"Dan tentang malam ini, aku masih bersembunyi dibalik rasa yang kian menyiksaku. Rasa takut untuk mencintaimu"
* * *
Hari yang cukup melelahkan dengan segala aktifitas yang terlewati. Namun Reandra tidak pernah lupa dengan janjinya kepada Aulia, lima menit yang lalu ia telah sampai di Kedai Kopi Romantis, sebuah kedai baru yang terletak di jalan senggigi.
Letaknya yang berada di samping jalan raya dan di bawahnya terlihat pemandangan laut yang begitu romantis yang begitu memikat pengunjungnya. Suara ombak yang berkejaran di bibir pantai dan alunan musik harmoni menambah keromantisan malam ini. Dan lelah pun terobati oleh pemandangan yang begitu indah sejauh mata memandang.
Reandra sengaja mengambil meja yang sangat dekat dengan jendela kaca tepatnya di pojok kiri. Matanya mulai melirik jam tangan di tangan kirinya dan sesekali melihat ke arah parkiran. Namun mobil Jazz putih itu pun belum saja muncul dipandangannya. Pelayan berjalan kearahnya dan membawakan pesanannya, es vanilla latte.
Lima menit berlalu, Aulia memasuki cafe. Ia mengedarkan pandangannya ke kiri dan ke kanan dan menemukan Reandra berada di pojok kiri. Kemudian ia melangkahkan kakinya menuju arah sosok itu. Reandra terpukau melihat kedatangannya, tanpa kerkedip ia terus memandangi wanita dengan dress berwarna putih itu. Senyum terpancar oleh bibir tipis yang di lapisi lip balm itu, tak tertahan senyum pun terlontar dari bibir Reandra yang dari tadi hanya diam dengan pandangan kaku.
"Sorry Ndra, aku telat. Uda lama?" ucapnya setelah sampai di hadapan Reandra. Kemudian duduk.
"Gak apa-apa, baru nyampe juga kok. Eh, kamu mau pesan apa?" tanyanya sambil memberi kode kepada pelayan.
"Aku pesen Hot Red Velvet ya, gulanya sedikit sama Nasi goreng," ujarnya setelah pelayan itu sampai di hadapan mereka."kamu gak pesan makan Ndra?" tanya Aulia.
"Emm, aku nasi goreng juga," jawabnya.
Ini memang bukanlah pertemuan pertama kalinya bagi mereka. Sudah sering sekali mereka bertemu dan berbicara. Baik di organisasi, mata kuliah yang sama, bahkan pada pertemuan yang tidak disengaja. Namun entah kenapa pada malam ini keduanya merasa berbeda, bahkan semua membungkam.
Reandra yang biasanya suka sekali menggombal dan juga Aulia yang biasanya suka bercanda terlihat begitu kaku tidak tahu harus berbicara apa. Sampai pada akhirnya, Aulia pun memberanikan diri bertanya maksud Reandra mengajaknya bertemu.
"Ndra, ada apa kamu ngajak aku ketemuan di cafe ini?" tanyanya penuh rasa penasaran.
Reandra menatapnya. "Pengen aja, sekali-kali gak boleh emangnya ngajak senior nge-date," ujarnya sambil mengaduk-ngaduk minumannya. Berusaha menutup rasa gugupnya dihadapan Aulia.
Wanita itu memang selain cerdas juga sangat cantik, laki-laki mana yang tidak gugup setiap berbicara dengannya. Apalagi ini adalah kencan pertama di sebuah cafe yang romantis, sekalipun dengan status teman.
"Kok senior sih, aku lebih mudah kali dibanding kamu Ndra," ucapnya dengan nada manja dan masih penuh tanya.
"Iya...iya Bu Asdos cantik. Thanks ya uda mau datang," jawabnya tersenyum.
Segala kekakuan kini telah mencair dengan gurauan-gurauan yang Reandra bikin. Pelayan pun mengantar pesanan mereka dan telah tersaji di meja. Setelah mengucapkan terima kasih kepada pelayan itu. Dia kemudian bertanya kepada Aulia.
"Minggu depan kamu ujian skripsi kan?"
"Iya Ndra, kok tau. Kepo ya"
"Kemarin sempat liat aja di Fakultas. Good luck ya," ucap Reandra memberi semangat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta diujung Istikharah [END]✓
SpiritualIstikharah Series #2 ~ ~ ~ ~ "Tuhan selalu punya rencana yang lebih indah dari impianmu" adalah sebuah kalimat yang selalu memotivasi laki-laki bernama Reandra, ia tidak pernah menyerah meraih segala impiannya. Tidak mudah baginya meraih semua yang...