Chapter 5

618 164 32
                                    

Hari ini panas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari ini panas. Untungnya Hoseok bisa pulang lebih cepat dari biasanya karena beberapa guru mengadakan rapat dadakan. Mungkin untuk merencanakan acara amal yang akan digelar satu bulan lagi.

Hoseok sendiri sudah mulai berkomunikasi dengan Yessa sejak insiden di perpustakaan. Gadis itu membantunya memunguti buku yang tercecer dan mengucapkan maaf berkali-kali.

Saat itu Hoseok hanya menganggukkan kepalanya sembari mengatakan bahwa dirinya baik-baik saja. Tidak ada perkenalan secara resmi sebenarnya. Namun, saat Hoseok ingin menuju Namjoon yang duduk di salah satu kursi, Yessa memanggilnya. "Hoseok!"

Hoseok kaget bukan main tentunya. Darimana gadis ini bisa tahu namaku?

Dengan sedikit canggung Hoseok menoleh. "I-iya?"

Yessa tersenyum simpul. "Ah, jadi benar namamu Hoseok? Jung Hoseok?"

Lagi, Hoseok mengangguk. Berusaha menahan napas agar kiranya bisa meredam degup jantung yang berdetak tidak normal.

"Aku Song Yessa." Gadis itu mengulurkan tangannya ke depan.

Hoseok tentunya tidak bisa menyambut uluran Yessa, sebab ia telah membawa setumpuk buku milik Namjoon di kedua tangannya. "Oke, Yessa. Salam kenal," sahut Hoseok dengan ramah.

Yessa terlihat malu. Ditariknya uluran tangan yang tadi mengambang di udara tanpa dibalas sedikitpun. Jemarinya bergerak menyusupkan beberapa surai yang terjatuh ke belakang telinga. "Eum, bisakah kita ..."

Astaga, Hoseok semakin berdebar saja.

"... menjadi teman?"

"Tentu saja!"

Hoseok tersenyum lebih lebar. Berpamitan sebentar kepada Yessa untuk meletakkan buku-buku yang dibawanya kepada Namjoon yang masih duduk dengan ponsel di tangan.

Mereka berdua duduk di dekat jendela dengan sebuah buku cerita yang Yessa temukan terselip di rak buku pelajaran. Menghabiskan waktu satu jam penuh untuk mengobrol agar lebih dekat, tak memerdulikan ulangan yang akan berlangsung setelahnya. Lagipula 'kan ada si genius Namjoon yang siap membantu.

Hoseok rasanya ingin tersenyum hingga giginya kering ketika mengingat perkenalannya dengan Yessa. Cokelat yang ia pegang juga telah meleleh hingga ke jemari panjangnya. Tak ingin membuang-buang makanan, dengan cepat Hoseok menjilat jemarinya yang berlumuran cokelat hingga bersih.

Perlu Hoseok katakan sekali lagi bahwa hari ini sangat panas. Parahnya saat ini ia hanya mengenakan baju lengan pendek dan celana rumahan. Kulitnya pasti akan menghitam jika berjemur terlalu lama.

Lagipula jikalau mama tidak menyuruhnya membeli gula di toko dekat persimpangan jalan, Hoseok tentunya enggan keluar rumah seperti ini. Lebih baik bersantai di depan televisi sembari menikmati biskuit cokelat dan sekaleng soda dingin.

Tapi, berkat iming-imingan mama yang akan membelikannya action figure terbaru, Hoseok rela melempar ponsel ke atas kasur dan bergegas keluar rumah.

Sesampainya di toko, langsung saja Hoseok mengambil gula seperti yang mama pinta. Membayarnya pada penjaga dengan uang pas lalu keluar dengan perasaan lega.

Tiba-tiba saja iris Hoseok menemukan presensi Yessa di dekat toko yang ia singgahi. Mengambil sebuah permen lolipop besar dan membalikkan badan setelah membayar.

Iris mereka bertemu. Hoseok jadi canggung sendiri dengan tangannya yang memegang kantung plastik.

"Hoseok!"

Yessa meneriakinya dengan nyaring. Telunjuknya bergerak mengarah pada pipinya. Seolah memberi sebuah isyarat.

Awalnya Hoseok pikir Yessa ingin mendapatkan ciuman gratis darinya, ternyata ia salah. Sial, ada noda cokelat di pipinya.

Undelivered | ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang