3.4 Bertengkar

764 67 104
                                    

Vanya memanjakan diri dengan datang ke salah satu spa. Akhir-akhir ini banyak pikiran dan kejadian yang ia alami.

Dan akhirnya di berada di sini. Untuk menikmati hidup yang tenang dan tak ada kata 'hantu' di sekitarnya.

"Ahh... nikmatnya hari ini," ungkap Vanya bahagia.

Salah satu petugas mulai memijat punggung Vanya. Kulit putihnya begitu kontras dengan warna handuk yang menutupi sebagian tubuh.

Rasa setiap pijatan begitu terasa nyaman. Dan lama-kelamaan ia mulai tertidur masuk ke dalam mimpi.

Tanpa ia sadari, bahwa sang petugas sedang pergi ke kamar mandi. Lalu yang memijatnya siapa??

Sosok hantu berpakaian ala kimono negeri Jepang, namun dengan bercak darah di bagian area perut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sosok hantu berpakaian ala kimono negeri Jepang, namun dengan bercak darah di bagian area perut. Nampaknya ia adalah korban pembunuhan yang terjadi dimana Vanya berada sekarang.

"Mbak..." panggil petugas wanita.

Vanya masih tak bergeming. Ia masih terperangkap dalam ala mimpi yang tenang.

"Mbak!" panggil kembali petugas wanita sambil mengguncang tubuh Vanya.

Akhirnya Vanya terbangun. Ia menetralkan pandangan serta bias cahaya.

"Emm... kenapa mbak? Sudah selesaikah?" tanya Vanya parau khas orang bangun tidur.

"Selesai? Saya malah baru mulai mbak," jawab petugas wanita agak heran.

Kedua bola mata Vanya melebar sempurna. "Seriusan mbak?" tanyanya sekali lagi menyakinkan.

Petugas wanita menganggukan kepala singkat. Hal itu membuat bulu kuduk Vanya berdiri tegak.

"Terus siapa yang daritadi mijitin gw?" batin Vanya bertanya-tanya.

Ia merasa amat takut. Namun, ia buang perasaan itu jauh-jauh. Lalu petugas spa mulai memijat kembali Vanya. Dan ia pun terjaga.

👻👻👻👻👻

Bugh!

Satu pukulan keras berhasil mendarat di pipi Genix. Ia sampai tersungkur ke bawah.

Ada sedikit bercak darah keluar dari bekas pukulan. Ia langsung membersihkannya.

"Tch! Loe kenapa tiba-tiba pukul gw tanpa jelas gini?" tanya Genix sambil berdiri kembali.

"Loe pengkhianat!" seru sang pelaku pemukulan murka.

"Pengkhianat? Gw nggak ngerti maksud loe, Roy." balas Genix memang tak mengerti.

Roy. Ia bersiap untuk melesatkan pukulan kembali. Namun, sebuah tangan berhasil mengagalkan.

"Berhenti!" seru Darly yang baru saja datang.

Ia datang bersama dengan pria kacamata yang berhasil mengagalkan tindakan Roy.

"Kenapa kalian malah bertengkar?" tanya pria berkacamata menatap tajam kedua pria di depannya.

The Mistery [The End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang