34. Kecelakaan

28.4K 3.1K 130
                                    



Vote dan komennya yaa gaes jangan lupa.
Happy reading 😘

"Kenapa lo? Kayak kurang tidur gitu sembab amat?" tanya Maya yang baru saja duduk di sebelahku. Pagi ini hampir seluruh karyawan sudah berada di dalam bus bersiap-siap menuju tempat tujuan pertama. Di dalam bus ini isinya campur tidak hanya karyawan dari Jakarta saja, tapi juga ada dari daerah lain yang bahkan tak ku kenal, tapi kalau sudah sebut nama baru tau. Maklum biasanya hanya berkomunikasi lewat email ataupun telpon. Untuk yang dari Jakarta, aku satu bus dengan Maya, Shrintil, Dina, dan Darren.

Gimana nggak sembab, kagak bisa tidur gue semalem!

"Kurang tidur."

"Kok...?"

"Bininya Iqbal ngoroknya parah banget." ucapku dengan berbisik, pasalnya gadis itu duduk di depanku. Tadinya ia malah meminta duduk bersama tapi aku berdalih sudah janjian sama Maya. "Asli nggak bisa tidur banget gue, padahal udah ngumpet di bantal."

"Ya ampun kasian amat lo."

"Bisa nggak sih minta pindah kamar?"

"Nggak bisa, Xi. Kan jumlah ceweknya genap jadi tiap kamar udah pas dua orang semua." Mendengar penjelasan Maya membuatku hanya bisa menghela nafas panjang, mau tak mau selama beberapa hari ke depan aku harus memasang penyumpal kuping supaya bisa tidur tenang.

Aku lalu meminta waktu pada Maya untuk membiarkanku tidur sepanjang perjalanan. Lumayan lah memanfaatkan waktu daripada ngobrol mendingan tidur.

Jadwal untuk hari ini akan lebih banyak wisata area pantai. Persinggahan pertama sebelum bermain air, seluruh karyawan dibawa melihat kemegahan patung Garuda Wisnu Kencana yang tinggi menjulang. Para peserta gathering dibebaskan untuk berkeliling sesuai dengan keinginan masing-masing dan dua jam kemudian diharuskan berkumpul di titik yang sudah ditentukan.

Aku dan geng mulai mencari spot foto yang bagus untuk kami abadikan di akun sosial media masing-masing.

"Nanti lo pada ikutan maen banana boat nggak?" Ella bertanya disela-sela kegiatan wefie kami.

Totti, Maya, serta Anna, anak magang yang membantu divisi AccFin kompak menjawab iya, namun tidak denganku.

"Loh kenapa? Seru tau!"

"Takut tenggelem, gue nggak bisa berenang. Itu kan nanti bakalan dilempar kan?" Aku pernah melihat video permainan banana boat yang ketika sudah tiba di tengah laut, maka penumpang akan digulingkan dan terlempar ke air.

"Ntar ada ikan hiu lagi." tambahku parno.

"Yah, Mbak. Cemen banget. Nggak ada hiu kali." sambar Anna si anak bawang sambil tertawa. Tumben-tumbenan kali ini anak itu ikut geng kami, biasanya dia mengintil sama Lina.

"Udah ikut aja, Neng Xia. Kan ada Aa' Totti Ronaldo yang siap siaga menolong." kata Totti mengerling genit. Ih, apa sih!

"MasTot, bawa badan sendiri aja udah berat gimana nanti mau nolongin gue."

"Kok lo pinter sih, Xi? Dia aja badannya udah seberat gentong aer." ucapan Ella membuat semua yang mendengar tertawa mengakak dan semakin membully Totti, sementara yang dibully manyun pasrah.

Ketika waktu berkumpul tiba, seluruh karyawan berkumpul kembali. Melakukan sesi foto bersama dengan latar belakang patung Garuda Wisnu Kencana yang sangat besar, kemudian kembali lagi ke dalam bus untuk melanjutkan tujuan berikutnya.

INTERVIEW (END) - revisedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang