Dengan susah payah mengembalikan memory dari ketikan yang kemarin ilang setengahnya, sempet bikin ilang mood jg sih.. tapi akhirnya hari ini kelar juga...huhuhuuuuVote komennya yaa jangan lupa,, and happy reading gaeessss... 😘
Xia Andro : Thank you. You, too :)
Aku membaca lagi rentetan chat yang pernah Darren kirim sebelumnya padaku sambil menggigit bibir gemas. Teringat pembicaraan tadi sewaktu kami masih dalam perjalanan pulang, aku menembak Darren untuk pesan-pesan misterius yang dia kirim padaku.
"Kamu yang suka ngirim pesan penyemangat ke saya, kan?"
Darren membeku dan terdiam cukup lama, dapat kulihat ekspresi wajahnya berubah panik.
"Kenapa musti sok misterius gitu sih? Saya kan jadi kepo tau."
"Umm... saya takut kamu nggak nyaman aja." jawabnya sambil menggaruk kepala. "Sumpah, nggak ada maksud apa-apa."
"Untung aja temen saya ngecek dengan nelpon pura-pura salah sambung."
Darren menoleh tak percaya, tak pernah terpikir bahwa gadis di sampingnya ini akan sebegitu niatnya mencari tau siapa pengirim pesan misterius itu.
"Oh, jadi itu temen kamu," Darren tertawa garing, "Ketauan deh."
"Kamu marah? Maaf ya kalo merasa terganggu."
"Nggak apa-apa. Biasa aja sih." jawabanku hanya dibalas anggukan oleh pria itu.
Aku berguling-guling sesekali menggigit ujung sarung guling yang kupeluk menahan rasa gemas yang menghampiri. Sepertinya malam ini aku akan mimpi indah.
***
Jam di dinding kantor sudah menunjukkan pukul setengah sepuluh malam, aku masih saja berkutat dengan pekerjaan. Hari ini adalah jadwal closing bulanan dimana khusus bagi divisi keuangan harus menyelesaikan segala transaksi dan laporan satu bulan terakhir. Divisi kami masih lengkap dan semuanya sibuk dengan pekerjaannya masing-masing. Karna ini adalah closing perdanaku, jadi aku banyak meminta bimbingan dari rekan kerjaku yang lebih senior, sesekali aku pun mencoba menelpon Natalie untuk bertanya.
Ketika mataku fokus pada layar laptop, ponselku berdenting menandakan pesan masuk.
Darren HRD : Sudah pulang?
Aku membaca notifikasi yang muncul di layar namun tak langsung membalasnya karna Lina, rekanku yang lebih senior, memanggil. Begitu diskusi singkat kami selesai, aku langsung membalas pesannya.
Xia Andro : Belum. Kayaknya bentar lagi sih.
Pesanku langsung dibaca dan dibalasnya.
Darren HRD : Aku jemput ya, udah malem loh.
Xia Andro : Jangan! Aku naik taksi aja.
Darren HRD : Gapapa, tunggu ya aku jalan sekarang.
Ya ampun! Niat banget nih orang. Aku terkikik geli lalu melanjutkan pekerjaan.
Ternyata aku salah duga, kupikir pekerjaan kami akan selesai dengan segera. Angka di laporan rekonsiliasi ternyata tidak balance sehingga aku harus mencari tau dimana letak kesalahan dan memperbaikinya dengan segera sebelum Bu Carla, Managerku, menyelesaikan bagiannya.
Darren sudah tiba dan menunggu di parkiran hampir satu jam, dia tidak mengeluh ataupun memaksaku untuk segera cepat. Aku malah jadi tidak enak harus membuatnya menunggu selama itu, bahkan sudah kubilang untuk pulang saja tapi dia malah menolak.
KAMU SEDANG MEMBACA
INTERVIEW (END) - revised
Chick-LitBagi sebagian orang, mungkin proses interview melamar pekerjaan merupakan sesuatu yang menyenangkan. Tapi tidak bagiku, aku yang kadar paniknya suka melebihi rata-rata, menganggap interview adalah sebuah momok yang menakutkan. Bagaimana kita berinte...