Sudah tiga kali ini dikolong meja belajar Shinta terdapat Notes, Coklat, dan cap bibir yang dengan lipstik hitam, membuat Shinta penasaran siapa pengirimnya.
Pasalnya selama hampir tiga tahun ini dia tidak pernah mendapatkan kejutan seperti ini, dan kalian tahu isi notes tersebut?
Hanya sebagai ucapan semangat dan kata kata nakal yang seperti ; jangan malas belajar sayang, I really want to enjoy you, let me upgrade your body, haha.
Shinta berdigik ngeri ketika membacanya, berani beraninya dia mengirimkan notes seperti itu kepada Shinta, jika si pengirim tersebut adalah pengagum rahasianya. Maka dia tidak akan berani menulis kata kata nakal seperti itu.
Seketika pikiran Shinta mengarah kepada wali kelasnya. Miss Sinting, disekolah ini tidak ada yang lebih gila selain dirinya, tapi Shinta segera membuang pikiran negatifnya karena belum tentu juga wali kelasnya yang mengirimkannya.
Para teman Shinta satu persatu berdatangan, termasuk Yasmin juga yang baru datang dan langsung duduk di samping Shinta.
Shinta sudah menyimpan notes tersebut didalam tasnya sebelum ketahuan oleh Yasmin.
Berbeda dari seseorang yang ada dikelas sebelah, pikirannya menerawang, bibirnya terangkat membentuk senyum yang sedang membayangkan seseorang.
Meski kakinya masih terasa sakit tapi dia memaksa untuk berangkat kesekolah, karena tidak enak juga berlama lama didalam rumah yang sudah lima hari lamanya, dia memaksa untuk sekolah hanya ingin melihat seseorang yang sudah mengusik hati dan pikirannya.
Tidak ada niatan untuk belajar walaupun guru sudah mulai mengajar. Rize itu pintar dan selalu mendapat ranking, bukan semata mata dia adalah anak dari pemilik sekolah ini, dia real dengan kepintarannya. Hanya saja dia sangat bandel, maka dari itu dia mendapatkan kelas yang sangat jauh, bukan kelas A atau pun B, tetapi F.
Entah itu perasaan suka atau hanya sekedar mengaguminya, sejak Rize pertama kali melihatnya dia sudah mulai terpanah, tapi cara Rize untuk mendekatinya sangat salah yang selalu cari masalah padanya.
"Ta," kata Rize mengawali pembicaraan.
"Paan," jawab Leta malas.
"Bantuin gue dong, mintani kontak Shinta."
"Berani berapa?"
"Hiliih peritungan banget sih lo jadi sohib, biasanya juga gue sering traktir lo kan?"
"Tapi sayangnya gue juga suka sama Shinta, gimana dong Ze?" Goda Leta.
"LU MAU BERURUSAN SAM-"
"BISA DIAM!" Sambar guru yang sedang menerangkan.
"Maaf bu."
"Bisa dilanjut pelajarannya?"
"Saya minta maaf bu," Jawab Rize tidak enak hati.
"Mampus haha, ok nanti gue minta kontak dia," Bisik Leta pada Rize.
"Nah gitu kek!"
**
"Shinta."
"Leta!?? Lo apa kabar?"
"Baik gue Shin, lo sendiri gimana?"
"Seperti yang lo liat."
"Minta kontak lo dong Shin, ya kali aja ada sesuatu yang penting kan?"
"Sini Hp lo."
Shinta mengambil Handphone Leta dan segera memasukan nomer dalam kontaknya.
"Nih, gue mau pulang, mau nebeng gak?"
"Gue bawa mobil, ehh makasih ya Shin nomernya."
"Yoo, duluan ya Ta," pamit Shinta setelah menyalakan motornya.
"Hati hati."
Setelah Shinta berpamitan pada Leta. Leta pun berjalan masuk kedalam kelasnya lagi untuk menyusul Rize, untuk membantunya berjalan, karena masih sedikit sakit katanya.
Makin cantik aja tuh anak, sama seperti Namanya yang banyak dikagumi, pun begitu juga gue yang sejak dulu mengaguminya, batin Leta.
Dilema yang Leta rasakan, niat hati ingin membantu Rize yang untuk meminta kontak Shinta, namun Leta masih ragu dengan Rize karena sifat playernya. Leta tahu betul siapa Rize, dia adalah seseorang yang arogan yang dengan seenaknya memperlakukan kaum adam maupun hawa.
Leta hanya tidak ingin jika Shinta akan masuk dalam kehidupan Rize dan akan dijadikan permainan yang kesekian kalinya, pasalnya karena mantan dan gebetan Rize sangat banyak, bagaimana Leta bisa merelakan teman lamanya jatuh pada tangan seseorang yang seperti Rize.
"Dapet gak Ta?" Kata Rize tanpa basa basi.
"Lo nyuruh gue duduk dulu kek, apa kek, lagian lo buat apa sih kontak Shinta? Jangan bilang lo bakal nyari korban lagi?" kata Leta kesal.
"Yaelah kepo amat, gue cuma pengen tau dia."
"Gue uda kenal lo lama Ze, lo gausah boong sama gue."
"Lebih tepatnya gue penasaran sama dia Ta," kata Rize lagi sambil matanya membayangkan sosok Shinta.
"Kalo dia pengen jadi milik lo, sebaiknya urus dulu pacar pacar lo itu Ze."
"Ya ya terimakasih penasehat atas sarannya, yuk ahh pulang."
"Gue cuma gak pengen lo ngrasain apa yang mantan mantan lo rasain Ze, karma itu ada. Inget ucapan gue."
Rize tersentak dengan ucapan sahabatnya barusan, selama dia bermain main dengan perasaan, dia tidak pernah memikirkan hal hal kedepan, dia hanya memikirkan yang sekarang apa yang membuatnya senang.
Sebegitu ceteknya pikiran Rize sehingga dia tidak memikirkan tentang bagaimana karma yang akan menantinya.
"Untuk sekarang ini mungkin lo bisa seneng seneng dulu bisa memainkan banyak perasaan Ze, tapi nanti. Ketika lo sedang jatuh hati pada seseorang, terus lo ditinggal pas lagi sayang sayangnya, bagaimana perasaan lo? Pasti ancur lah! Gue cuma bisa ngingetin lo aja, yang bisa ngerubah sifat dan sikap lo itu ya diri lo sendiri. Itupun kalo lo masih mau dengerin omongan gue, kalo omongan gue ga dianggep, ga masalah." Lanjut Leta panjang lebar, mungkin Leta sudah mulai muak dengan tingkah laku Rize yang selalu memperlakukan seseorang dengan seenaknya.
"Jujur Ze, sejak gue pernah satu kelas dengan Shinta, gue udah naruh perasaan sama dia, karena setahu gue. Shinta adalah orang yang sangat perhatian, pengertian, dan dewasa. Maka dari itu gue gak rela kalau Shinta cuma dijadiin bahan mainan lo."
Deg..
Jadi Leta??? Batin Rize bertanya tanya.
![](https://img.wattpad.com/cover/157347848-288-k201333.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Shinta Senjani
Romansa"Saya ingin kamu malam ini." Mrs "Gue uda bilang, gue bakal nidurin lo." RF "DUNIA INI MASIH PENUH DENGAN LAKI LAKI HEEYYY!!!" SS