Sunset di Pulau Romantis

1.6K 99 2
                                    

"Setiap aku membuka mata pertama kali. Mentari pagi hal yang paling indah yang terlihat olehku. Kemudian aku membuka jendela, memejamkan mata dan berdo'a"


* * *

Seminggu berlalu, sejak perkenalan mereka dengan Mentari di Udayana Park saat itu. Reandra menceritakan kepada Heldy dan Jay kalau Mentari sangat menyukai pantai dan berpetualang. Karena aktifitas kuliah sedang libur maka mereka berencana mengajak Mentari pergi selama tiga hari ke sebuah pulau kecil yang cantik, Gili Trawangan.

Gili Trawangan merupakan yang terbesar dari tiga pulau kecil yang terdapat sebelah barat laut lombok dan merupakan satu-satunya gili yang ketinggiannya di atas permukaan laut cukup signifikan. Berbeda dengan Kenawa. Gili Trawangan adalah pulau yang berpenghuni, sekitar 800 jiwa menghuni pulau yang memiliki panjang 3 km dan lebar 2 km itu. Berbeda dengan pulau-pulau yang lainnya. Di Gili Trawangan tidak akan ditemukan kendaraan bermotor, karena tida diizinkan oleh aturan lokal. Hanya ada sepeda dan cidomo (kereta kuda sederhana yang lazim dijumpai di Lombok).

Mentari telah sampai duluan di pelabuhan, tempat paling awal untuk menempuh petualangan ke Gili Trawangan. Sekitar 10 menit menunggu, Reandra pun sampai bersama kedua sahabatnya. Kemudian menghampiri Mentari yang sudah menunggu di parkiran. Mereka berempat kemudian menuju sebuah kapal. Tidak menunggu waktu lama, mereka langsung diantarkan menuju Gili Trawangan.

Mereka sampai di dermaga Gili Trawangan. Panorama pantai yang menakjubkan menyambut mereka setelah kaki mereka pertama kali menginjak pulau eksotis ini.

"Welcome to Gili Trawangan Guys," teriak Heldy dan berlari di dermaga kayu yang menuju ke sisi pantai.

Mereka pun tersenyum melihat tingkah Heldy yang begitu bersemangat. Pemandangan langit biru, air laut yang berwarna pirus berkilau dan garis pantai berpasir putih tanpa batas semakin membuat mereka terpukau dengan pulau eksotis dan menawan ini. Sesampai di ujung dermaga, mereka disambut dengan belasan cidomo yang siap mengantarkan ke penginapan mana yang akan mereka pilih.

Tidak menunggu lama, mereka diantarkan ke sebuah hotel berbintang empat yang berada di tepi pantai. Hotel yang menghadirkan pemandangan sore hari yang menakjubkan meskipun dari balik jendela kamar.

"Kita sudah sampai," ucap Jay.

"Ayo Tar," ujar Reandra sambil melangkahkan kakinya menuju lobi.

"Mereka sudah siapkan kita dua kamar. Satu untuk Mentari dan satu lagi untuk kita bertiga. Soalnya semua kamar telah penuh. Jadi papa hanya bisa menyisahkan dua kamar ini," jelasnya Jay sambil memberikan kunci.

"Thanks banget Jay," ucap Reandra tersenyum.

"Yaudah, kalian duluan ke kamar. beristirahatlah sebentar sebelum petualangan kita dimulai. Aku mau temuin papa dulu. Selamat bersenang-senang di pulau cantik ini Tar. Nanti Reandra akan menunjukan tempat-tempat romantis di pulau ini," ucapnya tersenyum dan pergi meninggal ketiganya.

Wajah Mentari terlihat memerah mendengar ucapan indah itu. Mereka berlalu setelah masing-masing memasuki kamarnya.

"Ndra, apakah kamu gak merasa Mentari selalu merhatiin kamu?" tanya Heldy saat sampai di kamar mereka.

"Masa sih, saya sama dia hanya teman Hel. Saya kan uda janji akan membantunya dalam penelitian skripsinya," ujarnya.

"Iya Ndra, Tapi tidak ada yang tidak mungkin kan di dunia ini. Nikmatin liburan kita di pulau ini, bersama Mentari. Karena kita tidak pernah tahu rencana Tuhan. Apa juga yang kurang dari dia. Wanita yang penuh semangat, cantik, dan begitu ramah. Dia cocok kok buat kamu," ucap Heldy tersenyum.

Cinta diujung Istikharah [END]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang