25 - Marry You - End

1.4K 200 47
                                    

BRAKK!

Jihoon jatuh tersungkur dengan kedua lutut menyeret tanah. Motor yang melaju kencang itu menyeret tubuh Jihoon yang sempat tersrempet motor itu. Padahal saat klakson itu berbunyi, Jihoon sudah mencoba menghindar, tapi pengendara motor itu gugup dan malah menyenggol tubuh Jihoon yang membuatnya terseret. Tidak jauh tapi cukup membuat Jihoon terluka dan celana jeans miliknya robek.

Kecelakaan itu membuat perhatian di sekitar Jihoon. orang-orang langsung mengerubunginya dan bertanya apakah dia baik-baik saja. Dan pengendara itu tidak henti-hentinya meminta maaf dan menawarinya untuk mengantarkan pulang. Tidak sepenuhnya salah si pengendara, Jihoon juga merasa bersalah karena melamun dan tidak berhati-hati menyebrang.

Nyeri di kedua kakinya membuatnya susah untuk berdiri, saat berdiri pun dia harus menahan perih yang menderanya. Susah payah duduk di bangku belakang motor, laki-laki yang menabrak Jihoon kemudian menawarinya untuk dibawa ke klinik agar dia mendapat pertolongan pertama.

Bayangan akan sapuan alkohol oleh dokter yang akan membuatnya merasa lebih sakit –walaupun membuatnya lebih cepat sembuh- terbayang di otaknya dan dia langsung menolaknya halus. Maka, Jihoon hanya meminta untuk dibelikan obat antiseptik dan alkohol untuk mengobati lukanya.

Sesampainya di dorm, Jihoon tidak melihat tanda-tanda dari Jinyoung. Mencoba tidak peduli, dirinya kemudian melepas celana jeans yang dikenakannya dengan sangat hati-hati. Saat sudah terlepas, Jihoon berapas sangat lega, dan dia baru menyadari jika lukanya cukup parah bahkan kulitnya mengelupas dengan titik-titik darah menghiasinya.

Jihoon menuangkan alkohol ke kapas, kemudian dengan sangat perlahan menempelkan kapas di lukanya. "Aw! Aw!" ucapnya setiap kali kapas itu mendarat di lukanya. "Huffff~" dirinya meniup luka itu untuk meredam rasa perihnya.

"HAH PERIH BANGET!!!!" Jeritnya sambil mendongak, menahan air matanya untuk turun bebas.

Bip!

Pintu terbuka, Jinyoung yang awalnya santai saat melepas sepatunya seketika panik mendengar teriakan Jihoon. Langsung saja dirinya berlari kecil dan mendapati Jihoon yang terluka.

"Oh God, are you okay?" tanyanya. Jihoon tidak menjawab dan terus melakukan kegiatannya.

Jinyoung kemudian merebut kapas itu dan melanjutkan kegiatan Jihoon sebelumnya, mengobati luka. Dengan telaten Jinyoung mengusap luka itu dengan kapas, membersihkan luka yang kotor dengan debu dan pasir sebelum dia tetesi lagi dengan cairan antiseptik.

"Jatuh dimana?" tanya Jinyoung pelan.

"Ditabrak." Jawab Jihoon singkat.

"Dimana? Kok bisa?"

"Di- aw!" jeritnya saat cairan antiseptik itu mulai membasahi luka Jihoon.

"Tadi pas nyebrang ga liat trus-hiks- keseret motor gitu-" tidak tau mengapa, saat menjelaskan ke Jinyoung dirinya merasa sangat emosional. Dirinya menangis begitu saja.

jinyoung yang baru beres mengobati luka di kaki kiri Jihoon pun langsung memeluknya, membiarkan Jihoon menangis di dadanya.

"Yaudah lain kali hati-hati pas nyebrang. Maaf juga, gara-gara aku kamu jadi kaya gini."

"sakit.."

"Iya, aku obatin yang satunya ya."

Saat mengobati luka di kaki kanan, Jinyoung merasa ada yang membengkak. Saat tangannya menekannya, Jihoon merintih kesakitan.

-

Jinyoung kebingungan karena Jihoon sangat manja dan berisik. Kedua kakinya yang terluka membuatnya susah berjalan, dan Jinyoung kerepotan menuruti permintaan Jihoon.

Room(h)ates // DeepwinkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang