Chapter 11

3.2K 263 9
                                    

Darren memincingkan matanya ke arah Bima. "Lo yang sudah bikin Keyra sakit kan?" Tanya Darren menatap tajam mata Bima. Bima lagi-lagi menelan ludah ketika melihat Darren menatapnya seperti tatapan membunuh.

"Eh...it..itu..." Bima sedikit tergagap, ah tidak sedikit, tidak tahu kenapa dia sangat gugup bertemu dengan Darren hari ini, padahal biasanya dia tidak pernah seperti ini. Mungkin, dia takut dijadikan manusia geprek kalau Darren tahu dia yang -dengan tidak sengaja- membuat Keyra mengerjakan semua tugas di sie usaha dana sampai membuat adiknya itu jatuh sakit

Darren tertawa keras saat melihat ekspresi Bima yang seakan takut dibunuh itu.

"Hahahahaha gue bercanda kali Bim. Thanks ya lo sudah jagain adek gue." Kata Darren sambil menepuk bahu Bima pelan.

Bima sedikit bisa bernapas lega  saat melihat wajah Darren yang kembali bersahabat. Namun, tetap saja dia merasa bersalah dan Bima berpikir akan meminta maaf kepada Darren saat di luar nanti.

"Ah iya bang." Kata Bima sambil tersenyum kikuk.

"Kalian kok bisa kenal?" Kini Keyra yang membuka suara. Dirinya masih penasaran dengan hubungan kakaknya dan Bima.

"Kepo deh." Balas Darren dengan nada yang terdengar super duper menyebalkan di telinga Keyra.

"Dih nyebelin, Key juga nggak pengen tahu banget sih." Key menjulurkan lidahnya dan memasang ekspresi sebal sambil melipat kedua tangannya di dada.

Darren yang melihat ekspresi sebal Keyra langsung mengacak-acak puncak kepala adiknya dengan gemas. "Dih ngambek."

Bima tersenyum melihat keakraban kakak adik itu. Dia sedikit iri kepada Keyra karena memiliki saudara kandung yang sangat perhatian kepadanya. Dan hal itu tidak pernah dia rasakan karena dia anak tunggal.

"Kak Ren ih, malu sama Kak Bima."

"Emang kenapa? Eh tunggu...kalian pacaran?" Tanya Darren menyelidik saat sadar yang merawat adiknya adalah lelaki bernama Bima dan bukan dua gadis berisik sahabat Keyra.

"Biasanya kalau lo sakit kan Shella atau Gisty yang jaga, terus ini kenapa Bima?"

"Hayooo bilangin mamah nih." Kata Darren menggoda adiknya.

"Iihh Kak Ren apaan sih. Key sama Kak Bima itu cuma temenan."

"Ooh bener cuma temen?" Kini Darren menatap Bima dengan menaik-turunkan alisnya.

Bima yang ditatap begitu hanya memasang ekspresi datar seperti biasanya. Bukannya dia tidak suka digoda seperti ini. Bima hanya sedang mengontrol detak jantungnya yang tidak tahu kenapa seperti berusaha untuk lepas dari tempatnya.

Keyra yang melihat ekspresi Bima seperti tidak nyaman langsung saja menyuruh Darren untuk diam.

"Kak apaan sih. Udah de...."

"Belum." Bima memotong dialog Keyra.

Keyra yang mendengar itu langsung menoleh ke arah Bima dengan membulatkan kedua matanya. Kini dirinya yang dibuat mati gaya oleh makhluk es itu.

Disisi lain, Darren tersenyum penuh arti kepada Bima dan Keyra, sehingga dapat memperlihatkan lesung pipitnya yang dalam.

"Oh jadi masih pedekate nih? Oke oke." Darren mengangguk-angguk sambil tersenyum seolah paham dengan maksud Bima.

"Ehm gue keluar sebentar mau nebus obatnya Key." Kata Bima sambil bergegas keluar dari kamar Keyra, meninggalkan sepasang kakak beradik itu. Darren hanya bisa tertawa melihat tingkah Bima yang seperti kucing ketahuan mencuri ikan.

Keyra masih saja bengong menatap kursi kosong di sebelah ranjangnya yang tadi ditempati oleh Bima.

"Kak, tadi Kak Bima bilang apa?"

BETTER WITH YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang