Memang banyak kenagan yang tercipta di tempat ini, tapi semuanya sudah terkubur bersama masa lalu
~ ~ ~
Setelah menghabiskan waktu bersama keponaannya, Reandra mengajak Jay untuk jalan-jalan lagi di kota Mataram. Mentari pun ikut, seolah Reandra harus Flashback kembali dengan ceritanya perjuangannya di kota ini. Kota yang sudah memberinya banyak pengalaman penting dan sangat berharga.
Mereka berkunjung ke sebuah kedai romantis, kedai yang dulu menjadi tempat favorit Reandra dan mantan kekasihnya. Ia kesana bukan untuk mengenang masa lalu yang telah terkubur, tidak baik juga memikirkan seseorang yang sudah menjadi istri orang lain. Reandra hanya rindu suasana tempat itu, suara ombak dan pasir putih yang turut menambah suasana romantis kedai itu.
"Tar! Kamu pernah ke kedai romantis?" tanya Jay.
"Iya pernah, dulu diajak Reandra," jawab Mentari.
"Ehm, oh jadi gitu ya ceritanya. Reandra gak eprnah cerita sih," ejek Jay.
"Ngapain juga diceritain, rahasia dong," sahut Reandra.
"Emmmm... ,"
Tidak lama kemudian, mereka sampai ditujuan. Suasana malam tempat ini memang menjadi favorit mahasiswa di kota ini. Reandra turund ari mobil, ia masih suka alunan musik yang tersaji di tempat ini. Tidak pernah berubah sejak pertama kali di bangun hingga sekarang. Reandra masih tetap menyukai tempat ini seperti dulu, sekalipun banyak kenangan indah yang tercipta disini bersama Aulia, tapi ia tetap menyukainya.
"Ndra, kok diam aja? Gak masuk?" tanya Jay.
"Iya, aku hanya sedang menikmati setiap sudut tempat ini, selalu menyangkan pandanganku," jawab Reandra.
"Belum ada yang berubah sama sekali ya Ndra," sahut Mentari.
"Iya, meja itu dan alunan musik itu, masih seperti dulu," ucap Reandra.
"Iya, Ndra," ucap Mentari dengan pandangan ke arah yang sama.
"Ehm, bisa kita masuk? Flashbacknya nanti aja ya di dalam," ejek Jay. Ia lalu mengajak dua sahabatnya itu masuk.
Sesampainya di dalam, Reandra menikmati setiap aroma kopi yang tersaji, juga suasana tenang di tempat ini. Kenangannya coba datang kembali dalam lamunannya, tapi ia berusaha untuk tidak mengingatnya lagi. Masa lalu telah pergi, tidak ingin ia mengingatnya sekalipun hanya tentang kedai ini. Tapi apa mungkin Reandra bisa melupakan setiap sajak yang telah ia tulis di tempat ini, dan setiap inchi kenangan yang tercipta bersama Aulia.
"Ingat gak bangku ini?" tanya Reandra.
"Iya, bangku yang kita pilih saat pertama kali kesini," jawab Mentari.
"Banyak banget kenangan kamu disini, Ndra?" tanya Jay.
"Iya, hampir tiap minggu aku kesini," jawab Reandra.
"Pantes! Oiya kalian pesen apa?"
"Hot Vanila Latte," ucap Reandra dan Mentari secara bersamaan. Kesukaan mereka memang sama, itulah alasan mereka cocok.
"Wow, tidak pernah berubah juga ya minuman kesukaan kalian, sekalipun bertahun-tahun di Jerman, salut," puji Jay.
"Begitulah," jawab Reandra.
"Justru itu juga yang membuat kami selalu merasa nyaman, Jay," tambah Mentari.
"Oh iya, nice, kalian mungkin satu-satu pasangan paling romantis tahun ini," puji Jay lagi.
"Jay, Jay, selalu aja candaanmu bikin ngakak," ucap Reandra.
"Kayak gak tahu aku aja," jawab Jay.
"Oiya, Jay, Vanila lattenya se...." ucapan Mentari terpotong.
"Sedikit gula, dan punyaku harus manis," ucap Reandra yang memotong ucapan Mentari.
"Kalian itu ya, seharusnya dinobatkan sebagai pasangan terbaik sejagat, salut banget, sumpah," ejek Jay.
"Lebay," ujar Mentari.
Pelayan pun datang setelah mereka selesai memesan makanan dan minumannya, setelah itu pelayan meninggalkan mereka. Ada yang berbeda dari suasana hati Reandra malam ini, tempat ini benar-benar telah membuat pikirannya melayang, emncoba menyelami kisah masa lalu yang sudah tidak perlu diingat. Semakin kuat Reandra menahannya, supaya kenangan-kenangan itu tidak lagi terusik.
"Tar, aku kasih tahu satu hal tentang Reandra ya?"
"Apa Jay?"
"Kita berdua memang udah yakin jika Reandra bakal sama kamu," ucap Jay.
"Berdua itu siapa?"
"Aku sama Heldy, dia seneng banget jika Reandra bisa bareng kamu, katanya kamu tuh cewek yang paling cocok sama Reandra yang puitis, katanya gitu," jelas Jay.
"Sekarang, aku sama Tari udah berkomitmen, tinggal nunggu waktu aku wisuda dulu," ujar Reandra.
"Iya, aku berharap secepatnya," pinta Jay.
"Biar semua Allah mengaturnya Jay, kita gak pernah tahu kan seperti apa rencana Allah, aku hanya percaya, kebersamaan aku sama Tari sekarang adalah rencana Allah," ujar Reandra.
"Iya Jay, bantu doain kami juga, semoga niat dan harapan kami berjalan lancar."
"Amin," ucap Jay.
Tidak lama kemudian, pelayan mengantarkan pesanan mereka. Setelah menaruhnya di atas meja, pelayanpun bergegas pergi meninggalkan tempat itu. Reandra, Jay dan Menatri pun menikmati hidangan masakan khas pulau Lombok. Tidak lupa pelecing kangkung turut melengkapi hidangan malam ini.
Berbicara soal pelecing kangkung, ada cerita yang lucu antara Reandra dan Mentari saat itu, ketika mereka menghadiri acara pameran kuliner di Udayana Park. Mentari tersenyum ketiuka mengingat itu, gara-gara itu pun, Reandra jadi suka pelecing kangkung padahal sebelumnya ia sama sekali tidak kuat pedas.
Setelah menyantap makanannya, Reandra meninggalkan meja makan dan menuju ke toilet. Setelah keluar dari toilet, ia terkejut dengan apa yang dia lihat di hadapannya. Dia bertemu Aulia, seseorang yang sudah menjadi masa lalunya. Tapi entah kenapa, pertemuan mereka seolah menunjukan rasa penasaran di antara keduanya. Reandra ingin tahu kehidupa Aulia sekarang, begitu juga sebaliknya. Reandra tersenyum, lalu Aulia membalasnya.
"Apa kabar?" tanya Reandra, gugup. Ia masih gugup bertemu dengan Aulia.
"Aku baik, kamu?" Aulia pun menunjukan sikap yang sama.
"Aku baik-baik aja, kamu masih sering kesini?"
"Iya, aku selalu kesini, kamu sendiri?" tanya Aulia.
"Gak, aku baru balik dari Berlin, Ulin melahirkan dan aku mengunjungi keponaanku, baru kemarin samapai, kenapa kamu sering kesini?" tanya Reandra penasaran.
"Ada sesuatu yang membuatku ingin tetap kesini," jawab Aulia.
"Oh gitu, maaf, aku harus balik, selalu bahagia," ucap Reandra lalu meninggalkan Aulia.
Aulia hanya tersenyum mendengar kata semangat itu, ia tidak mungkin bercerita banyak hal kepada Reandra, ia sadar jika dulu ia pernah menyakiti perasaan Reandra. Ia melihat Reandra, Jay dan Mentari pergi meninggalkan kedai itu. Ia bahagia dan tersenyum jika akhirnya Reandra menemukan orang terbaik dalam hidupnya, bahkan lebih baik dari dia.
"Ndra, alasan aku kesini, karena disini aku menemukan cinta yang begitu tulus saat itu, aku hanya ingin mengenangnya, aku senang melihatmu di tempat ini," ucap Aulia. Lalu ia pun bergegas pulang dan menuju mobilnya yang terparkir di depan kedai.
* * *
TBC...
Flashback lagi ke Kedai Romantis ya, kini Reandra dan Aulia bertemu dalam ketidak sengajaan, apa yang terjadi dengan Aulia dan hidupnya?
Tetap tunggu kelanjutannya ya, mampukah Reandra benar-benar mengubur kisah lama. Thanks untuk vote nya ya. See you
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta diujung Istikharah [END]✓
Tâm linhIstikharah Series #2 ~ ~ ~ ~ "Tuhan selalu punya rencana yang lebih indah dari impianmu" adalah sebuah kalimat yang selalu memotivasi laki-laki bernama Reandra, ia tidak pernah menyerah meraih segala impiannya. Tidak mudah baginya meraih semua yang...