15. Anak Baru

33.9K 3.7K 169
                                    



Budayakan vote dan komen... wleee 👅

"Oi, katanya ada anak baru lagi nih. Cewek loh." kata Ella, ibu gaul satu anak itu, seraya mengunyah makan siangnya. Aku, Ella, Maya, dan Totti sedang berada di kantin gedung menikmati makan siang kami.

"Bagian apaan, La?" Maya menyahut.

"Procurement kayaknya, bakalan jadi anak buahnya Mbak Eliana." kami semua hanya menanggapi dengan ber-Ooo-ria. "Gue denger-denger sih jebolan Amrik."

"Buat jadi staf biasa gitu?"

"Ho oh. Kok mau ya lulusan amrik kerja disini cuma jadi staf biasa?"

"New entry kali, mungkin cari pengalaman. Kayaknya cakep nih, lulusan amrik gitu loh, bisa kali gue prospek." Totti yang memang playboy cap karung beras sudah sumringah saja membayangkan sasaran barunya.

"Haha, lu tu ye, Xia aja belom kelar udah nyari yang baru lagi."

"Alhamdulillah lah, Mbak. Gue tenang sekarang." Ya males juga sih gue dimodusin mulu tiap hari.

"Namanya juga usaha, La."

Semenjak bekerja di kantor ini, aku memang lebih dekat dengan mereka bertiga daripada rekan-rekan satu divisiku yang lain. Mungkin karna tingkah mereka yang absurd kali ya jadi aku merasa lebih lepas ngobrol ngalor ngidul. Yang pasti diantara mereka tidak ada yang namanya asas senioritas, beda dengan karyawan lain.

"Wuidih, bahas apaan nih seru banget, boleh gabung nggak? Nggak dapet meja nih kita." pembicaraan kami disela oleh kehadiran Danu dan Raffa yang mengekor di belakang. Memang suasana kantin lagi penuh-penuhnya. Maklum tanggal tua biasanya gitu, beda kalau tanggal muda, kantin terasa lengang karna karyawan lebih memilih untuk makan enak di mall atau restoran.

"Sini gabung, Bro." jawab Totti lalu kami kembali memposisikan bangku masing-masing agar meja bundar ini muat untuk berenam. Danu dan Raffa mengambil duduk diantara aku dan Totti.

Aku merasa nafsu makan jadi hilang, padahal soto betawi yang kupesan ini tadinya terasa menggugah selera.

"Raf, gue denger lo sama Xia dulu satu sekolahan?" tanya Ella kepo. Bagi Ella, tak ada satu gosip apapun yang tak diketahuinya bahkan yang belum beredar saja dia sudah tau duluan. Luar biasa.

"Lah kok lo tau, Mbak?"

"Natalie sempet cerita waktu itu."

"Hehe, iya kita satu SMA dulu. Xia beda banget loh dulu sama sekarang."

Hhmm, mulai deh embernya. Aku langsung cubit saja paha Raffa yang duduk di sebelahku membuat dia mengaduh kesakitan. Kalau tidak diperingati bisa-bisa aibku semasa SMA dibongkar semua sama Raffa.

"Tapi Xia anaknya baik kok." lanjut Raffa yang kemudian mendapat senyuman penuh misteri dariku.


*


Jam delapan malam aku bersiap pulang, di kantor cuma tinggal aku dan Maya saja. Sebenarnya tadi ada Raffa yang sepertinya baru kembali dari meeting di luar, dan kembali ke kantor hanya untuk bawa laptop pulang.

"Udah pesen ojol?" tanya Maya.

"Udah tapi tumben nih nggak ada yang ambil orderan."

INTERVIEW (END) - revisedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang