3.1 Pesan

923 69 66
                                    

Zalfa terus berjalan. Ia melangkahkan kaki sangat cepat. Walau beban di punggungnya terasa berat, ia tak memperdulikan.

"Zalfa!" seru seorang pria memanggil namanya.

Wanita itu tak menengok maupun membalas. Ia menulikan kedua telinga untuk seorang pria yang masih berusaha memanggil.

"Zalfa!"

Tak ada balasan.

"Zalfa! Berhentilah!"

Tetap tak ada balasan. Ridwan tetap tak menyerah. Hampir saja ia mengapai tangan Zalfa, namun ada seseorang yang menghalangi aksinya.

"Sial!" umpat Ridwan kesal.

Dan sosok Zalfa sudah menghilang di balik kerumunan mahasiswa/i yang baru saja keluar kelas.

"Maaf, gw nggak sengaja." kata orang yang menghalangi dirinya.

"Tch!" decak Ridwan tak suka.

Orang yang tak sengaja menabrak Ridwan adalah seorang pria memakai topi yang menutupi sebagian wajahnya. Ridwan yang sudah sangat kesal pergi meninggalkan pria itu.

"Mengganggu saja!" gerutu Ridwan.

Ia pun dengan sengajanya menyengol bahu pria itu cukup keras. Untungnya pria tersebut tak sampai terjatuh.

Setelah kepergian Ridwan, pria itu menatap sosoknya yang sudah menghilang.

"Hmm... aku akan membuat dirimu semakin merasa bersalah." kata pria itu menyeringai. Ia segera pergi meninggalkan tempat.

Siapakah sosok pria itu???

😈😈😈😈😈

Pria bermata sipit tengah menyelesaikan tugas kampusnya. Beberapa buku menumpuk di sebelah  laptop.

Suara ketikan di laptop begitu jelas terdengar. Sepertinya ia terburu-buru untuk menyelesaikan tugas.

"Hah!"

Pria itu merentangkan kedua tangan lebar. Ia juga mengatur napasnya lelah.

"Selesai juga," gumamnya.

"Malvin!" panggil seseorang.

Malvin, nama pria itu segera mengangkat kepalanya mencari sang pemanggil. Ia melihat petugas perpustakaan berdiri di depan.

"Iya, kenapa Bu?" tanya Malvin sopan.

"Perpustakaan sudah mau saya tutup. Segera kamu bereskan semua ini." jawab petugas perpustakaan.

Malvin melirik ke arah jam tangan. Waktu sudah menunjukkan pukul 16.55. Ternyata waktu berlalu begitu cepat.

"Iya Bu." balas Malvin.

Ibu petugas perpustakaan pergi meninggalkan Malvin. Ia mencari keberadaan mahasiswa/i yang masih berada di perpustakaan.

"Untung tugas gw udah kelar. Jadi, nanti malam nggak usah lembur." ungkap Malvin senang.

Ia segera membereskan tumpukan buku di meja. Sebagian ia masukan ke dalam tas, sebagian akan ia taruh di rak buku. Tak lupa laptop miliknya.

 Tak lupa laptop miliknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
The Mistery [The End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang