2.6 Berita Heboh

824 76 38
                                    

Sosok mayat wanita di temukan di dalam salah satu ruang praktek. Mayat tersebut ditemukan dalam keadaan tertusuk di bagian dada atau jantung.

Sekarang pihak keamanan sedang melakukan penyelidikan untuk mencari sang pelaku. Tetapi mereka memiliki kendala yang cukup besar. Tak ada di temukan sidik jari pun di pisau yang menjadi senjata pembunuhan.

Mahasiwa/i kampus Bhineka semakin merasa takut. Mereka tak mau menjadi korban selanjutnya atau kemunculan kejadian aneh yang terjadi akhir-akhir ini.

Vanya terkejut mendengar berita pembunuhan itu. Pasalnya ia sempat melihat sang korban saat kemarin siang di kampus.

"Sha, gw takut nih." ucap Vanya.

"Hmm...,"

"Apa bener ini ulah hantu?" tanya Vanya.

"Hmm..."

Lagi-lagi hanya suara deheman kecil yang keluar dari bibir Marsha. Vanya menatap sahabatnya itu jengkel.

"Aduh berasa kaya lagi ngomong sama patung!" jerit Vanya di telinga Marsha.

Marsha sontak terkejut. Ia hampir saja melempar ponsel kesayangannya itu.

"Nggak usah teriak bisa kali!" seru Marsha kesal. Ia mengelus telinganya yang sakit.

"Bodo!" sahut Vanya membuang muka.

"Terserah." balas Marsha. Ia kembali memainkan ponselnya. Sesekali tersenyum sendiri dan tertawa kecil.

"Nih bocah gila kali yak!" gumam Vanya menatap Marsha aneh.

Ia menolehkan kepala. Lagi-lagi ia melihat seorang pria yang ditemuinya kemarin.

"Lah itu kan Angga. Mau ngapain dia ke sana?" tanya Vanya penasaran.

Tanpa sepengetahuan Marsha. Ia mulai beranjak pergi mengikuti kemana Angga pergi.

Entah kenapa ia merasa sangat penasaran sekali. Sampai-sampai Vanya berpikir yang aneh tentangnya.

Deg!

Vanya terkejut melihat warna aura Angga. Terdapat dua warna yang berbeda yaitu hitam pekat dan abu-abu.

"Apa dia juga punya kemampuan khusus? Tapi kok gw nggak ngerasain aneh di dekatnya kemarin." batin Vanya bertanya-tanya.

🤔🤔🤔🤔🤔

Di ruang kelas...

Ketiga orang sedang berkumpul di dalam. Wajah mereka nampak tegang dan takut.

"Gimana nih?" tanya seorang wanita berkulit tan.

"Gw gatau." jawab seorang pria berwajah tampan.

"Gawat! Gawat!" seru pria lainnya berkacamata.

"Loe bisa diem nggak!" omel pria satunya.

"Gimana gw bisa diem! Loe dengar sendiri kan teman kita mati!" bentak pria kacamata.

"Stop! Kalian ini malah memperkeruh suasana." seru wanita satu-satunya.

Kedua pria itu langsung terdiam. Mereka tengah memikirkan nasip teman yang telah menjadi korban pembunuhan.

"Hiks... kenapa loe mati sih Ken?" isak tangis wanita itu.

Ia teringat akan wajah temannya yang sudah meninggal. Kenangan demi kenangan terniang di kepala.

"Udah jangan deh!" sindir pria berwajah tampan.

"Lebih baik gw pergi dari sini, bye!" seru pria berkacamata. Ia pun meninggalkan kedua temannya.

"Cih! Dasar pecundang!" umpat pria satunya.

The Mistery [The End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang