chapter 20

2.8K 229 24
                                    

Risyad melipat kedua tangannya didepan dada bidangnya dan menyederkan tubuhnya di penyangga bangku berwarna hitam, sembari masih menatap lelaki di depannya dengan tatapan sulit diartikan. Terlihat ada sedikit tatapan benci yang dia tampakkan untuk lelaki di depannya ini.

"Kerja gih, ngapain liatin gue? Homo lo?" Ucap lelaki itu jengah dengan Risyad yang sedari tadi menatapnya tanpa mengeluarkan sepatah kata pun.

"Gue bosnya, terserah gue lah." Balas Risyad enteng.

Lelaki di depannya mengangguk paham dan sedikit mencibir Risyad karena sifatnya yang angkuh menurutnya.

"Ryoki Arkarendra." 

Lelaki itu menegakkan kepalanya melihat Risyad yang memanggil namanya. Dilihatnya Risyad yang sedang tersenyum miring sambil masih menatapnya.

"Apa tujuan lo balik ke Indonesia?" Tanya Risyad tajam.

Lelaki yang bernama Ryoki itu hanya menjawabnya dengan senyuman sinis. Bertemu dengan sahabat mantan kekasihnya hari ini sedikit membuat mood baiknya runtuh seketika. Dan mungkin mulai sekarang dia bersumpah untuk tidak akan datang ke cafe ini lagi.

Ryoki berdiri dari bangkunya, mengambil Iced Decaf Coffee Caramel yang masih setengah, lalu membawanya pergi menjauh dari hadapan Risyad. Dirinya benar-benar malas untuk menanggapi si pemilik cafe itu.

Risyad pun hanya bisa melihat kepergian mantan dari sahabatnya itu tanpa ingin mencegahnya. Lebih cepat dia pergi dari hadapannya lebih baik. Karena dia tidak perlu menahan emosinya lagi yang sedari tadi ingin meledak.

Mata Risyad membulat sempurna saat melihat Ryoki mematung di tempat ketika seorang perempuan memasuki cafe nya, membuat Risyad otomatis langsung menegakkan badannya dan menggampiri mereka.

Ryoki sedikit terkejut dengan kedatangan gadis itu, namun selang beberapa detik dia langsung bisa mengulaskan senyum dibibirnya. "Hai Gis, it's been a while, right?"

Gisty, perempuan yang membuat Ryoki mematung di tempat, menatap lelaki itu dengan tatapan benci. Dia tidak menjawab sama sekali sapaan dari Ryoki.

Teman-temannya yang berdiri di belakangnya mendadak kepo dengan apa yang membuat Gisty berdiam di depan pintu.

"Ryoki?" Tanya Shella entah kepada siapa. Tentu saja dirinya pun juga kaget dengan munculnya lelaki itu.

"Hi, little girl, wow, you look prettier now!" Sapa Ryoki pada Shella dan langsung mendapat tatapan tajam dari Ghani.

"Ups! Ada cowoknya ternyata." Ucap Ryoki dengan nada yang terdengar menyebalkan untuk menjawab tatapan tajam dari Ghani.

Ghani pun juga sedikit kaget dengan sosok lelaki itu, namun dia tetap bisa mengendalikan air mukanya untuk tetap tenang.

Ryoki yang merasa mendapat tatapan tidak enak dari mereka sedikit menggaruk pelipis matanya yang tiba-tiba terasa gatal.

"Wah, banyak yang pengen gue omongin sama lo dan Shella sih, tapi kayaknya sekarang bukan waktu yang pas ya." Ucapnya sambil mengedarkan pandangan pada gerombolan manusia yang berdiri di belakang Gisty.

"Gue cabut deh. See ya bae." Lanjut Ryoki melewati Gisty setelah mengelus singkat puncak kepala gadis itu, membuat Risyad sedikit menggeram di tempatnya yang berdiri tepat di belakang Ryoki.

Sandy dan Ardhio menatap Ryoki sedikit bingung. Ada apa dengan lelaki itu? Mungkin begitu batin mereka bertanya.

****

Ryoki berjalan menuju tempat dimana dirinya memarkirkan mobilnya. Dia memarkirkan mobilnya di seberang cafe Risyad, sedikit agak jauh dua ratus meter dari cafe itu. Saat dia akan mengeluarkan kunci mobilnya, secara tak sengaja matanya menangkap sosok seorang gadis yang telah memiliki tempat khusus di hatinya, sedang turun dari mobil sport berwarna putih.

BETTER WITH YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang