Chapter 22

2.3K 195 19
                                    

Keyra kini berada di depan sebuah rumah besar yang berada di perumahan elite di tengah kota. Dirinya memencet bel berkali-kali secara anarkis, menunjukkan dirinya tidak sabar untuk memasuki rumah tersebut.

"Bener-bener deh Pak Jaka kemana sih. Gak dibuka-bukain dari tadi." Sungut Keyra sambil masih memencet bel berwarna putih itu.

GREEEEKKK

Gerbang besar berwarna hitam di depannya terbuka sedikit -hanya selebar tubuh satu orang- secara otomatis saat seorang satpam memencet tombol untuk membuka gerbang tersebut.
Tanpa menunggu lama Keyra pun langsung melangkahkan kakinya masuk. 

"Lama banget bukanya sih pak." Gerutu Keyra pada satpam penjaga.

"Eh non Keyra, maaf non. Tadi saya kebelet, jadinya agak lama bukainnya, mang Kasep juga lagi bantu Bi Rini di belakang,"

"Maaf ya non Keyra."

Keyra menggangguk paham. Seketika wajahnya yang tadi ditekuk berubah menjadi senyuman manis. Gadis itu memang tidak bisa marah pada lelaki berusia empat puluh tahunan yang menggunakan seragam berwarna biru tua itu.

"Nggak apa-apa Pak. Keyra aja yang nggak sabaran, maaf ya." Ucap Keyra tulus sambil mencium punggung tangan Pak Jaka, membuat beliau sedikit kaget dicium tangannya oleh Keyra. Padahal itu bukan yang pertama kali Keyra mencium tangannya. 

Saat pulang ke rumah, Keyra memang selalu mencium punggung tangan semua orang yang lebih tua darinya, seperti orang tuanya, kakaknya -kadang-kadang kalau lagi dalam mood yang baik- dan beberapa pekerja asisten rumah tangga yang tinggal di rumahnya. Salah satunya ya Pak Jaka ini.

"Non masih aja cium tangan saya, kan saya...."

"Cuma satpam?" Potong Keyra pada dialog yang akan keluar dari mulut Pak Jaka.

"Emang kenapa sih kalo satpam? Mamah kan juga ngajarin Keyra buat sopan ke orang yang lebih tua dan menghormati yang lebih muda."

"Pak Jaka yang sangat Keyra sayangi. Kita semua ini keluarga, semua yang udah masuk dan ada di rumah ini adalah keluarga, Pak, jadi nggak ada tuh yang dibeda-bedain." Jelas Keyra panjang kali lebar kali tinggi.

Pak Jaka tersenyum senang mendengar kalimat yang keluar dari mulut Keyra. Dirinya sangat merindukan anak bungsu dari keluarga Arsena ini.

"Yaudah, Key masuk dulu ya pak." Ucap Keyra sembari melangkahkan kakinya meninggalkan pos satpam, tempat pak Jaka berdiri, setelah mendapat anggukan ijin dari Pak Jaka.

****

Keyra membuka pintu rumahnya yang besar dan tinggi. Aroma dan wangi rumahnya yang sangat khas benar-benar membuat mood nya semakin baik hari ini.

Hari ini, Nadya meminta Keyra untuk pulang ke rumah karena sang ibu ingin memperkenalkan dirinya dengan calon istri kakaknya. Dirinya yang sangat penasaran bagaimana rupa calon istri kakaknya dan Keyra merasa dia harus andil dalam pemilihan calon istri seorang pewaris utama di keluarga Arsena itu, membuat Keyra langsung menuju ke rumahnya setelah selesai kelas pagi tadi.

"Assalamualaikum!" Teriak Keyra dari ruang tengah.

"Waalaikumsalam." Terdengar jawaban dari arah dapur dan Keyra sangat hapal suara siapa itu.

Keyra berlari kecil ke arah dapur untuk menemui sang ibu yang sangat ia rindukan.

"Ma...mah..." Mata Keyra membulat sempurna saat melihat seorang wanita yang sedang membantu ibunya menyiapkan makanan di dapur.

Wanita itu pun juga sedikit terkejut dengan datangnya Keyra, namun dia sudah mempersiapkan mentalnya dari kemarin untuk bertemu dengan kekasih mantannya hari ini. Ya, Rheina sudah tahu kalau Keyra adalah adik dari calon suaminya karena pertemuan mereka kemarin.

BETTER WITH YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang