53. Don't Leave Me

29.3K 2.7K 91
                                    




Don't forget to vote and comment. Happy reading... 😘

Mas Gaje Manis : Semangat ya hari pertamanya semoga berjalan lancar! 💪

Aku membaca pesan yang baru saja masuk, pesan penyemangat dari Gaje. Ya ampun, Mas Gaje, jangan terlalu care napa, nanti kan gue jadi baper!

Well, setidaknya pesan yang kubaca barusan  itu mampu membuatku sedikit lebih santai meskipun jantungku sedang berdebar sangat kencang, saat ini aku sedang berjalan memasuki area lobi gedung dan menghampiri resepsionis untuk melapor dan menukar KTP dengan kartu visitor yang juga berlaku sebagai akses menaiki lantai yang dituju. Yap, hari ini adalah hari pertamaku bekerja di kantor yang baru.

Aku selalu begini setiap akan memulai sesuatu hal yang baru, deg-degan, keringat dingin, berpikiran macam-macam tentang apa saja yang akan terjadi di atas nanti, mencoba menerka-nerka akan seperti apa kondisi lingkungan kerja di tempat yang baru.

Aku menghembuskan napas kasar ketika berdiri di depan lift menunggu hingga terbuka lalu masuk. Kebetulan saat ini lift sedang sepi hanya aku sendirian. Saat pintu lift akan menutup, sebuah tangan menghalaunya agar terbuka kembali.

Itu kan Bu Bos yang interview gue waktu itu. Ibu siapa ya, lupa gue namanya. Duh, awkward dah nih satu lift bareng!

"Pagi, Bu." sapaku tersenyum ramah.

"Pagi." jawabnya datar melihatku sekilas lalu memencet tombol lantai yang ternyata sama dengan tujuanku. Ibu itu mengusap keningnya pelan.

Asem banget, Bu, pagi-pagi mukanya. Kayaknya lagi suntuk banget.

Tik... tok... tik... tok... tik... tok...!!!

Ck, kenapa ini lift kok jalannya lama banget ya?

Nungguin lift sampe, rasanya lama banget kayak nunggu kepastian yang nggak jelas.

Ting!

Akhirnya sampai juga. Ibu Bos itu berjalan di depanku, sementara aku menuju toilet terlebih dahulu untuk merapikan penampilan sebelum memasuki area kantor, mengingat ucapannya tepat sebelum keluar dari lift tadi membuatku shock sekaligus malu mendengarnya.

"Coba kamu nanti ke toilet dulu deh, ada kotoran terlihat di hidung kamu tuh."

Aku menatap pantulan wajahku di cermin toilet dan langsung terfokus pada lubang hidungku yang ternyata memang ada sesuatu yang mengintip dari dalamnya.

Ya ampun, hari pertama gue kerja, si upil basah udah bikin malu aja pake segala nongol di saat yang nggak tepat!

Jangan-jangan resepsionis tadi ngeliat juga. Aduuuhhhh hancur udah harga diri gue!

Ini pasti gara-gara tadi aku habis bersin namun kurang menyeka hidung dengan bersih dan seksama sehingga masih ada yang tertinggal. Pantas saja Ibu tadi tak mau melihatku lama-lama, pasti dia ilfeel.

Setelah memastikan penampilanku aman, aku lalu melapor kepada resepsionis kantor dan menunggu hingga akhirnya Marina, staff HRD memanggilku dan menunjukkan meja kerjaku.

"Ini yang akan jadi meja kamu nanti, Galexia." terang Marina, lalu kemudian mengajakku berkeliling untuk dikenalkan satu persatu pada seluruh karyawan.

Di kantorku yang sekarang, aku memiliki bos laki-laki dengan perawakan sedikit gendut, buncit, rambut botak di tengah, serta kumis lele yang menghiasi wajahnya, kemungkinan usianya empat puluh lima tahunan. Yang paling ajaib, kata Marina, atasan baruku ini agak sedikit centil orangnya padahal sudah punya istri yang galak.

INTERVIEW (END) - revisedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang