"Jangan berhenti berharap, karena doa-doa yang kamu sampaikan itu akan Tuhan kabulkan pada waktunya"
* * *
Pantai yang biru terhempas dipandangan, suara ombak bergemuruh saling berkejar-kejaran dan menerpa bebatuan yang menghalang jalannya ombak yang sedang bermain di tepian pantai ampenan. Senja yang menyapa dengan keanggunannya memancarkan kecantikan langit yang berwarna jingga, sungguh ciptaan Tuhan yang maha kuasa dengan segala keagungan-Nya.
Terlihat tiga punggung laki-laki muda yang sama tinggginya duduk dideretan bangku sepanjang pinggiran pantai dengan butiran pasir putih yang menggoda. Pandangan mereka menghadap laut yang terhempas dengan kemeja berbeda warna, pulang kampus setelah menempuh mata kuliah Aljabar Abstrak, pelajaran paling susah bagi setiap mahasiswa matematika angkatan 2009.
"Hel, kamu ngerti gak yang disampaikan Pak Switra tadi?" tanya laki-laki berkaca mata dengan gaya rambut berdiri, selalu memakai kemeja slimfit, iya itu Reandra Satria.
Dia sangat menyukai pelajaran eksak terutama matematika, dan ahli aljabar, itu sih menurut teman-teman sekelasnya juga bagi kedua sahabat dekatnya, gak ada tandingannya lagi. Namun dibalik kelebihannya itu ia adalah laki-laki dengan kehidupan keluarga yang kurang beruntung, keluarga yang tidak utuh seperti sahabatnya. Papanya yang lebih dulu menghadap Tuhan karena sebuah penyakit, membuatnya harus membantu ibunya bekerja sampingan saat itu.
"Iya Ndra, gimana mau ngerti pelajarannya, suaranya aja mulus banget, semut aja gak denger kali," jawab laki-laki berkulit coklat yang sangat suka dengan warna merah itu. Heldy Abimanyu.
Laki-laki bungsu dari tiga bersaudara di keluarganya. Anak bungsu pasti akan selalu dimanjain oleh kedua orang tuanya. Terlahir dari keluarga yang kaya, tidak berarti membuatnya sombong, namun ia merupakan seorang sahabat yang setia, sahabat yang peduli dan juga sahabat yang selalu membuat orang disekitarnya merasa nyaman. Sifatnya yang supel juga cerdas, membuatnya menjadi ketua tingkat yang dibanggakan di kelasnya.
"Kalau kamu gimana Jay?" tanya Reandra lagi setelah meneguk segelas Vanila latte dingin favoritnya.
"Sedikit Ndra, tapi banyak gak paham jalannya, apalagi aku yang selalu dapat bangku belakang" jawabnya sambil senyum membungkus di wajahnya. Laki-laki yang sangat suka memakai kaos ke kampus, Jay Atmajaya.
Terlahir sebagai keturunan sasak, keturunan asli lombok dinamakan suku sasak. Keluarganya adalah keluarga yang sangat bahagia dan hidupnya sangat mewah, namun ia tetap terlihat sangat sederhana. Ia sangat beruntung memiliki keluarga yang utuh, berkecukupan, dan sangat patuh dalam beribadah, tidak salah jika kesehariannya selalu menjadi pemberi nasihat bagi kedua sahabatnya.
"Gampang, nanti aku jelasin lagi, kebetulan sebelumnya aku pernah mempelajari itu dari kakak tingkat, cantik, namanya Aulia," sahut Reandra, pipinya memerah saat menyebut nama perempuan itu.
Aulia Dwitasari, perempuan cantik yang duduk di semester akhir ini merupakan perempuan yang selalu meraih IPK terbaik dalam setiap semester, manis dan pintar. Tidak ada seorangpun yang tidak mengenal sosoknya di kalangan mahasiswa matematika bahkan se-Fakultas MIPA. Memiliki keluarga yang hebat, dan segala fasilitas dipenuhi oleh orang tuanya yang merupakan dosen Fakultas Hukum Universitas Mataram. Didikan yang sangat ketat dari semenjak ia menempuh pendidikan PAUD hingga duduk di bangku perkuliahan telah membuatnya menjadi sosok yang patuh dan tekun belajar. Ia merupakan sosok wanita impian. Sikapnya yang lembut, tutur bahasa yang anggun dan tentunya berwajah cantik membuat setiap orang dengan mudah mengenalinya di kampus swasta tertua yang terkenal di Nusa Tenggara Barat ini.
"Ciee, diam-diam deket sama kakak tingkat nih," ucap Heldy dengan nada ngeledek sambil telunjuknya mengarah ke wajah Reandra yang mulai memerah.
"Kamu apaan sih Hel, kebetulan aja satu organisasi, jadi sempat bareng dan aku tanya deh mata kuliah Aljabar Abstrak, secara siapa sih gak kenal wanita yang selalu IPKnya 4.00," tangkisnya menepis tuduhan Heldy yang mulai menggila. "sekalipun iya, mana mungkin dia mau sama aku, hanya anak kosan yang hidup dari beasiswa pemerintah," katanya dalam hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta diujung Istikharah [END]✓
SpiritualIstikharah Series #2 ~ ~ ~ ~ "Tuhan selalu punya rencana yang lebih indah dari impianmu" adalah sebuah kalimat yang selalu memotivasi laki-laki bernama Reandra, ia tidak pernah menyerah meraih segala impiannya. Tidak mudah baginya meraih semua yang...