Chapter 49

2.1K 197 15
                                    

Kedua perempuan itu sedang berdiri dan duduk di samping ranjang tempat Keyra yang masih enggan untuk membuka matanya. Kalau dihitung, hari ini adalah hari ke-lima ia terlelap dalam tidurnya, seakan terlalu lelah untuk sekedar membuka mata.

Mulai kemarin, Keyra sudah boleh di pindahkan di kamar biasa karena kondisi Keyra yang sudah dinilai membaik walaupun gadis itu masih enggan untuk membuka matanya. Hal itu dapat dilihat pada beberapa selang yang membantunya selama tiga hari pada masa pengobatan intensif sudah bisa dilepas, namun ia masih tetap dalam pengawasan dokter.

Perempuan itu memegang tangan sahabatnya yang sedang tertidur dengan lembut. "Kapan lo bangunnya sih, Key?"

"Kita kangen banget sama lo tau nggak." Ucap sahabat Keyra yang sedang berdiri di samping kanan ranjang Keyra.

"Gisty? Shella? Kapan kalian berdua dateng?" Tanya Bima ketika keluar dari kamar mandi dan melihat dua sahabat pacarnya itu sedang berbincang dengan Keyra yang sedang memejamkan matanya.

"Barusan." Jawab Gisty singkat.

Bima mengangguk lalu menaruh tubuhnya di sofa panjang yang ada di ruangan itu. Gisty menaikkan satu alisnya ketika melihat sahabatnya itu memilin kepalanya pelan. Gadis itu lalu berjalan mendekati Bima dan duduk di samping lelaki itu.

"Lo sakit?" Tanya Gisty khawatir.

Bima menggelengkan kepalanya dua kali sebagai jawaban.

"Tapi muka lo pucet gitu, Bim."

"Cuma pusing doang, nanti juga hilang."

Gisty menghela napasnya pelan. "Lo perlu istirahat, Bim."

"Gue baik-baik aja, Gis."

"Tapi menurut gue, lo lagi nggak baik-baik aja." Ucap gadis itu penuh penekanan. Gisty sedikit khawatir ketika melihat wajah Bima yang lusuh dan pucat seperti ini. Yang dilihatnya sekarang seperti bukan Bima yang ia kenal biasanya.

"Kapan terakhir kali lo makan?"

Bima kini menoleh pada si pemberi pertanyaan dengan wajah seperti maling yang ketahuan mencuri. Gisty memang terlalu mengenalnya lebih dari dirinya sendiri.

"Gue tau lo lagi sedih karena Keyra, tapi lo juga jangan nyiksa diri lo kayak gini, Bim."

"Ikut gue sekarang!" Gisty menarik tangan Bima kasar dan lelaki itu pun hanya menurut saja. Dirinya sedang tidak berminat dan tidak memiliki tenaga untuk meladeni Gisty yang sedang mengomel.

"Shel, gue sama Bima nyari sarapan bentar ya. Lo jagain Keyra sendirian gak apa-apa kan?" Tanya Gisty pada sahabatnya yang kini sedang meletakkan kepalanya di samping ranjang Keyra sambil memainkan jari-jari Keyra yang lentik.

"Oke, asal gue juga dibeliin nasi goreng telor dadar ya. Gak pedes."

"Oke." Setelah itu Gisty dan Bima pergi dari kamar rawat inap Keyra.

****

Aula besar yang ada di dalam gedung perusahaan Arsena Group itu kini terlihat dipadati oleh banyak orang terutama wartawan dari berbagai media, baik media cetak maupun media elektronik.

Kilatan flash dan suara bidikan kamera itu kini semakin jelas terdengar ketika seorang lelaki paruh baya terlihat menaiki panggung dan berdiri pada podium yang memang sudah dipersiapkan.

Hari ini, Arsena Group akan melaksanakan konferensi pers mengenai kejadian yang menjadi trending topic beberapa hari ini. Kabar penculikan yang dilakukan Angga cs pada Keyra kini sudah tersebar luas di seluruh penjuru Indonesia, bahkan beberapa media asing pun juga terlihat ikut memberitakan berita penculikan anak bungsu dari keluarga Arsena tersebut.

BETTER WITH YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang