop mereka yang menyala.

"Kalau emang mau nugas kenapa harus bohong sih? Emang bakal gue larang apa." Gerutunya pada diri sendiri. Sampai dia tiba-tiba memiliki ide untuk menelfon Jinyoung. maka dia mengeluarkan ponselnya dan segera menghubungi kekasihnya itu.

Saat panggilan terhubung, Jihoon dapat melihat dari dalam sana Jinyoung sedang meminta izin untuk menerima panggilan, mungkin dia akan ke toilet. Setelahnya Jihoon langsung berjalan menjauhi cafe, masuk ke salah satu toko baju dan langsung menerobos ke ruang ganti.

"Halo, ada apa Ji?." Jawab Jinyoung.

Jihoon menelan ludahnya, gugup. "Engg.. lagi apa?"

"Lagi nugas dong. Kamu lagi apa?"

"Lagi tiduran. Nugasnya udah selesai?"

"Belum.."

"Nugas sama siapa?"

"Kan udah bilang sendirian, By. Bukan tugas kelompok ngapain ngerjain rame-rame. Hahaha." Jawab Jinyoung setengah tertawa. Jihoon yang mendengarnya pun ikut tertawa hambar.

"By.. mau vidcall.." jantung Jihoon berdegup kencang, Jihoon pun akan bingung kalau Jinyoung mau mengubah panggilannya.

"Duh, jangan sekarang ya, sayang. Nanti malem aja aku vidcall."

"Maunya sekarang~"

"Kangen ya?"

"Iya~"

"Nanti aja ya.."

"Aku ganggu ya?"

"Bukan itu maksudnya.." Jinyoung membuang napas perlahan. Hening tercipta di keduanya, Jihoon juga tampak tidak ingin membuka suara.

"Ji.." panggil Jinyoung.

"Hm?" sahutnya.

"Kalau udah nggak ada yang mau di omongin, aku tutup dulu ya. Kamu jangan lupa makan dan buruan kerjain tugasnya. Bye~"

"By-"

Belum sempat Jihoon menjawab, panggilan sudah terputus dari satu pihak. Jihoon hanya terpaku, bingung dengan perasaannya. Dirinya kemudian keluar dari toko pakaian dan berjalan tak tentu arah.

Menghabiskan kurang lebih satu jam di toko buku, Jihoon akhirnya pulang. Tadi perhatiannya teralihkan oleh deretan buku yang sangat menarik untuk dia baca, tapi sekarang dirinya kembali teringat oleh kejadian tadi.

Jihoon melihat ponselnya, berharap Jinyoung mengirimi pesan apapun, tapi nihil. Oh, tiba-tiba Jihoon teringat sesuatu. Dia membuka aplikasi Instagram, mencari akun Jinyoung dan meng-klik bagian following-nya. Mengetik nama Chungha, dan muncul di pencarian atas, dengan nama chunghahaha.

Room(h)ates // DeepwinkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang