7. Nonton Bareng?

49.4K 4.5K 44
                                    




Vote dan komen jangan lupa.. 😉

NGAHAHAHAHAHAAAAA!!!!!!!

Alde mengusap-usap pipinya kasar seraya mengumpat, sementara aku tertawa terbahak-bahak melihatnya serta Lala yang memasang muka semelas mungkin.

"Mimpi apa gue dicium sama jomblo ngenes."

"Emangnya gue najis apa lo ngusap pipi nggak berhenti-berhenti." Lala manyun melihat Alde yang tak kunjung selesai mengusap pipinya dengan tisu.

Aku hanya geleng-geleng kepala sambil mengusap air mata melihat kelakuan sahabat serta adikku yang hari ini terlibat kejadian langka.

Ketika tadi Lala memperkenalkan Alde sebagai pacarnya, awalnya Jordi tak percaya sampai mereka berdua berdebat karna Lala yang terus saja kekeuh meyakinkan Jordi kalau cowok di sebelahnya itu pacar benerannya. Hingga puncaknya, Lala tiba-tiba mencium pipi Alde di depan Jordi dan membuat pria itu membeku melihatnya. Lala juga mengucapkan kata-kata yang membuat Jordi telak dan seketika meninggalkan restoran itu.

"Jadi nggak napsu makan gue."

Lala menggeplak kepala Alde, lalu bersungut. Kalau saja makanan yang mereka pesan tidak sebanyak pesanan se-RT mungkin gadis itu akan bersikap biasa saja, padahal makanan yang harus dihabiskan masih banyak. Ooohh, tentu saja seorang Lala takkan membiarkan duitnya terbuang percuma.

"Kalo lo nggak abisin, lo yang bayar semuanya. Lo kira makanan sebanyak ini bayarnya pake daun!" balas Lala mencebik.

"Huft!!!"

Satu jam kemudian kami bertiga berhasil menghabiskan seluruh makanan yang tersaji di atas meja. Memang benar ya istilah Laper Galak, Kenyang Bego. Tadi sebelum makan, muka kami bertiga agak kesal karna pesanannya lama datang, maklum suasana restoran memang sedang ramai-ramainya karna malam minggu ditambah perut lapar, jadilah aku dan Lala misuh-misuh sama pelayan yang lewat. Apalagi tadi juga sempat ada adegan drama ala-ala Lala yang bikin emosi. Sekarang, setelah perut kenyang terisi penuh sampai hampir meledak, kami kompakan mengelus perut sambil menyender di bangku dengan tampang super bego dan ngantuk. Kebiasaan!

"Abis ini langsung pulang ya." pintaku melihat jam yang sudah bertengger diangka delapan lewat tiga puluh menit.

"Iya, gue juga udah ngantuk banget nih gara-gara kekenyangan."

Setelah dirasa perut sudah agak menghilang kenyangnya, Lala berjalan ke arah kasir untuk membayar dan terkejut melihat nominal yang tercetak di kertas bill.

"Awas lo ye, begitu lo dapet kerja langsung gue palak gaji pertama yang lo terima. Lo juga harus kasih liat gue surat perjanjian kerjanya biar gue nggak dikadalin soal gaji lo." kata Lala menunjuk tajam padaku sesaat setelah kami meninggalkan restoran.

"Seriusan, Kak? Kok gaji lo malah buat dia?" Alde menimpali ucapan Lala. "Gue juga dapet dong, masa gue nggak kecipratan."

Aku malas menanggapi ucapan dua cecunguk itu, langsung saja berjalan cepat meninggalkan keduanya di belakang dan menuju eskalator untuk turun.

"Woi, malah kabur dia!"

"Kak, jangan lupa bagi-bagi gue juga ya!"

Keduanya teriak bersautan saat melihatku yang menjauh.

Nggak sohib, nggak adek, bisanya cuma nguras dompetku saja. Lah, lupa lo kan juga barusan abis nguras isi dompetnya Lala.

INTERVIEW (END) - revisedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang