Langit berganti warna, gelap menyapa dengan banyak bintang menghiasinya. Kedelapan pemuda terlihat sedang menahan lapar. Setelah api unggun siap, mereka membagi tugas untuk memasak. Beberapa dari mereka menyiapkan kompor mini dan segera merebus air untuk membuat mie instan. Sisanya memanggang sosis di api unggun. Entah rasanya akan seperti apa, karena sosis itu akan langsung hangus terbakar begitu mengenai si api.
Seonho, yang bertugas menuang bumbu mie instan di piring jumbo pun dibuat kebingungan, pasalnya saat menaruh piring itu begitu saja di pasir, pinggiran piring menjadi kotor karena tidak sengaja terkena sapuan kaki di sana-sini.
"Ih kena pasir piringnya," ucap Seonho saat melihat pinggiran piring berisi pasir.
"Udah ngakpapa, masih doyan kan?" ucap Jinyoung santai sambil mengaduk mie instan yang hampir matang, dan dijawab 'masih' oleh mereka semua.
Giliran Jaehwan yang membawa senampan sosis gosong yang mereka potong-potong dengan sendok sebelumnya. "Yah kok gosong?" keluh Seobie yang membuat Jaehwan menjauhkan nampannya.
"Gak doyan yaudah." Jawabnya.
"Doyan kok hehe. Doyan banget!" ucap Seobie yang menjilat daripada berakhir kelaparan.
Mie instant goreng mereka terasa nikmat karena kelaparan yang melanda. Sosis gosong itu pun lenyap tak bersisa walau rasanya sangat apa adanya. Kini, dengan cahaya minim yang berasal dari lampu emergency dan api unggun, mereka bernyanyi bersama dengan Jaehwan yang dengan lihai memetik ukulelenya.
"Main uno yuk?" tawar Woojin, setelah mereka mengistirahatkan suara mereka.
"Jangan uno, werewolf aja, gue bawa kartunya." Ucap Daniel dan dijawab oleh anggukan setuju mereka.
Danielpun berbalik ke tendanya dan mengambil kartu werewolf, semua juga sudah duduk melingkar di posisi masing-masing untuk bermain. "Moderatornya siapa nih?" mereka semua kompak meunjuk Daniel sebagai moderator permainan mereka.
--
Pukul dua pagi, saat Jinyoung terbangun dan tidak mendapati Jihoon tidur bersamanya. Ya, tadi sebelum mereka tidur, mereka harus suit untuk pembagian tenda. Jinyoung satu tenda bersama Jihoon, Guanlin dan Seobie. Dan tenda lainnya berisi Seonho, Woojin, Daniel dan Jaehwan.
Jinyoung membuka resleting tenda yang menjadi pintu masuk mereka, mengintip disana dan mendapati Jihoon, duduk disana sendiri. Cukup jauh di depan mereka. Seperti mendekat di bibir pantai. Sapuan ombak juga tidak membuatnya takut.
Dia kemudian bangun, dan berjalan melewati api unggun yang berjarak cukup jauh dari tenda mereka dan saat sampai tujuan, dia langsung mendudukkan bokongnya di pasir putih itu. Gerakan tiba-tiba itu membuat yang sedang melamun terlonjak kaget. Lebih-lebih saat orang itu adalah roomates nya sendiri.
"Enggak tidur?" tanya Jinyoung basa-basi. Yang ditanya hanya menggeleng pelan.
"Enggak takut apa kalau tiba-tiba ada monster muncul dari laut trus—" perkataan itu terputus saat Jihoon menyentuh kepala kecil yang terarah ke dirinya untuk melihat apa yang ada di depan mereka.
"Bintang-bintang sebagus itu, sayang banget buat dilewatin." Ucapnya. Tidak perlu mendongak untuk melihat hamparan bintang yang tercetak abstrak diatas sana. Lihat lurus kedepan, garis yang memisahkan laut dan langit itu terlihat jelas.
"Woah~"
"I know."
"Bacain rasinya dong." pinta Jinyoung yang sangat bersemangat.
Jinyoung tersenyum, dia sangat suka saat Jihoon seperti ini. Pemuda tinggi itu terus menatap pemuda manis di sampingnya, sedangkan yang manis terus menatap langit di depannya, tersenyum penuh arti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Room(h)ates // Deepwink
Fanfic[Completed] Kalau jodoh emang ga kemana. ... .. . Deepwink college! AU Warn: bxb, yaoi, deepwink ... .. . [Highest rank #1 in winkdeep] [Highest rank #3 in deepwink] ... .. . © Bumblebaenim 2018