03 - Disaster

1.7K 288 34
                                    

Tugas Jinyoung sebagai pembina ospek sudah selesai. Setelah dibubarkan, dia segera berlari menuju barang-barangnya untuk diambil kemudian pulang ke dorm.

"Jangan lupa besok evaluasi jam 3 sore ya." Ucap Jaehwan sambil menepuk bahu Jinyoung, yang dibalas anggukan sebagai arti 'iya' dari Jinyoung.

Jinyoung berjalan pulang ke dormnya, walaupun sangat lelah dia tetap bersemangat untuk pulang karena akhirnya setelah dua minggu di karantina sebagai pembina ospek dia bisa tidur nyenyak di kasur kesayangannya. Saat sampai, dia meletakkan kunci dormnya dan membuka pintunya. Sesampainya dia langsung mengambil handuk nya untuk mandi, karena walaupun dia selalu mandi saat dikarantina, rasanya keringat masih menempel di dirinya.

Setelah dia selesai mandi, dia membuka pintu kamar mandi. Dilihatnya sesosok lelaki imut yang pernah mengisi hatinya itu. Pandangannya sangat kaget begitu juga lelaki itu sampai dia menjerit, pandangan yang dilihatnya ternyata memang benar adanya.

"WTF?" Jerit lelaki itu.

"Park Jihoon?"

"LO NGAPAIN DISINI?" bentak Jihoon.

"LAH INI KAMAR GUE!" Balasnya tak mau kalah.

"LAH INI JUGA KAMAR GUE! KELUAR LO DARI SINI!" usir Jihoon.

"EH GUE YANG TINGGAL DULUAN DISINI DARI TAHUN LALU YA!" Jinyoung pun ikut tersulut emosinya.

"MANA BUKTINYA?"

Jinyoung kemudian membawa Jihoon untuk melihat isi lemarinya yang ternyata memang berisi barang-barang laki-laki itu yang dia simpan disana selama dirinya tidak ada.

"Gak! Ini pasti salah. Gue mau pindah!" Ucapnya dan melangkahkan kakinya keluar.

Jinyoung menahan Jihoon saat dia akan membuka pintu, dengan gerakan cepat, dia membawa Jihoon untuk bersandar pada pintu itu. Kedua lengannya berada di sisi wajahnya, menguncinya sehingga dia tidak bisa keluar.

"Bukankah ini pertanda?" Tanya Jinyoung serius.

Jihoon yang gugup langsung membuang mukanya ke sembarang arah dan tidak berniat untuk menjawabnya.

Laki-laki tinggi itu membawa tangannya untuk menyentuh dagu laki-laki manis di depannya itu, agar menatapnya kemudian dia berkata, "ini pertanda kalau kita berdua jodoh."

"Najis!" Ucapnya pendek dan menepis kedua lengan Jinyoung dan membuka pintu dengan cepat dan berlari keluar.

"BAE JINYOUNG SIALAN!" Teriaknya di dalam lift dan bertingkah sembarang arah meluapkan kesialannya disana.

--

Malam pertama mereka sebagai roomate dilewati dengan saling diam. Tidak ada ucapan apapun, seolah mereka tidak saling kenal. Ya.. ini karena Jinyoung yang terlelap tidur sesaat setelah dia mandi, karena dia tertidur hanya dengan menggunakan boxer nya. Sedangkan Jihoon, dia memenangkan pikirannya di kamar Seobie dan pulang saat dia merasa ngantuk.

Pagi ini, Jihoon terbangun karena masih harus melewati ospek terakhirnya. Dari dia bangun sampai akan berangkat, dia melihat Jinyoung yang masih pulas tertidur. Dia hanya menggelengkan kepalanya dan berjalan keluar.

Ospek hanya diisi sambutan dan speech dari rektor dan dosen lain. Sepanjang waktu pikiran Jihoon terus tertuju pada seseorang yang menjadi teman sekamarnya. Dia gelisah karena laki-laki itu pernah memberinya pengalaman buruk yang tidak bisa dia lupakan. Dan dia takut, kalau laki-laki itu mengulangi perbuatannya.

"Seobie, lo tau gak caranya biar tuker roomate gitu?" tanya Jihoon berbisik

"Ngg, gatau deh." Jawabnya. "Kenapa emang?"

Room(h)ates // DeepwinkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang