"MAU APA KESINI HAH?" Marah Shinta tepat pada di depan wajah seorang itu sambil memcekiknya.
"Uhukk"
"Uhukk"
Seorang itu batuk batuk kala cengkeraman Shinta yang sangat kuat pada lehernya.
"Lee..pahh ss in," ucap orang itu terbata karena cengkeraman yang sangat menyakitkan.
Shinta segera melepas cekikan itu pada orang yang hampir kehilangan nafas.
"Hah hah hah," atur nafas dari orang itu.
"Maaf."
Tanpa di sangka oleh orang itu. Shinta melepas baju di depannya sehingga terlihatlah buah gumpalan yang masih ada sedikit bercak merah oleh kelakuannya.
Mulutnya menganga tak percaya kala Shinta melakukan aksi yang sangat tidak masuk akal dan sangat brutal.
Shinta mendekat ke arahnya dan mencondongkan buah gumpalan itu tepat pada wajahnya, orang itu memejamkan mata saat tangan Shinta mulai mencengkeram kedua pipinya dengan sangat kuat untuk segera menghisapnya dengan cara paksa. Orang itu meringis kesakitan dan menitihkan air mata karena perlakuan Shinta.
"Ayo gigit lagi, bikin Hickey lagi sepuasmu," geram Shinta.
"CEPETAN RINN. BIKIN HICHEY SEPUAL LO. INI KAN YANG LO INGINKAN DARI GUE, HAH?"
"Sekalian biar kita sama sama kotor," ucap Sinta mulai melemah dan ikut duduk di ranjang samping Rinrada.
Ya orang yang bertamu kerumah Shinta adalah Rinrada, setelah mendapatkan alamat dari Yasmin dia langsung tancap gas kerumah Shinta tanpa memperdulikan rapat yang sedang diadakan dengan alasan tidak enak badan. Maksud kedatangan Rinrada hanya ingin minta maaf, tapi tidak tahu Shinta akan memaafkannya atau tidak.
Yang bisa Rinrada lakukan hanyalah diam dan masih sekali sesegukan. Rinrada tidak menyangka akan sambutan yang tidak mengenakan dari Shinta, tapi dia memakluminya kalau Shinta sangat marah padanya.
Bagaimana Shinta tidak marah, setelah apa yang Rinrada lakukan padannya, dan dia dengan seenaknya berkunjung kerumahnya.
Shinta mengambil kembali bajunya yang terlempar sembarangan dan memakainya kembali, tanpa sengaja tatapan mereka bertemu, dan Rinrada membuang kesegala arah karena masih takun untuk melihat Shinta.
Berbeda dengan Shinta yang terus memperhatikan Rinrada, ada rasa kasihan karena perlakuannya, pipi chuby Rinrada tergores akibat cengkeraman kuku Shinta mengenai yang tembam itu.
Sejujurnya Shinta merasa sangat kasihan pada Rinrada, karena sesuatu yang di ajarkan oleh ibunya ; jangan menggigit anjing yang telah menggigitmu. Itulah yang membuat Shinta tersadar.
Meskpun Shinta perempuan, tapi dia sangat lemah jika melihat perempuan yang menangis.
"Ada apa kesini?" Akhirnya Shinta sudah berdamai dengan hatinya dan sudah kembali menjadi Shinta yang sebenarnya, tidak seperti tadi yang kesetanan.
Tanpa izin terlebih dahulu pada Shinta yang masih duduk di sampingnya, tanpa menjawab pertanyaan dari Shinta. Rinrada menghambur tidur kedalam pangkuannya, dia menggunakan paha Shinta sebagai bantal dan menenggelamkan wajahnya pada perutnya.
Mau tidak mau, tangan Shinta reflek mengelus pucuk kepalanya dan mengelus rambutnya yang panjang dan halus untuk memastika bahwa di kepala Rinrada tidak ada paku. Siapa tahu dia adalah kuntilanak yang menyamar sebagai Rinrada, karena Rinrada benar benar sangat cantik, gak deng canda.
"Harus dengan cara apa agar kamu memaafkanku?" Tanya Rinrada di sela sela isakannya.
Shinta hanya diam dan masih mengelus kepala Rin, sentuhan lembut dari tangan Shinta yang membuat Rin merasa nyaman pada perlakuannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Shinta Senjani
Romansa"Saya ingin kamu malam ini." Mrs "Gue uda bilang, gue bakal nidurin lo." RF "DUNIA INI MASIH PENUH DENGAN LAKI LAKI HEEYYY!!!" SS