Jalani Mimpimu

1.3K 75 0
                                    

"Kamu jangan menyerah ya. Tuhan kadang gak ngasih langsung apa yang kita impikan, tapi Tuhan kadang pingin liat kita berjuang sebentar kemudian baru Tuhan ngasih semua yang kita mau"


* * *

Mentari yang baru mengetahui tentang berita duka yang dialami Reandra merasa menyesal tidak bisa menghadiri pemakaman itu. Ia datang ke Lombok untuk mengisi selah waktu yang dia punya setelah beberapa bulan disibukkan dengan skripsi dan ujian. Bersamaan dengan itu juga Reandra menerima pengumuman beasiswa yang menyatakan bahwa dia tidak lulus dalam seleksi wawancara melalui email pribadinya.

Tuhan seperti sedang mengujinya dengan segala bentuk cobaan. Kehilangan orang yang begitu ia sayangi pergi selamanya serta kegagalan dari beasiswa yang sangat dia harapkan selama ini. Apakah ini bentuk kasih sayang Tuhan kepadanya, ataukah emang ini bukan waktu yang tepat Tuhan mengabulkan do'anya?.

Seperti Mentari, Heldy dan Jay juga membutuhkan sebuah liburan untuk mengurangi penat yang selama sebulan telah menguras tenaga dan juga pikiran dalam menghadapi skripsi serta ujiannya. Untuk merayakan keberhasilan mereka menyelesaikan ujian dengan nilai yang baik, mereka mengajak Reandra dan Ulin untuk piknik ke sebuah taman keluarga, Narmada Park.

Reandra yang telah mengetahui kedatangan Mentari ke Lombok. Ia pun mengajak Mentari ikut piknik bersama mereka supaya Ulin tidak merasa bosan berlibur bersama mereka. Keesokan harinya, Reandra telah bersiap-siap menunggu Heldy dan Jay menjemput di kontrakannya. Namun tiba-tiba Mentari telah muncul duluan dihadapan mereka.

"Hai Ndra, apa kabar?" tanyanya setelah turun dari mobil.

"Baik Tar, aku pikir kamu bakal langsung kesana. Ehh kenalin adik aku. Ulin," ucapnya.

"Mentari, Panggil apa aja boleh," ucapnya tersenyum.

"Ulin." Membalas senyumnya.

"Tadi Heldy hubungi aku, katanya mobilnya sedikit bermasalah. Jadi dia minta aku jemput kalian. Mereka nyusul nanti," jelasnya.

"Oh gitu. Yaudah," jawabnya dan bergegas ketiganya masuk mobil.

Sepanjang penjalanan, ketiganya hanya terdiam kaku dalam lamunan yang tak terarah. Tatapan polos yang menyelimuti wajah Ulin yang terlihat dari kaca seperti tanda tanya besar menggelantung di kepalanya.

"Gimana ujian skripsimu? sukses?" Tiba-tiba pertanyaan hangat keluar dari mulut Reandra memecah kekakuan yang dari tadi menyelimuti.

"Lancar Ndra, dan menjadi satu-satunya penelitian paling unik yang pernah ada. Thanks ya bantuannya saat itu," jawabnya.

"Syukurlah. Gak sia-sia donk usaha kamu jauh-jauh ke Lombok."

"Iya Ndra. Oiya, bagaimana dengan kamu? Beasiswamu?" tanya Mentari.

Reandra tersenyum. "Aku tidak lulus Tar, di wawancara gagal." Pandangannya sesekali fokus menghadap jalan.

"Kamu jangan menyerah ya. Tuhan kadang gak ngasih langsung apa yang kita impikan, tapi Tuhan kadang pingin liat kita berjuang sebentar kemudian baru Tuhan ngasih semua yang kita mau," ucapnya dengan tatapan dan senyuman hangat mendarat di wajahnya.

Reandra hanya tersenyum mendengar kata-kata itu. Begitu hangat dan menenangkan. Ulin yang dari tadi hanya terdiam memerhatikan percakapan itu. Terus melamun sambil memainkan handphonenya. Tiba-tiba panggilan masuk dari Jay. Segera ia mengangkatnya dan mematahkan lamunannya.

"Iya, Hallo kak."

"Uda sampai mana Lin?"

"Gak Tahu kak." Memberikan Handphonenya ke Reandra.

Cinta diujung Istikharah [END]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang