3.0 Teror Baru

871 64 87
                                    

Hampir dua bulan berlalu. Teror-teror hantu di kampus sudah tak terdengar lagi.

Para anggota The Mistery melakukan aktivitas masing-masing. Saat ini kondisinya cukup memprihatinkan. Semua jarang untuk bertemu kembali.

Salah satunya Marsha. Gadis bertubuh mungil ini berjalan dengan ceria menuju kelas.

Wajahnya terlihat tambah ceria setelah melihat sahabat satu jurusan Sastra Bahasa. Ia langsung menghampiri sahabatnya tercinta.

"Hai Uthe," sapa Marsha sambil merangkul pundak.

"Hai Maca," balas Ruth tersenyum tipis.

"Di bilang jangan panggil gw Maca. Ahh! Jadi kesel sama Uthe!" seru Marsha ngambek. Ia membuang pandangan sambil melipatkan kedua tangan di dada.

"Cie anak kecil lagi ngambek nih." goda Ruth.

Ia pun langsung masuk ke dalam kelas. Tanpa mengajak Marsha yang dalam mode ngambek alias kesal.

"Kok Uthe diam saja." gumam Marsha.

"Ehm!" suara deheman keras membuat Marsha membalikan badan. Kedua bola mata hitam wanita itu membulat sempurna.

Di depannya kini berdiri seseorang yang melebihi seram ya hantu di kampus. "Cepat masuk atau saya tak perbolehkan kamu mengikuti kelas saya!" seru suara berat.

Tatapan tajam membuat bulu kuduk Marsha merinding. Dengan sekali langkah, ia sudah berlari masuk ke dalam kelas.

"Aduh! Pagi-pagi udah ketemu hantu berkumis saja." batin Marsha menggerutu.

Ruth menahan tawa. Sebenarnya ia sudah tahu bahwa dosen killer akan segera masuk ke kelas.

"Sesekali ngerjain Marsha boleh juga."  gumam Ruth tersenyum jahil.

Marsha yang duduk di sebelah Ruth menatap tajam. Seakan tatapan itu begitu mematikan.

"Selamat pagi. Langsung saja kalian buka tugas yang telah saya berikan." kata pak dosen berkumis tebal.

Semua mulai mengeluarkan tugas yang di berikan oleh pak dosen. Mereka tak mau sampai harus dikeluarkan dari kelas hanya gara-gara tak mengerjakan tugas yang di berikan.

"Mampus gw!"

Salah satu suara hati terdengar jelas di telinga Ruth. Ia hanya berdoa semoga orang itu tak di hukum.

😥😥😥😥😥

Mahasiswa/i dari berbagai macam fakultas berkumpul di depan aula. Entah apa yang membuat mereka berkumpul di sana.

Salah satunya Devin. Ia tak sengaja melihat kerumunan yang padat.

"Ada apa ini?" tanya Devin kepada wanita berambut kepang dua.

"Nggak tahu deh." jawab wanita itu cuek.

Ia kembali memperhatikan sesuatu yang membuat siang hari di kampus menjadi gempar layaknya seorang artis yang tengah membuat konser.

Devin mendengus kesal. Ia pun berusaha maju ke depan dengan menyempil. Tubuh ya yang kecil membuat ia sampai di depan aula.

"Astaga!" seru Devin tak percaya.

"Astaga!" seru Devin tak percaya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
The Mistery [The End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang