22 - Silent Week

1.4K 181 41
                                    

Kayaknya baru kemarin Jinyoung dan Jihoon berencana buat pulang waktu minggu tenang sebelum UAS, dan nggak terasa minggu tenang udah di depan mata. Jinyoung akan mendapat soal UAS nya saat minggu tenang, dan akan dikumpulkan sesuai jadwal UASnya. Dan tidak ada kelas pengganti karena sudah mengganti kelas dilain hari ataupun diganti dengan tugas yang terhitung seperti satu kali pertemuan. Jihoon juga tidak jauh berbeda dengannya.

"Udah disiapin semua, Ji?" tanya Jinyoung, dirinya sudah siap.

"Udah nih. Bawa buku juga nggak?" tanya Jihoon yang juga sudah selesai packing.

"Bawa dong, kamu mau ngerjain UAS pake apa?"

--

Mereka pulang dengan motor milik Jinyoung. Si Jinyoung ini kendaraannya emang lengkap, tapi seringnya cuma jadi pajangan di tempat parkir dorm. Yang minta buat naik motor juga si Jihoon. Jadilah mereka seperti pasangan touring yang mau mudik.

"Mampir dulu yuk." Ajak Jihoon pas mereka sudah sampai di depan rumah Jihoon.

"Besok aja ya Ji, udah malem." Jawabnya.

"Yaudah, hati-hati ya. Kabari kalau udah sampai."

Jinyoung hanya menganggukkan kepalanya setuju dan melenggang kencang membelah jalanan.

Jihoon dan Jinyoung sebenarnya masih satu kota dengan kampus mereka. Tapi cukup jauh untuk dilaju. Jarah rumah mereka juga jauh, mungkin sekitar 25 menit.

Sesampainya di rumah yang disambut oleh ayah, bunda dan adiknya, Jihoon langsung masuk ke kamar untuk beristirahat meskipun bundanya menawarkan untuk makan malam terlebih dahulu. Langsung merebahkan badan sebentar namun kemudian bangkit untuk mandi karena tidak tahan dengan keringat dan polusi dan menempel di tubuhnya.

Dilain tempat, Jinyoung lagi-lagi disambut hangat oleh ayah dan ibu tirinya. Meskipun masih sedikit canggung, Jinyoung masih bisa menutupinya dengan bermain bersama Jisoo. Jinyoung kemudian memiliki ide untuk membuat panggilan video bersama Jihoon.

Dan betapa kaget juga gemas saat Jihoon melihat Jinyoung diseberang sana menggendong bayi Jisoo dengan sangat canggung tapi menggemaskan. Cara Jinyoung menggendong Jisoo sangat kaku, ingin sekali Jihoon membenarkan dari sana. Lelah menggendong dengan satu tangan sambil video call, Jinyoung kemudian menidurkan Jisoo di kasurnya dan disusul Jinyoung tiduran disampingnya.

"Pokoknya besok kalau kesini bawa Jisoo~" rengek Jihoon yang tidak tahan dengan tingkah menggemaskan Jisoo.

"Nggak mau!" jawab Jinyoung, sekarang Jisoo perlahan tengkurap dan kemudian merayap di dada Jinyoung dengan tangannya yang seolah ingin merebut ponsel milik Jinyoung.

Jihoon yang melihatnya dari seberang hanya menahan gemas. Terlebih saat Jinyoung mengelus kepala Jisoo yang masih botak itu dengan lembut sambil sesekali menciuminya.

"Ihhhh mau juga~"

"Mau apa?'

"Cium~"

Jinyoung berdecih, "Ck, biasanya kalau dicium juga suka nolak."

Jihoon hanya tertawa malu dengan menutupi wajahnya. Jihoon memang seperti itu, kalau dicium-cium sok nolak tapi sebenarnya ya mau.

Tok. Tok.

"Jinyoung, Jisoo sama kamu?" itu suara Mama Jinyoung yang memanggilnya dari balik pintu.

"Iya Ma~" jawab Jinyoung setengah teriak agar terdengar Mamanya.

"Mama udah minta Jisoonya nih. Aku tutup dulu ya."

"Iya gakpapa."

Kemudian Jinyoung memberikan Jisoo ke Mamanya dalam keadaan setengah mengantuk karena sentuhan lembut yang Jinyoung berikan.

Room(h)ates // DeepwinkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang