2.9 Penyelidikan

838 69 34
                                    

Ruth dan Bastian sedang berduaan di dalam kafe di daerah Jakarta Pusat. Keduanya tengah menikmati makanan dan minuman yang telah di pesan.

"Ini enak banget." puji Ruth.

Di depan Ruth tersedia Pancake Durian yang bertumpuk dengan madu sebagai pelengkap. Ia kembali makan dengan lahap.

"Pelan-pelan makannya." kata Bastian.

Ia mengelap sisa makanan di bibir Ruth. Wajah Ruth merona merah.

"Ciee yang mukanya merah," goda Bastian sambil menusuk-nusuk jari ke pipi Ruth.

"Ihh! Apaan sih!" seru Ruth malu-malu kucing.

"Hahaha..." keduanya pun tertawa senang. Kegiatan makan pun di lanjutkan kembali.

Setelah selesai makan, kedua pergi menuju ke kampus. Di sana Key telah menunggu untuk membicarakan tentang kasus hantu koki.

Sampailah di kampus....

Bastian memarkiran motor birunya di parkir khusus motor tentunya. Ruth memberikan helm bergambar hello kitty ke Bastian.

"Ayo! Kita langsung ke sana saja." ajak Ruth.

"Siap, nona cantik." sahut Bastian.

Ia mengenggam tangan Ruth atau kekasihnya erat. Keduanya menuju ke arah gudang tempat markas TM berada.

Di sana sudah terdapat KeyB seorang diri. Entah keberadaan yang lain kemana.

"Hai, KeyB." sapa Ruth ramah.

"Hai." balas KeyB tersenyum tipis.

"Kita bertiga lagi nih." kata Bastian yang tak melihat teman-teman yang lain.

"Iya. Tapi aku sudah memberitahukan kepada mereka." jawab KeyB datar.

"Semoga saja mereka datang." ucap Ruth berharap.

Ketiganya langsung membicarakan kasus kematian Trisna, mahasiswa jurusan Tata Boga yang ditemukan tewas gantung diri di ruang praktek masak.

"Oke! Kita langsung menuju ke TKP!" seru Bastian semangat.

Ia sudah menyiapkan kamera LSR-nya untuk merekam segala aktivitas yang dilakukan. Ruth terus berdoa demi keselamatan mereka.

KeyB sendiri hanya diam. Sejujurnya ia tak percaya diri akan rencananya. Akhir-akhir ini ia jarang mendapatkan penglihatan masa depan.

"Mungkin ini akibat kita terpecah belah." gumam KeyB sangat pelan hingga tak ada yang bisa mendengar.

😯😯😯😯😯

Alif berjalan menuju ke kelas Sastra Bahasa. Ia sudah berjanji kepada Marsha untuk makan di kantin kampus.

Saat di tengah perjalanan, ia melihat Ait sedang menuju ke ruang praktek. Dan yang membuatnya terkejut Dinda dan sahabatnya yaitu Wanda berjalan di belakang sang pria.

"Dinda, mau kemana dia?" tanya Alif heran sekaligus penasaran.

Tiba-tiba Alif merasakan perasaan buruk. Mau tidak mau ia harus mengikuti kemana ketiga pergi.

Sebelum itu, ia mengirimkan pesan kepada Marsha untuk menyusulnya.

"Sha, maaf aku nggak jadi ke kelas kamu. Saat ini aku sedang mengikuti Dinda sama teman-temannya menuju ke ruang praktek masak. Sebaiknya kamu menyusul kemari, aku merasakan perasaan buruk."

Send Masrha🌸

Alif mengikuti dengan tenang. Ketiga mahasiswa/i semester 1 itu tak mengetahui bahwa mereka sedang di buntuti.

The Mistery [The End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang