Alana POV
Yeay, hari ini ke Spore bareng Davin, ahay.
"Aduh anak bunda mau kemana sih, cantik bener" kata bunda gue sambil mengelus rambut gue.
"Mau ikut Davin ke Spore, boleh ya, ya, ya" rengek gue sambil memegang tangan bunda gue.
"Aduh, apa sih yang ngga buat kamu"
Gue mengangguk sambil tersenyum.
"Eh, tapi bun, ayah masih di Spore atau udah ke yang lain?" Tanya gue.
"Ayah kamu udah di Riyadh sayang, kenapa? Kangen ya?" Tanya bunda.
Gue mengangguk sambil menyeret koper gue.
Kebiasaan ayah gue, pulang cuman 6 bulan sekali, itu pun kalau inget, kalau ngga inget, setaun sekali, pas lebaran.
"Jangan marah ke ayah ya, nanti kita ke ayah mau? Atau kita suruh ayah pulang okay" kata bunda gue sambil membantu gue membawa koper.
"OKAY! ya udah bun aku ke garasinya, dah bunda, love you" teriak gue dan langsung mencium pipi bunda gue.
Gue langsung menuju garasi, ya, tepatnya mau masukin koper ke mobil Davin, kalau Davinnya palingan lagi di kamar bunda, lagi manja-manjaan paling, kebiasaan Davin.
DAG!
Aduh, gue kekencengan ya nutup pintunya, aduh takut di marahin Davin.
"Nutup pintu pelan-pelan, udah berapa kali aku bilang" kata Davin tiba-tiba, dengan datar tapi auranya ga enak.
"Ya maaf, jadi? Sekarang mau ke bengkel dulu?" Tanya gue pasrah.
Kebiasaan Davin juga kalau mobilnya lecet dikit langsung di bawa ke bengkel, padahal kan ada asuransi, ga ngerti lagi gimana cara pikir dia.
Dia mengangguk sambil menancap gas.
Dia berkali lipat menaikkan kecepatan, ya, berhubung masih jam 6, dan kita ngejar check in di bandara, ohiya satu lagi, kita harus ke bengkel langganan Davin dulu.
Sesampainya di bengekel gue ngunggu di dalem mobil.
"Eh, Vin, apanya lagi yang rusak" kata si pemilik bengekel, ya, sebenernya bengkelnya belum buka, tapi karena Davin kenal sama pemiliknya, jadilah tadi dia meminta pemiliknya untuk mengecek mobilnya.
"Tadi pintunya di banting, tolong liatin ada yang lecet ga?" Tanya Davin sembari menunjuk pintu gue.
Pemilik bengkel yang mungkin ini bengekel mahal, tapi tumben Davin mau buang-buang uang hanya untuk mengecek mobilnya lecet atau ngga.
Pemilik bengkel itupun memanggil bawahannya yang sudah membawa peralatan, dia mengecek setiap sisi mobil.
"Clear, bos, ga ada yang lecet, ya palingan ada yang jail aja gores dikit lah, atau mau di poles?" Tanya si pegawainya.
"Boleh, tapi saya minta 3 menit selesai, saya tambah bayarannya" ucap Davin sembari melihat goresan.
Ribet amat sih jadi cowo macem Davin, cuman gores dikit, di poles, heran gue.
Davin masuk ke mobil dan memasang seat beltnya.
"Ada yang rusak Vin?" Tanya gue.
"Tadi kamu denger kan? Kalau udah tau jangan nanya, lagi kesel, diem" katanya ketus sambil melepas kacamatanya dan memijat batang hidungnya.
Elah, dimarahin lagi dah gue, cuman gores dikit aja di bawa pusing, heran.
Yang memopea pun mengetuk kaca Davin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Changed Me
Teen FictionSebelumnya Klise kalau cuman karena gue, sahabat gue bisa berubah drastis, okay emang itu janji, tapi tidak sampai membuat perubahan besar. -Alana Gue berubah demi dia, jangan tanya kenapa, gue dengan senang hati nepatin janji gue. -Davin Sesudahnya...