Suatu hari nanti, saat kamu mendengar seseorang menyebut namaku, aku harap kamu mengingatku baik-baik, sebagai seseorang yang pernah mencintaimu dengan begitu dalam. Sebagai seseorang yang juga pernah membuatmu merasa begitu yakin untuk dipatahkan.
Suatu hari nanti, aku tidak ingin mendengar rentetan kalimat penyesalan keluar dari mulutmu saat kamu menyadari, bahwa ada cinta yang dipaksa mati bersama langkahmu yang tak kembali.
Suatu hari nanti, aku tak ingin langkahmu memelan hanya untuk menoleh lagi. Setelah aku kamu paksa untuk berhenti dan tak kamu temui aku di belakangmu, aku harap kamu terus berjalan lurus. Menyambut kebahagiaan barumu, setelah bahagiaku kau hempas begitu saja.
Suatu hari nanti, saat kamu mendapatiku berdiri di antara keramaian, aku harap hatimu telah didamaikan. Begitu pula dengan hatiku yang semoga mampu disembuhkan. Hingga aku tak perlu lagi mengejar. Hingga kamu tak perlu bersusah untuk menghindar.
Aku harap pada hari-hari dimana memorimu memutar segalanya tentangku, kamu akan merasakan bahwa kamu pernah begitu berharga bagi seseorang. Hatimu menghangat, hanya dengan mengingat bahwa ada yang pernah bertahan di sela keletihanmu. Menunggumu menjadikan 'rumah' untuk segala kepenatanmu. Hingga kamu sadar, bahwa seseorang itu adalah orang yang kamu sayat berulang kali tanpa kecuali.
Dan ketika hari itu terjadi, aku harap dalam pengandaianmu sekalipun, kamu tak akan memintaku untuk kembali.
Kota K, 12 Agustus 2018
KAMU SEDANG MEMBACA
Memoar
Poetry[CERITA TIDAK DI PRIVATE] Mari ke sini, biar ku ceritakan bagaimana masa laluku bekerja sampai saat ini. Bagaimana luka setiap hari menyertai bahagia yang baru akan ku nikmati. Tidak masalah, akan ku jalani setiap resah pada rindu yang meminta sudah...