Prolog 4

946 66 15
                                    

Universitas Bhineka...

Mahasiswa/i berlalu lalang di kawasan kampus yang sudah lama berdiri. Banyak dari mereka nampak menikmati suasana di kampus.

Tapi, tidak untuk beberapa orang. Mereka berkumpul di kanti kampus yang jarang di kunjungi mahasiswa/i.

"Guys! Gw nggak mau mati begitu saja!" seru seorang pria berkulit hitam.

"Loe pikir kita semua mau mati!" sahut seorang wanita berambut panjang. Ia nampak kesal dengan pria di depannya.

"Stop!" teriak wanita bertubuh kecil. Ia tak suka melihat teman-temannya saling bertengkar satu sama lain.

Semua mata tertuju pada wanita itu. Ada raut ketakutan dan kecemasan terpancar jelas di wajah mereka.

"Kita harus memikirkan cara lain untuk terhindar dari teror ini." ucap seorang pria berkacamata.

Ia yang memiliki sifat tenang di antara yang lain. Walau hati tak singkron dengan ucapannya untuk saat ini.

Tiba-tiba datang seorang pria dan wanita. Mereka nampak kelelahan seakan habis ikut lomba lari cepat.

"Darimana saja kalian?" tanya pria bertubuh tinggih yang daritadi hanya diam. Ia menatap keduanya tajam.

"Sorry, ada masalah gawat yang harus gw jelasin kepada kalian." jawab pria bergaya badboy.

"Iya, ini sangat gawat sekali." sambung wanita berwajah khas bule.

Kelima orang itu pun beranjak mendekati kedua sepasang kekasih tersebut. Rasa penasaran menjalar di hati serta pikiran.

"Coba ceritakan." kata wanita bertubuh mungil.

"Lama banget sih!" sahut wanita berambut hitam tak sabaran.

"Kita harus tenang dan dengarkan perkataan mereka baik-baik." ujar pria berkacamata.

"Halah! Ribet amet!" sindir pria berkulit hitam.

Sepasang kekasih itu masih menetralkan napas yang terasa menggebu-gebu. Seakan pasokan oksigen masih kurang di paru-paru.

"Ega... dia tewas terjatuh dari atas gedung aula." kata wanita berwajah khas bule lirih.

Ia tak kuat menahan rasa sedih. Langsung saja ia memeluk erat lengan sang kekasih.

"Gw sama dia melihat kejadian itu dengan mata kepala sendiri. Dan kita langsung berlari menuju ke sini." sambung pria badboy yang merangkap sebagai kekasih.

Berita ini membuat kelima orang itu terdiam. Rasa takut terasa kuat di benak mereka.

"Gila! Ega pun sudah menjadi korban." seru pria berkulit hitam. Ia tak kuat mendengar berita buruk ini.

Wanita bertubuh mungil menangis di pelukan pria kacamata. "Hiks... Kak Ega," ucapnya sedih.

"Ini memang berat bagi kita." ujar pria kacamata. Ia berusaha menenangkan wanita itu.

"Sepertinya teror pesan kematian sudah mulai beraksi." kata wanita berambut panjang.

"Apa sih? Ini semua pasti ulah dia sendiri." sahut pria berbadan tinggi.

Ia pun pergi meninggalkan kelompok tersebut. Lalu di susul oleh beberapa di antaranya.

Tersisa wanita bertubuh mungil dan pria berkacamata. "Sebaiknya kita meminta bantuan kepada mereka." kata pria kacamata.

"Mereka siapa?" tanya wanita mungil.

"Mereka adalah sekelompok mahasiswa/i kampus ini juga yang sudah memecahkan beberapa kasus misteri di kampus." jawab pria kacamata.

"Hmm... kalau itu memang jalan terbaik. Aku setuju denganmu." balas wanita mungil.

Pria kacamata tersenyum tipis. Ia mengelus lembut rambut wanita tersebut.

Keduanya pun memutuskan untuk mencari keberadaan kelompok yang di maksud.

😱😱😱😱😱👻👻👻👻👻👻😱😱😱😱😱

Bagaimana prolog kali ini?
Apa kalian ada yang tahu siapa saja tokoh di atas?
Kenapa banyak sekali?

Hahaha...

Tenang saja.

Saya akan menjelaskan satu persatu sesuai alur cerita keempat ini. Semoga kalian tetap setia mengikuti The Mistery.

Satu pesan:

Jangan lupa tinggalkan jejak vomment kalian guys!!!

See you...

(13/08/2018)'

The Mistery [The End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang