Chapter 21

2.5K 212 21
                                    

Keyra dan Bima menikmati jingganya langit sore mereka dengan salah satu tangan yang saling bertaut satu sama lain, menggenggam erat seakan menyampaikan rasa sayang melalui jari-jari tangan mereka. Sederhana memang, tapi itu tetap terasa romantis, bukan?

Baru beberapa puluh langkah mereka berjalan. Tubuh keduanya sedikit dikagetkan dengan keluarnya seorang laki-laki dan seorang perempuan dari butik kebaya yang ada di Jalan Pemuda, cukup terkenal dan terlihat mewah tentunya.

Mata Keyra membulat sempurna saat melihat kakaknya bersama dengan seorang perempuan yang setahunya adalah mantan dari kekasihnya. Darren dan Rheina pun juga sedikit kaget karena berpapasan dengan Keyra dan Bima. Sorot mata Bima yang biasanya memang tajam, kini menatap lebih tajam ke kedua pasangan itu. 

"Keyra? Bima?" Tanya Darren sesaat setelah sadar dari rasa kaget kecilnya tadi. 

Keyra hanya bisa tersenyum kikuk menjawab sapaan tanya dari kakaknya itu. Gadis itu spontan ingin melepaskan tangannya yang digenggam oleh Bima saat mata coklat kakaknya mengarah pada kedua tangan yang saling bertaut.

Namun, belum sempat ia menarik tangannya. Bima sudah menggenggamnya sangat erat seakan ingin menunjukkan kepada dua orang di depannya bahwa Keyra adalah kekasihnya. Miliknya.

Rheina yang melihat itu hanya bisa tersenyum miris. Entah kenapa kedua matanya kini terasa memanas dan siap untuk menumpahkan air yang sekarang tertahan di kedua pelupuk matanya. Perempuan itu membuang muka. Ia perlu mengontrol emosinya agar tidak menangis di depan calon suaminya dan sepasang kekasih di depannya.

"Emm, kalian, pa...caran?" Tanya Darren dengan sorot mata yang menilisik.

Bima yang mendengar pertanyaan Darren mengangguk pasti sebagai jawaban. Tanpa beban sedikit pun. Tanpa peduli ada perempuan yang sakit karena pengakuan dia barusan.

"Wah lo nggak cerita ke gue Key." Ucap Darren sambil membulatkan matanya.

"Lo nggak tanya." Balas Keyra enteng.

"Kan gue nggak tau." 

"Ish yaudah sih." Darren tertawa pelan mendengar jawaban tak acuh dari adik perempuannya itu.

Mata Keyra beralih ke perempuan di yang sedari tadi diam dan membuang muka ke arah lain. Perempuan yang pernah ada di hari-hari kekasihnya dulu. Perempuan yang beberapa hari lalu membuatnya penasaran ingin mengetahui cerita kekasihnya dan perempuan itu saat bersama dulu.

"Abis ngapain kak? Kok keluar dari butik langganan mamah?" Tanya Keyra sambil melihat butik mewah di samping kirinya. 

Ya, sebenarnya hanya basa basi sih, agar tidak terasa canggung. Karena kalian tau? Suasana semakin terasa canggung ketika langit sudah mulai beranjak gelap

Darren sedikit bingung menjawab pertanyaan adik semata wayangnya itu. Sebenarnya, dia cukup bilang kalau dia sedang fitting baju pengantin saja sudah berhasil membuat rasa penasaran gadis itu hilang. Namun masalahnya, adiknya itu belum tahu mengenai rencana perjodohan konyol itu, apalagi pernikahan dirinya dengan Rheina. Dan Darren pun merasa sekarang bukanlah waktu yang tepat untuk memberi tahu hal itu, mengingat calon istrinya memiliki cerita masa lalu bersama pacar adiknya itu.

"Oh, itu, lagi nganter temen cari kebaya." Jawabnya sedikit canggung. Terlihat dari gerak gerik Darren yang menggaruk tengkuk putihnya.

"Ya kan, Rhei?" Rheina yang mendengar pertanyaan dari Darren hanya mengangguk dengan senyum yang dipaksakan. Tanpa sepatah kata pun terucap.

Keyra hanya mengangguk mengerti sebagai jawaban. Dirinya tidak ingin bertanya lebih, bahkan mengurungkan niatnya untuk berkenalan dengan perempuan yang berdiri di samping kakaknya itu, karena Keyra tahu, perempuan itu sedang mengontrol emosinya sekarang.

BETTER WITH YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang