08 Buku Hitam

1.2K 90 61
                                    

Semua telah berkumpul di suatu ruangan yang tak terpakai lagi alias gudang. Namun, hal itu tak membuat mereka menghilangkan rasa penasaran akan buku hitam yang di bawa oleh Ridwan.

"Hmm... maaf atas tempatnya yang kurang nyaman," ucap Ridwan memecah keheningan yang ada.

"Udah langsung intinya saja," sahut Malvin tak sabaran.

Ia sangat ingin tahu misteri dan fakta dari buku hitam yang membuat sosok hantu ruang musik ketakutan.

KeyB menatap datar Malvin. Lalu bergantian menatap satu persatu.

"Gw seneng kita semua telah berkumpul sebagai sesama orang yang memiliki kemampuan khusus," ucap KeyB tenang.

Hal itu malah membuat beberapa di antara mereka membulatkan mata sempurna hingga mau keluar.

"Ma-maksud emmm...,"

"Nama gw KeyB. Salam kenal Marsha," potong KeyB cepat.

Marsha terkejut. Bagaimana ia bisa tahu nama dirinya, padahal mereka belum memperkenalkan dirinya satu persatu.

"Gw tahu apa yang loe pikiran. Gw tahu semua tentang kalian yang memang sudah ditakdirkan oleh Tuhan untuk memiliki kemampuan khusus ini." kata KeyB yang mengetahui isi pikiran Marsha.

Marsha sendiri hanya diam terpaku. Ia menghela napas perlahan, lalu melanjutkan ucapannya kembali.

"Maksud loe apa ya tentang ini semua? Gw masih belum mengerti, sorry KeyB." tanya Marsha bingung sekaligus penasaran.

KeyB tersenyum tipis. "Gw akan jelasin ini satu persatu dari kemampuan khusus kalian hingga buku hitam," jawabnya tenang.

"Oke, sebelum itu perkenalkan diri kalian terlebih dahulu." sambung Ridwan.

Vanya yang daritadi terdiam menatap sosok Ridwan penuh kagum. Bagaimana tidak? Ridwan sosok populer di kampus ini dan Vanya merupakan salah satu fans beratnya.

"Aaa... gw senang banget bisa dekat sama Ridwan," batin Vanya histeris.

"Nama gw Ridwan, jurusan Kimia. Kemampuan khusus dapat menetralisirkan aura roh jahat yang mengganggu manusia seperi dia." ucap Ridwan santai sambil menunjuk Zalfa.

Zalfa yang terlihat berbeda membuat mereka pangling. "Kenalin saya Zalfa, anak jurusan Psikologi. Kemampuan khusus mungkin... membuat arwah-arwah tertarik denganku dan merasuki tubuh ini." lanjut Zalfa.

"Ah! Gw ingat, loe kan yang pas itu pernah panggil nama gw." seru Malvin. Ia ingat dengan sosok wanita misterius yang menurut dia adalah arwah penasaran.

"Iya... kamu udah lupa sama aku?" tanya Zalfa sedih. Padahal keduanya sudah mengenal satu sama lain sebelum berkuliah di kampus ini.

Malvin hanya cengegesan. "Nggak ingat, hehe...," jawabnya.

"Next!" seru KeyB.

"Gw Malvin, jurusan Sosiologi. Kemampuan khusus gw... jujur sebenarnya gw masih bingung, tapi hantu suka ngganggu gw mulu." ujar Malvin tersenyum miring.

"Hmm... mungkin loe memiliki kemampuan khusus yaitu tertarik dengan barang-barang yang berbau mistis." ucap Vanya. Ia menatap dari atas sampai bawah penampilam Malvin yang unik serta aneh.

"Entahlah. Gw cuma sebagai penerus mendiang kakek gw yang harus menjaga dan merawat barang-barang kuno miliknya." jawab Malvin cuek.

"Hmm.... nama gw Vanya, jurusan Ekonomi. Gw bisa melihat warna aura orang-orang di sekitar." kata Vanya memperkenalkan diri.

"Gw Marsha, sahabat Vanya sekaligus mahasiswa jurusan Sastra. Gw sebenarnya membahas kemampuan gw ini, tapi yang jelas gw bisa melihat makhluk yang tidak bisa dilihat orang biasa." lanjut Marsha.

The Mistery [The End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang