Yang Terindah

49 2 0
                                    

Untuk kali ini, aku berhenti menyangkal tentang rasa yang berulang kali ku sembunyikan.
Tak ingin berucap lupa jika sejatinya cinta itu masih ada.
Tak ingin berpamer bahagia jika nyatanya kecewa itu tetap ada, tertutup senyum kepalsuan, merintih pada kesepian.

Saat kenangan tersibak dalam benak, sejauh apapun jarak, retak masih jelas ku rasakan. Tak berkurang, tak jarang luka itu kian nyalang.

Kamu masih menjadi satu-satunya alasanku tak ingin pulang dan selalu bertualang. Walau yang ku temukan hanyalah lalu-lalangmu yang tak mengizinkanku menjadi tempatmu menemukan akhir.

Tidak apa, sampai saat ini kamu masih menjadi yang terindah walau bagimu, rasamu tak akan menjadi pernah. Iya, untukku.
Tidak apa, sepenuhnya aku telah mengikhlaskanmu bersama pilihanmu yang jauh lebih baik walaupun belum sempurna ku hapus segala rasa.

Tapi tak perlu khawatir, perasaanku tak akan lagi mengganggumu. Biarlah aku yang mengurusnya, sebab aku yang memuingkannya, dengan berharap pada kamu yang kutahu tak akan pernah menyambutnya.

Biarkan apa yang telah berjalan, bermuara perlahan-lahan. Jangan meminta untuk mengenyahkan segala perjuangan, jangan memaksa untuk berlari secepat kedipan mata.
Karena menerima kenyataan dengan lapang dada, tak semudah yang kamu kira.

Aku berjanji rasaku tak akan membebanimu lagi, aku berjanji rasaku sepenuhnya akan ku simpan seorang diri.

Jangan menjadi jahat hanya karena rasaku yang tak pernah kamu lihat.
Setidaknya, tetaplah menjadi seseorang yang berarti sampai rasa itu seutuhnya mati, tanpa perlu menyakiti lebih dari ini.

Kota K, 2 April 2018

MemoarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang