Bagian tanpa judul 2

12.6K 456 1
                                    


Rutinitas olahraga pagi selalu dilakukan oleh gadis cantik, siapa lagi kalau bukan Shinta, makannya tidak heran dia memiliki lekuk badan yang bagus.

Setelah mandi dan bersih bersih rumah. Shinta mengeluarkan motor gedenya untuk menuju Toko.

Tidak perlu memakan banyak waktu untuk menuju toko, karena jarak dari rumah Shinta lumayan dekat, hanya sepuluh menitan.

Setelah sampai pada tujuannya. Shinta segera turun dari motornya dan memarkirkan motornya di samping toko miliknya.

Celemek sudah melingkar dibagian badannya, dengan style seperti laki laki, celana panjang yang robek di bagian lututnya. Tapi itu tidak mengurangi sedikit pun wajah cantiknya .

Untuk mengalihkan perhatian customer berpenampilan rapih itu perlu.

Hari minggu yang dimana Shinta membuka Toko lebih awal dari biasanya karena tidak ada jadwal sekolah atau keluar dengan Temannya. Shinta lebih memilih membuka Toko daripada melakukan kegiatan yang tidak karuan, menurutnya.

Duduk tenang dikursi yang disediakan pada toko untuk pelanggan yang pegal berdiri atau menunggu antrian, dengan menikmati sebatang nikotin dan segelas caffein, dan hembusan angin yang lumayan cukup dingin.

Tidak heran dijaman sekarang banyak perempuan yang merokok, entah itu karena pergaulan atau karena sudah menjadi kebiasaan.
Tapi berbeda dengan Shinta yang sejak kejadian dimana Tiga tahun lalu yang terjadi pada keluarganya. Shinta mulai merokok sejak saat itu, dan mungkin rokok tersebut sudah menjadi teman setianya.

Shinta adalah tipe wanita yang tidak banyak bicara, jika seseorang yang tidak tahu dengannya mungkin akan penasaran dengan sosok Shinta. Sedikit bicara banyak bertindak, karena tidak penting juga banyak banyak bicara kalau tidak ada bukti nyata, menurut Shinta.

Meski Shinta sendirian dijakarta tetapi dia tidak benar benar sendirian, dia masih mempunyai tetangga, sang Pencipta. Bahkan saudara yang dari bandungnya terkadang datang kerumah Shinta.

Gadis yang berumur 18 tahun itu memiliki wajah cantik yang sangat natural, rambut panjang yang sedikit bergelombang pada bagian ujungnya, dan dia adalah salah satu perempuan yang banyak disanjungi laki laki. Tetapi Shinta lebih memilih tidak peduli.

Percayalah, jika tipe wanita seperti Shinta berdandan, justru itu terlihat sangat tidak memungkinkan untuk tampil lebih cantik lagi.

Baru jam setengah sembilan pagi tetapi toko sudah mulai ramai yang terkadang Shinta sedikit kualahan melayani para pelanggan dengan sendirian.

"Kak, itu leher kenapa?" Cletuk salah satu pelanggan yang sering datang ketoko Shinta. Karin namanya.

"Gatau kenapa, pas bangun tidur udah merah begini dek," kata Shinta yang masih dengan tenangnya.

"CUPANG jaman sekarang bisa hidup dileher ya, setahu aku kan hidupnya di air," goda Karin dengan menekankan kata Cupang.

"Heh bilang apa lo?"

"HAHAHA, ini kak uangnya," kata Karin lagi sambil menyodorkan beberapa lembar uang.

"Makasih ya dek, salam buat Mama kamu."

"Eh tapi foto bareng dulu dong, kakak gak pernah mau kalau diajak foto bareng," cemberutnya.

"Emm tapi kali ini aja ya?"

"Ok, sini Kakak duduk."


Cekrek.


Dengan pose seperti orang pacaran. Shinta duduk dikursi dan Karin berdiri dibelakang Shinta yang mengalungkan tangannya pada leher Shinta dari belakang.
Karin segera membagikan hasil jepretan tadi melalui akun Instagram miliknya, dengan caption 'Rela belok <3 <3', dan tidak lupa pula menandai akun Instagram milik Shinta.

"Dahh aku pulang dulu, makasih kak."

"Hati hati."

Ada ada saja tu bocah, gumamnya.

COba saja kalau keluarganya masih pada kumpul. Shinta tidak pernah merasa sesepi ini, sejak Shinta memilih jalan hidup yang ia jalani maka beban menjadi sekeras beton dan hidup hanya seperti selembar kertas karton.


Ting.


HEHHHH..


Mata Shinta membulat dan mulutnya melongo tidak percaya dengan apa yang sedang ia lihat.

Iya bener, gw juga rela belok asalkan sama Shinta.
Punya pasangan kah kau nona?
WEEE iya, orang mana Rin.
Kok Manis yaaa.
Kapan kapan ajak gue buat ketemu ini orang Rin.

Shinta terus menscrol kebawah lagi untuk melihat komentar komentar teman Karin, bagaimana tidak kaget, saat Shinta membuka akun Instagram miliknya sudah banyak yang Follow. Dan banyak yang DM juga untuk meminta Follback.

Bahkan ada yang terang terangan untuk menjadi pacarnya Shinta.

Dan itu rata rata dari kalangan perempuan yang komentar.

Ternyata itu ulah Karin yang sudah satu jam lewat.

Untung aku sudah kenal baik sama ibunya, kalau enggak. Uda aku sleding tuh bocah.

Ehh tapi lucu juga ya.

Ehh tapi bagaimana kalo Temen Karin beneran pada kesini?

Monolog Shinta.

Dan Shinta sama sekali tidak mempermasalahkan akan hal itu, menurutnya. Itu hanya sebuah candaan media sosial.

Lumayan cukup menghibur, katanya.


**


Setengah delapan malam Shinta baru menutup tokonya, dengan wajah yang cukup lelahnya dia mengendarai motor dengan kecepatan sedang.

Niat hati ingin mampir kewarung, karena tidak mungkin juga Shinta memasak di tengah malam. Dan lebih baik dia pergi kewarung makan pinggir jalan.

Sesampainya diwarung makanan langganan Shinta, dia segera memarkirkan motornya, masih dengan pakaian yang sama seperti waktu pagi, karena Shinta tidak membawa baju ganti. Dia hanya sekedar mandi ditoko.

"Sendirian aja Neng Shinta?" Kata pemilik warung yang lumayan sudah cukup akrab dengan Shinta.

"Hampir setiap Shinta kesini, bapak selalu menanyakan hal seperti ini," kata Shinta sok marahnya.

"Iya ya, haha. Pesanan seperti biasa neng?"

"Iya Pak."

Shinta SenjaniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang